• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Nasional

Pemerintah Diminta Evaluasi Pola Pengendalian Kebakaran Hutan

Sampai saat ini pencabutan Hak Guna Usaha pada pelaku pembakaran atau penyebab karhutla dalam skala luas masih belum diterapkan
25 November 2020 , 11:07
Ilustrasi karhutla. Relawan pemadam kebakaran melakukan proses pembasahan lahan gambut yang terbakar di wilayah Jalan Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (7/10/2020). ANTARAFOTO/Makna Zaezar
Ilustrasi karhutla. Relawan pemadam kebakaran melakukan proses pembasahan lahan gambut yang terbakar di wilayah Jalan Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (7/10/2020). ANTARAFOTO/Makna Zaezar

JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin, meminta secara khusus kepada pemerintah agar ada evaluasi serta perbaikan pola pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Pasalnya, sudah hampir 5 juta hektare lahan terbakar dari tahun 2015 sampai tahun 2020 ini.

Menurutnya, selama periode lima tahun ini belum ada terobosan signifikan yang dilakukan oleh pemerintah dalam pengendalian kebakaran hutan. Padahal, setiap tahun tren kebakaran hutan selalu meningkat dan terjadi peluasan.

"Mesti ada upaya dan pola yang menjadi andalan pada program pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan agar tidak semakin meluas dan bertambah dari tahun ke tahun," kata Andi Akmal dalam keterangannya, Rabu (25/11).

Ia menambahkan, hukum yang diterapkan juga belum menimbulkan efek jera. Buktinya, masih ada pengulangan kebakaran dari tahun ke tahun. Imbasnya, terjadi kerusakan lingkungan, dadi kualitas tanah dan tanaman, sampai ekosistem satwa liar serta kehidupan manusia yang ikut terganggu.

Untuk itu, ia menilai perlu sebuah tindakan yang efektif dan efisien dari pemerintah. Terlebih, anggaran selalu disediakan untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan. Harapannya setiap tahun bisa muncul progres pengurangan jumlah kebakaran yang signifikan.

“Selama ini, jika sudah terjadi kebakaran besar baru heboh karena mengakibatkan bencana lokal dan mendapat protes negara tetangga akibat asap yang melintas hingga negara lain. Padahal, pencegahan lebih murah dan mudah daripada pemulihan," cetus dia.

Lebih lanjut, Politisi PKS ini juga menyayangkan, hingga saat ini pencabutan Hak Guna Usaha pada pelaku pembakaran atau penyebab kebakaran hutan dan lahan dalam skala luas masih belum diterapkan. Begitu juga potensi denda sekitar Rp5,7 triliun juga masih belum terlaksana dengan baik.

"Padahal, denda tersebut bisa digunakan untuk pemulihan lahan yang kritis akibat deforestasi," tutur Akmal yang juga merupakan anggota Panitia Kerja (Panja) Kebakaran Hutan dan Lahan di Komisi IV DPR ini. (Gisesya Ranggawari)

  • Share:

Baca Juga

Kultura

Kemenparekraf Minta Jaminan Penerbangan Aman

  • 14 Januari 2021 , 15:17
Ekonomi

Pemerintah Dorong Pemenuhan Kebutuhan Haji-Umrah Lewat UMKM

  • 13 Januari 2021 , 20:00
Ekonomi

Pemerintah Komitmen Tingkatkan Akses Listrik Rendah Karbon

  • 13 Januari 2021 , 16:21

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Beton Pertahanan Kesebelasan Indonesia


  • Terbaru

Mencari Kedelai Pengganti Tempe
16 Januari 2021 , 21:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Menparekraf Poles Daya Tarik Desa Wisata Bilebante
16 Januari 2021 , 18:00

Healthy Tourism cocok diterapkan pada Desa Wisata Bilebante

Ada Batu Rusia di Natuna
16 Januari 2021 , 18:00

Batu itu dimaknai sebagai hubungan Indonesia dan Rusia kala itu

Mencari Kedelai Pengganti Tempe
16 Januari 2021 , 21:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Makanan Beku Untuk Kondisi Tak Menentu
15 Januari 2021 , 21:00

Sekitar 60% orang Indonesia lebih banyak ngemil selama pandemi dibandingkan sebelumnya

Upaya Semesta Meredam Kekerdilan
14 Januari 2021 , 21:00

Ibu hamil yang kemungkinan melahirkan anak stunting harus mendapatkan pengawasan ketat

Mendamba Tempe Selalu Di Meja
12 Januari 2021 , 21:00

Kisruh naiknya harga kedelai berulang terjadi. Selama enam tahun terakhir ini kenaikannya pesat

Simalakama Wasit Sepak Bola
11 Januari 2021 , 17:56

Untuk dapat pemasukan, kerja serabutan diandalkan. Perhatian stakeholder utama tak terasa

Dilema Bansos Tunai
09 Januari 2021 , 18:00

Selain tak tepat sasaran, budaya konsumtif penerima juga menjadi masalah

Cuan Yang Terselip di Bisnis Jastip
08 Januari 2021 , 21:00

Jastip bisa jadi usaha sampingan sekaligus upaya untuk membangun jaringan bisnis selanjutnya

  • Fokus
  • Paradigma

Krisis Repetitif Kedelai
15 Januari 2021 , 16:00

Tingkat konsumsi kedelai masyarakat Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,97 kg/kapita/tahun

GAYA HIDUP

Panen Protein Dari Ikan Sendiri
14 Januari 2021 , 13:05

Harga tahu dan tempe tak lagi murah sejak kedelai melangka. Ikan sebagai sumber panganan dengan kandungan protein tinggi jadi alternatif strategis.

KESRA

Bantuan Tunai Dan Pilihan Yang Membuai
11 Januari 2021 , 09:17

Pada dasarnya, apapun pilihan bantuannya, selalu ada risiko hasil tak sesuai dengan tujuan.

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.