- Nasional
MENGURAI KIAT MENCAGAR SEHAT
Perkembangan Industri Sehat yang Tak Pernah Rehat
05 Agustus 2019 , 19:36

Oleh Novelia, M.Si*
Nikmat sehat merupakan hal yang kerap diabaikan oleh manusia. Kalimat tersebut rasanya bukan hal yang asing terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sakit, barulah banyak yang menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan. Barulah saat kesehatan terganggu, saat itu pulalah berbagai pelayanan kesehatan menjadi hal yang sangat esensial bagi penderitanya.
Melihat secara lebih makro, pembangunan nasional yang dicita-citakan dan sedang gencar dilakukan tentunya juga tidak lepas dari pemeliharaan kualitas kesehatan masyarakatnya. Berbagai kejadian luar biasa dan penyakit mematikan membutuhkan perhatian khusus untuk dicermati dan dicari penanggulangannya demi menjaga ketersediaan potensi sumber daya manusia. Karena itulah industri kesehatan tidak bisa jadi hal yang dipandang sebelah mata.
Pemerintah nyatanya cukup menyadari pentingnya penyediaan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hal itulah yang terlihat dari peningkatan proporsi berbagai pelayanan kesehatan di Indonesia secara berkelanjutan. Data yang terhimpun dari laporan Profil Kesehatan 2018 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019) menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan dari jumlah puskesmas dan rumah sakit umum di Indonesia, setidaknya selama lima tahun terakhir.
Pada 2014, jumlah puskesmas mencapai 9.731 unit di seluruh Indonesia. Jumlah itu terus mengalami peningkatan hingga mencapai 9.993 unit pada 2018. Perkembangan jumlah pelayanan juga ditunjukkan oleh peningkatan ketersediaan rumah sakit umum dalam skala nasional. Ketersediaan rumah sakit umum yang pada 2014 hanya mencapai 1.855 unit meningkat menjadi 2.269 unit selama empat tahun setelahnya.
Agak berbeda dengan ketersediaan puskesmas dan rumah sakit umum yang terus meningkat dalam lima tahun terakhir, meski terlihat cukup stabil, rumah sakit khusus sempat mengalami fluktuasi jumlah unit. Pada 2015, jumlah rumah sakit khusus mengalami penurunan menjadi 537 unit dari 551 unit pada 2014. Namun, jumlah tersebut kemudian bertambah pada dua tahun setelahnya menjadi 556 unit pada 2016 dan 578 unit pada 2017. Sayangnya, jumlahnya kembali mengalami penurunan menjadi 544 pada 2018.
Tidak hanya pelayanan yang menjadi penting dalam pemeliharaan kesehatan nasional, tetapi juga sumber daya manusia yang diperlukan yang dalam hal ini meliputi dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis. Pada 2018, tenaga medis di Indonesia berjumlah 110.040 orang. Dari jumlah tersebut, tenaga medis terbanyak adalah dokter, yakni sebanyak 56.084 orang. Sementara itu, jumlah dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis masing-masing sebanyak 37.544 orang, 13.781 orang, dan 2.631 orang (Kementerian Kesehatan, 2019).
Menyehatkan dengan Teknologi
Sama seperti media massa maupun beberapa industri lainnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami kemajuan turut memengaruhi perkembangan industri kesehatan. Pemanfaatan pelbagai gawai mulai dilakukan berbagai pelayanan dan jasa kesehatan. Pemesanan layanan hingga pendataan pasien tidak lagi dilakukan secara manual, namun telah berbasis digital.
Era digital menciptakan kebiasaaan yang membuat masyarakat mulai menggantungkan kebutuhan akan informasi kepada mesin pencari di internet. Informasi kesehatan pun sama halnya. Untuk mendapatkan pengetahuan terkait penyakit tertentu, misalnya, ada berbagai platform dan situs kesehatan yang kini dapat memberikan jawaban tanpa sang penanya harus mengonsultasikannya secara langsung kepada dokter ahli. Alhasil, penghematan dalam segi biaya maupun tenaga dapat dilakukan masyarakat.
Pergeseran layanan—baik sekadar informasi maupun pemesanan—inilah yang kemudian mengundang para pengembang lokal untuk melahirkan berbagai perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang kesehatan. Pada 2016, Daily Social mencatat setidaknya ada 17 perusahaan rintisan yang memiliki kemampuan menyediakan layanan dan aplikasi kesehatan berbasis digital kepada masyarakat pengguna internet. Berbagai perusahaan rintisan tersebut adalah Dokter.id, Doktermana, DokterSehat, Doktersiaga, HaloDoc, HaiDokter, KlikDokter, Konsula, Lokadok, Medico, Mediku, MedisMap, Ovula, Pasienia, ProSehat, Stetoskoop, dan TanyaDok (Eka, 2016).
Melalui situs dan aplikasi yang digarap perusahaan-perusahaan rintisan di atas, tersedia berbagai layanan di bidang kesehatan bagi masyarakat, mulai dari layanan reservasi, informasi, hingga direktori dokter. Beberapa di antaranya bahkan juga menyediakan inovasi baru lainnya yang siap jadi andalan memenuhi kebutuhan medis warga internet. Situs-situs tersebut pada umumnya juga menggaet beberapa ahli yang mumpuni, yang mampu menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan para pengunjung serta memaparkan berbagai informasi seputar kesehatan.
Tak hanya layanan platform yang digarap berbagai perusahaan perintis, media sosial juga jadi salah satu faktor yang turut memengaruhi masyarakat dalam bidang kesehatan. Pasalnya, media sosial dihuni oleh orang-orang dengan profesi yang beragam dan kerap digunakan untuk membagikan berbagai pengetahuan dari sudut pandang masing-masing. Kebiasaan ini dilakukan tak terkecuali oleh para tenaga medis.
Beberapa dokter di media sosial Twitter, misalnya, kerap membagikan berbagai tips kesehatan kepada pengikutnya (followers) melalui fitur thread atau twit bersambung. Fenomena ini sangat menguntungkan bagi para pengguna internet; tanpa ongkos pergi dan biaya untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan tertentu, informasi dapat diraih.
Bagaimanapun, terdapat dilema terkait segala informasi yang didapatkan melalui media sosial, apalagi terkait kesehatan yang efeknya dapat langsung dirasakan tubuh apabila disalahpahami. Salah memercayai rangkaian twit salah satu pengguna yang mengaku ahli di bidang kesehatan, bisa jadi malahan mengancam kesehatan diri sendiri. Tetap saja penting melakukan validasi atas apa yang dibagikan setiap pengguna media sosial, bahkan termasuk mereka yang mengaku memiliki kapabilitas di bidang terkait, dalam hal ini kesehatan.
Ekstensi Pasar Hidup Sehat
Masih bicara internet dan media sosial, industri kesehatan kini berkembang melampaui sekadar pelayanan. Demi menjaga kesehatan, masyarakat mulai sadar perlunya gaya hidup yang mendukung. Hubungannya dengan internet? Mulai hadir berbagai komunitas pengusung gaya hidup sehat yang memamerkan eksistensinya di media sosial. Salah satunya adalah gerakan Pertemanan Sehat.
Linimasa akun instagram @pertemanansehat. ig:@pertemanansehat
Pertemanan Sehat mulai aktif di media sosial Instagram sejak awal 2016 dengan nama akun yang sama, @pertemanansehat. Masih aktif, dengan acuan unggahan terakhir pada 16 Juni 2019, akun ini mengunggah kegiatan-kegiatan olahraga dengan menggaet beberapa selebritas ternama sebagai modelnya, sebut saja Adinia Wirasti, Dian Sastrowardoyo, dan Tara Basro. Melalui tagar #pertemanansehat dan sebuah tagar tambahan, #jangankasihkendor, komunitas ini berhasil menyebarluaskan ajakan untuk hidup sehat dengan rutin berolahraga dan menjadikannya gaya hidup.
Selain ramai menjadi tren di internet, gaya hidup menjaga kesehatan juga terlihat dari kemunculan berbagai tempat yang menyediakan sarana olahraga di kota-kota besar. Mulai dari pusat kebugaran yang memfasilitasi dengan berbagai alat kebugaran, seperti treadmill dan halter, hingga kelas-kelas olahraga seperti dance dan jenis pertahanan diri (muay thai dan taekwondo). Dengan membayarkan sejumlah biaya tertentu, pelanggan berhak mendapat pengajaran dari para instruktur di lokasi.
Kegiatan olahraga menjadi sebuah gaya hidup baru sehingga pada akhirnya membuka kesempatan pula bagi bisnis perlengkapan olahraga. Berbagai alat akhirnya menjadi hal yang seolah wajib dimiliki para pejuang sehat. Sebagai contoh, untuk melakukan jogging saja, kini beberapa kelompok masyarakat belum merasa lengkap apabila belum mengenakan smart watch atau smart shoes.
Tak hanya kegiatan olahraga, kesadaran akan perlunya hidup sehat juga membuat masyarakat lebih berhati-hati dengan segala hal yang dikonsumsinya. Alhasil, bisnis makanan dan minuman pun turut meramaikan perkembangan industri kesehatan. Dari segi makanan, banyak hadir berbagai katering sehat dengan berbagai pilihan menu diet. Umumnya, bisnis katering sehat ini dapat diakses dan dipesan melalui berbagai platform media sosial oleh para pelanggannya.
Tak hanya makanan, minuman pun menjadi jenis produk dikembangkan bersama industri kesehatan. Kemunculan berbagai bisnis jus maupun minuman bervitamin yang mengklaim diri membantu menjaga kesehatan adalah buktinya. Dengan kandungan buah dan sayur, pelbagai minuman dikemas dalam bentuk yang menarik pun dipasarkan dengan berbagai iklan yang memancing audiens untuk mengikuti gaya hidup sehat. Mulai dari kelas olahraga hingga makanan dan minuman, upaya untuk memiliki tubuh sehat kini menjelma jadi gaya hidup.
Menengok yang Masih Bermasalah
Perkembangan industri kesehatan memang terlihat jelas di depan mata. Perkembangan teknologi yang membawa masyarakat pada era digital membawa efek yang tak terelakkan bagi semua bidang kehidupan, termasuk juga industri ini. Pelayanan kesehatan mulai merayakan zaman baru yang lebih canggih dalam menyediakan kebutuhan bagi mereka yang membutuhkan.
Kesadaran masyarakat pun mulai terbuka tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh. Lahir berbagai komunitas dan dibukanya kelas-kelas olahraga membuktikannya. Tak cukup sampai di situ, bisnis makanan dan minuman sehat juga ikut turun tangan. Dengan berbagai perkembangan tersebut, masih ada pula beberapa hal yang menjadi masalah. Masih banyak pula yang harus dievaluasi industri ini di lingkup nasional.
Pelaksanaan BPJS Kesehatan dan Kartu Indonesia Sehat, misalnya, masih kerap diprotes masyarakat. Begitu juga dengan tarung tak berkesudahan antara industri rokok dan industri farmasi. Belum lagi, berbagai kasus malpraktik, limbah medis yang melimpah, hingga adanya fenomena obat palsu. Isu pengembangan wisata sehat di Lombok yang telah banyak menggaung pun perlu mendapat tindak lanjut.
Pemerintah masih perlu membenahi berbagai hal dalam industri kesehatan. Namun, tentunya kesadaran masyarakat akan hidup sehat dapat sangat meringankan kemajuan sektor kesehatan ini. Perkembangan yang positif perlu terus dilanjutkan, tentunya juga dengan mengawasi berbagai ancaman yang mungkin hadir. Pendampingan terhadap industri ini akhirnya tetap jadi tanggung jawab bersama: masyarakat dan pemerintah.
*) Peneliti Muda Visi Teliti Saksama
Referensi:
Eka, Randi. "Daftar Startup Indonesia di Bidang Kesehatan". Diakses pada 5 Agustus 2019 dari https://dailysocial.id/post/daftar-startup-indonesia-di-bidang-kesehatan.
Kementerian Kesehatan. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Pertemanan Sehat. n.d. Instagram: Pertemanan Sehat. Diakses pada 5 Agustus 2019 dari https://www.instagram.com/pertemanansehat/.
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN