• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Nasional

Pandemi Hambat Upaya Penurunan Angka Stunting

Untuk menuju angka 14% pada tahun 2024, dibutuhkan penurunan stunting rata-rata sebesar 2,5% per tahun
26 November 2020 , 11:38
Petugas kesehatan memberi imunisasi dalam upaya pencegahan stunting di Puskesmas 1 Denpasar Selatan, Bali, Rabu (19/8/2020). ANTARAFOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas kesehatan memberi imunisasi dalam upaya pencegahan stunting di Puskesmas 1 Denpasar Selatan, Bali, Rabu (19/8/2020). ANTARAFOTO/Nyoman Hendra Wibowo

JAKARTA – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Hasto Wardoyo mengungkapkan, pandemi covid-19 menyebabkan program percepatan penurunan stunting di Indonesia terhambat. Penyebabnya karena daya beli masyarakat menjadi berkurang hingga ruang fiskal pemerintah yang terbatas. 

Padahal, Hasto menjelaskan, Indonesia pada 2024 memiliki target untuk menurunkan angka stunting hingga 14%. Hal itu tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.

"Waktu yang sangat pendek untuk mencapai tahun 2024 dengan angka 14%, tinggal tiga setengah tahun lagi," ungkapnya pada 'International Webinar: Lesson Learned from the Success Story of Peru in Reducing Stunting' secara daring, Kamis (26/11).

Ia menuturkan, dalam lima tahun terakhir, dari tahun 2014 hingga 2019, rata-rata penurunan stunting di Indonesia hanya 0,3% per tahun. Sementara untuk menuju angka 14% di tahun 2024, setidaknya membutuhkan penurunan rata-rata sebesar 2,5% per tahun.

Oleh karena itu, sambung Hasto, dibutuhkan kesungguhan dan upaya keras agar bisa mencapai target tersebut. Sebab, sejak diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional untuk Percepatan Perbaikan Gizi, ternyata juga masih belum dapat mengakomodasi upaya pelaksanaan percepatan penurunan stunting secara efektif. 

"Target 14% tentu adalah target yang luar biasa," ucapnya.

Hasto menuturkan, perlu suatu strategi atau melakukan reorientasi program yang bisa mempercepat tercapainya target tersebut. Menurut dia, BKKBN berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, juga memiliki tugas untuk mengawal pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas. Melalui keluarga yang berkualitas, maka dapat mencegah dan menangani kasus-kasus stunting.

Ia menjelaskan, penurunan secara signifikan stunting berbasis keluarga ini menjadi konsep yang akan dikedepankan oleh BKKBN. BKKBN akan melakukan program bina keluarga, menyasar keluarga yang memiliki anak di bawah usia lima tahun dan juga di bawah dua tahun.

"Juga tentu mempunyai program bina keluarga secara keseluruhan, untuk menuju keluarga berkualitas," tuturnya.

Melalui gerakan berbasis keluarga, juga diharapkan bisa mencegah terjadinya perkawinan pada usia dini. Menurut dia, hal ini menjadi bagian yang penting karena di Indonesia banyak terjadi morbiditas dan mortalitas, termasuk adanya janin tumbuh lambat di dalam rahim akibat pernikahan terlalu dini.

Hasto menegaskan, pemerintah mengarahkan pasangan usia subur untuk menunda usia perkawinan hingga usia 21 untuk perempuan dan 25 untuk pria.

"Kemudian, kelahiran-kelahiran prematur dengan berat badan yang tentu di bawah standar juga tidak sedikit. Oleh karena itu, bagaimana mengawal kehamilan yang ideal pada usia ini menjadi sangat penting," tutur dia. (Maidian Reviani)

  • Share:

Baca Juga

Kultura

Tempat Tepat Menyimpan ASI

  • 14 Januari 2021 , 08:00
Kultura

Tips Hadapi Para Perundung di Game Online

  • 11 Januari 2021 , 08:23
Nasional

Pandemi Berdampak Pada Angkatan Kerja Yang Menganggur

  • 08 Januari 2021 , 13:43

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Beton Pertahanan Kesebelasan Indonesia


  • Terbaru

Mencari Kedelai Pengganti Tempe
16 Januari 2021 , 21:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Menparekraf Poles Daya Tarik Desa Wisata Bilebante
16 Januari 2021 , 18:00

Healthy Tourism cocok diterapkan pada Desa Wisata Bilebante

Ada Batu Rusia di Natuna
16 Januari 2021 , 18:00

Batu itu dimaknai sebagai hubungan Indonesia dan Rusia kala itu

Mencari Kedelai Pengganti Tempe
16 Januari 2021 , 21:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Makanan Beku Untuk Kondisi Tak Menentu
15 Januari 2021 , 21:00

Sekitar 60% orang Indonesia lebih banyak ngemil selama pandemi dibandingkan sebelumnya

Upaya Semesta Meredam Kekerdilan
14 Januari 2021 , 21:00

Ibu hamil yang kemungkinan melahirkan anak stunting harus mendapatkan pengawasan ketat

Mendamba Tempe Selalu Di Meja
12 Januari 2021 , 21:00

Kisruh naiknya harga kedelai berulang terjadi. Selama enam tahun terakhir ini kenaikannya pesat

Simalakama Wasit Sepak Bola
11 Januari 2021 , 17:56

Untuk dapat pemasukan, kerja serabutan diandalkan. Perhatian stakeholder utama tak terasa

Dilema Bansos Tunai
09 Januari 2021 , 18:00

Selain tak tepat sasaran, budaya konsumtif penerima juga menjadi masalah

Cuan Yang Terselip di Bisnis Jastip
08 Januari 2021 , 21:00

Jastip bisa jadi usaha sampingan sekaligus upaya untuk membangun jaringan bisnis selanjutnya

  • Fokus
  • Paradigma

Krisis Repetitif Kedelai
15 Januari 2021 , 16:00

Tingkat konsumsi kedelai masyarakat Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,97 kg/kapita/tahun

GAYA HIDUP

Panen Protein Dari Ikan Sendiri
14 Januari 2021 , 13:05

Harga tahu dan tempe tak lagi murah sejak kedelai melangka. Ikan sebagai sumber panganan dengan kandungan protein tinggi jadi alternatif strategis.

KESRA

Bantuan Tunai Dan Pilihan Yang Membuai
11 Januari 2021 , 09:17

Pada dasarnya, apapun pilihan bantuannya, selalu ada risiko hasil tak sesuai dengan tujuan.

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.