• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Megapolitan

Panitia Kurban Diminta Gunakan Wadah Ramah Lingkungan

Bongsang atau besek yang terbuat dari anyaman bambu menjadi beberapa alternatif yang bisa digunakan sebagai wadah pembagian daging kurban
22 Juli 2020 , 08:56
Pedagang besek bambu di Pasar Jatinegara Jakarta Timur menyiapkan besek yang akan dijual sebagai wadah daging hewan kurban. ANTARANews/Muhammad Zulfikar
Pedagang besek bambu di Pasar Jatinegara Jakarta Timur menyiapkan besek yang akan dijual sebagai wadah daging hewan kurban. ANTARANews/Muhammad Zulfikar

JAKARTA – Pemerintah Kota Administratif Jakarta Selatan, mengajak panitia kurban menggunakan wadah ramah lingkungan untuk mendistribusikan daging kepada masyarakat yang membutuhkan. Penggunaan wadah ramah lingkungan ini untuk mendukung larangan penggunaan kantong plastik, seperti diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2019 yang diterapkan per 1 Juli 2020.

“Kami berharap panitia kurban dapat menggunakan wadah-wadah ramah lingkungan," kata Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Marullah Matali dalam sosialisasi tata cara pemilihan, pemotongan hewan dan penanganan daging kurban di masa pandemi covid-19 tingkat Jakarta Selatan, Selasa (21/7).

Beberapa alternatif wadah pengganti plastik yang dimaksudnya, di antaranya adalah bongsang atau besek. "Kami mulai tahun lalu biasa gunakan bongsang, tapi ada yang gunakan besek. Kalau pakai bongsang tidak perlu pengikat lagi," katanya.

Dengan menggunakan bongsang, kata Marullah, panitia kurban cukup menambah menggunakan daun berukur lebar seperti daun jati sebagai pembungkus daging agar tidak tumpah saat dikemas.

"Bongsang efektif sekali dan jarang, anyamannya, gampang untuk dibawa oleh mustahik penerima daging kurban," ujarnya.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, lanjutnya, segera menyosialisasikan penggunaan wadah ramah lingkungan kepada panitia kurban sebelum pelaksanaan Iduladha pada 31 Juli 2020.

"Saya memotivasi semua panitia kurban untuk gunakan wadah ramah lingkungan, bisa bongsang, besek atau wadah ramah lingkungan lain," ucapnya.

Dengan kebijakan ini, kata Marullah menambahkan, pelaksanaan kurban bisa berjalan aman, lancar dan lingkungan terjaga. "Mudah-mudahan lingkungan kita terjaga dan daging kurban bisa terdistribusikan dengan baik," ujarnya.

Berdasarkan data Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kota Jakarta Selatan lokasi pemotongan hewan kurban tahun 2019 berada di 314 lokasi yang tersebar di 10 kecamatan. Adapun jumlah total hewan kurban yang disembelih sebanyak 8.238 ekor, terdiri atas, kambing 5.611 ekor, sapi 1.926 ekor, domba 314 ekor dan kerbau 48 ekor.

Sekadar mengingatkan, pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di masa pandemi covid-19 ini, hanya bisa lakukan di daerah yang sudah berstatus zona hijau atau bebas covid-19. Untuk wilayah yang berstatus zona merah, pelaksanaan penyembelihan hewan kurban bisa dialihkan ke wilayah yang aman dari covid-19.

Penjual hewan kurban memberi makan sapi dagangannya di Jakarta, Rabu (10/7/2019). ANTARAFOTO/Muhammad Adimaja.

 

Lokasi Berizin
Sementara itu, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mengimbau agar masyarakat dapat membeli hewan kurban sehat di tempat-tempat penjualan yang telah mendapat izin dari pemerintah daerah. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementan Syamsul Ma'arif menjelaskan, penjaminan kesehatan hewan kurban ini sangat penting dalam upaya mencegah penularan penyakit hewan ke manusia.

"Belilah hewan kurban yang sehat di tempat-tempat penjualan hewan kurban yang telah mendapat izin dari pemerintah daerah. Hal ini untuk mendapatkan hewan yang dijamin kesehatannya oleh dokter hewan dan petugas kesehatan hewan," kata Syamsul.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita menambahkan, pelaksanaan Hari Raya Iduladha tahun ini akan sedikit berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, pelaksanaan pada tahun ini berada di tengah pandemi covid-19 dengan mempertimbangkan situasi normal baru.

Adaptasi normal baru dalam pelaksanaan kegiatan kurban juga dituangkan dalam panduan Kementan, tentang Pelaksanaan Kegiatan Kurban Dalam Situasi Wabah Bencana Nonalam covid-19.

Panduan ini mengatur tentang penyesuaian terhadap pelaksanaan normal baru pada kegiatan penjualan hewan kurban dan pemotongan hewan kurban di Rumah Potong Hewan-Ruminansia (RPH-R), maupun di luar RPH-R. Dalam panduan ini diperhatikan faktor jaga jarak fisik (physical distancing), penerapan higinitas personal, pemeriksaan kesehatan awal (screening) dan penerapan higinitas sanitasi.

"Dalam pelaksanaan kurban, kita tetap harus memperhatikan tiga hal pokok, yaitu kesehatan dari hewan yang akan dikurbankan, proses penyembelihan hewan kurban, dan distribusi daging hewan kurban kepada mustahik," kata Ketut.

Sementara itu, Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH IPB Denny Widaya Lukman menyarankan, dalam penanganan hewan kurban, daging dan jeroan, alat dan tempatnya dipisahkan.

“Terdapat dua pembagian jeroan yaitu jeroan merah, seperti, jantung, hati, limpa, ginjal dan paru. Sedangkan jeroan hijau perut dan usus, yang jauh lebih banyak bakteri zoonosis-nya," kata Denny.

Oleh karena itu, Denny mengatakan pelaksanaan kurban juga harus memperhatikan pembuangan dan limbahnya. Limbah darah dan isi jangan dibuang ke aliran air yang umum mengalir, namun dimasukkan ke dalam tanah agar tetap menjaga kebersihan lingkungan. (Faisal Rachman)

  • Share:

Baca Juga

Nasional

Puan Minta Tokoh Agama Yakinkan Manfaat Vaksin

  • 14 Januari 2021 , 14:42
Kultura

Kipas Angin dan Kelumpuhan Pada Wajah

  • 14 Januari 2021 , 13:25
Nasional

DPR Diminta Sahkan RUU PPRT Di 2021

  • 14 Januari 2021 , 10:26

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Beton Pertahanan Kesebelasan Indonesia


  • Terbaru

Mencari Pengganti Kedelai
16 Januari 2021 , 21:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Menparekraf Poles Daya Tarik Desa Wisata Bilebante
16 Januari 2021 , 18:00

Healthy Tourism cocok diterapkan pada Desa Wisata Bilebante

Ada Batu Rusia di Natuna
16 Januari 2021 , 18:00

Batu itu dimaknai sebagai hubungan Indonesia dan Rusia kala itu

Mencari Pengganti Kedelai
16 Januari 2021 , 21:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Makanan Beku Untuk Kondisi Tak Menentu
15 Januari 2021 , 21:00

Sekitar 60% orang Indonesia lebih banyak ngemil selama pandemi dibandingkan sebelumnya

Upaya Semesta Meredam Kekerdilan
14 Januari 2021 , 21:00

Ibu hamil yang kemungkinan melahirkan anak stunting harus mendapatkan pengawasan ketat

Mendamba Tempe Selalu Di Meja
12 Januari 2021 , 21:00

Kisruh naiknya harga kedelai berulang terjadi. Selama enam tahun terakhir ini kenaikannya pesat

Simalakama Wasit Sepak Bola
11 Januari 2021 , 17:56

Untuk dapat pemasukan, kerja serabutan diandalkan. Perhatian stakeholder utama tak terasa

Dilema Bansos Tunai
09 Januari 2021 , 18:00

Selain tak tepat sasaran, budaya konsumtif penerima juga menjadi masalah

Cuan Yang Terselip di Bisnis Jastip
08 Januari 2021 , 21:00

Jastip bisa jadi usaha sampingan sekaligus upaya untuk membangun jaringan bisnis selanjutnya

  • Fokus
  • Paradigma

Krisis Repetitif Kedelai
15 Januari 2021 , 16:00

Tingkat konsumsi kedelai masyarakat Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,97 kg/kapita/tahun

GAYA HIDUP

Panen Protein Dari Ikan Sendiri
14 Januari 2021 , 13:05

Harga tahu dan tempe tak lagi murah sejak kedelai melangka. Ikan sebagai sumber panganan dengan kandungan protein tinggi jadi alternatif strategis.

KESRA

Bantuan Tunai Dan Pilihan Yang Membuai
11 Januari 2021 , 09:17

Pada dasarnya, apapun pilihan bantuannya, selalu ada risiko hasil tak sesuai dengan tujuan.

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.