- Ekonomi
PUPR Gencarkan Pembangunan Irigasi
30 Juli 2020 , 18:14

JAKARTA – Dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan air secara nasional, serta pemulihan ekonomi dari hantaman pandemi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR menargetkan pembangunan 500.000 hektare irigasi mulai tahun 2020 hingga 2024 mendatang. Dalam periode yang sama, PUPR juga merehabilitasi 2,5 juta hektare jaringan irigasi
Target ini juga sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2020–2024, yakni peningkatan kuantitas atau ketersediaan air untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya telah membangun banyak bendungan di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian.
“Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki pada keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (30/7).
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2018 tentang perubahan atas Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN), tercantum 7 irigasi yang dikerjakan Kementerian PUPR.
Sebanyak 2 irigasi di antaranya telah selesai. Yakni, pembangunan jaringan pada Daerah Irigasi atau DI Umpu Sistem di Provinsi Lampung berupa saluran suplesi sepanjang 6 km, dengan luas areal pelayanan 7.500 hektare. Serta DI Leuwigoong, berupa saluran irigasi primer sepanjang 86 km yang mengairi area potensial seluas 5.313 hektare.
Sementara 5 jaringan irigasi lainnya masih dalam tahap penyelesaian. Terdiri dari dua pembangunan jaringan irigasi di Aceh, yakni DI Jambo Aye Kanan di Kabupaten Aceh Utara dan Timur serta DI Lhok Guci di Kabupaten Aceh Barat.
Lalu, DI Lematang di Kota Pagaralam, Sumatra Selatan; DI Gumbasa di Kabupaten Sigi dan Kota Palu, Sulawesi Tengah; dan pembangunan bendung dan jaringan irigasi DI Baliase di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Di Provinsi Aceh, dua jaringan irigasi secara keseluruhan akan mengairi area seluas 21.570 hektare. Pembangunan jaringan irigasi DI Jambo Aye Kanan telah dimulai sejak akhir 2016. Hingga kini, pembangunan sudah sekitar 70,21% dengan target rampung pada akhir 2020. Adapun biaya pembangunan sebesar Rp 225,14 miliar.
Sementara, pembangunan jaringan irigasi DI Jambo Aye Kanan mencakup pekerjaan saluran primer sepanjang 8 Km dan saluran jaringan sekunder 34 km. Keduanya akan mengairi area seluas 3.028. Pembangunan dikerjakan oleh kontraktor PT. Selaras Mandiri Sejahtera - PT. Nakhla Sampurna, KSO.
Sementara untuk pembangunan DI Lhok Guci yang akan mengairi area seluas 18.542 hektare, saat ini sudah memasuki tahap II untuk pembangunan saluran sepanjang 10 km dan saluran sekunder sepanjang 812 meter.
Pembangunan tahap II DI Lhok Guci dilaksanakan oleh PT. Hutama Karya-Jaya Konstruksi, KSO dengan nilai kontrak Rp 255,55 miliar. Saat ini, progres konstruksinya mencapai 62,54% dengan target rampung pada akhir tahun 2020.
Tiga PSN irigasi lainnya, yakni DI Lematang, Gumbasa dan DI Baliase juga diharapkan dapat rampung paling lambat tahun 2021. (Yoseph Krishna)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN