• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Nasional

PJJ Dapat Akibatkan Kesenjangan Pendidikan

Guru harus lakukan asesmen diagnosis untuk melihat capaian belajar siswa selama PJJ
09 Juli 2020 , 14:28
Guru membimbing siswi Sekolah Alam Tunas Mulia belajar pengoperasian komputer di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/6/2020). Sekolah untuk anak- anak pemulung yang bekerja di TPST ( Tempat Pembuangan Sampah Terpadu ) Bantargebang tersebut memberikan pengenalan teknologi komputer dari Korea Environment Corporation (K-eco) - Pax Global, selaku mitra kerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, untuk murid SD kelas 3 - SMA secara gratis. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah
Guru membimbing siswi Sekolah Alam Tunas Mulia belajar pengoperasian komputer di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/6/2020). Sekolah untuk anak- anak pemulung yang bekerja di TPST ( Tempat Pembuangan Sampah Terpadu ) Bantargebang tersebut memberikan pengenalan teknologi komputer dari Korea Environment Corporation (K-eco) - Pax Global, selaku mitra kerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, untuk murid SD kelas 3 - SMA secara gratis. ANTARAFOTO/Fakhri Hermansyah

JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mewaspadai melebarnya kesenjangan di sektor pendidikan akibat pendidikan jarak jauh (PJJ). Persoalan ini disebabkan hilangnya pengalaman belajar siswa dan tidak meratanya fasilitas belajar.

Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, persoalan serupa pernah dialami Pakistan pada 2005. Saat itu bencana gempa melanda Pakistan, lalu membuat sekolah harus diliburkan karena tidak ada model PJJ.

Kemudian, ketika sekolah kembali dibuka, kesenjangan antara siswa dari keluarga ekonomi rendah dengan ekonomi tinggi semakin melebar. Kini, menurut Totok, persoalan itu sedang terjadi di Indonesia dengan penerapan PJJ akibat pandemi covid-19.

"Pengalaman ini perlu kita waspadai di Indonesia. Oleh karena itu, kita salah satu kebijakannya adalah memitigasi kemungkinan melebarnya kesenjangan ini. Sekarang ini kemungkinan sudah melebar kesenjangan," Totok dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi X DPR dengan Kemendikbud, Kamis (9/7).

Kondisi ini bisa memperparah kesenjangan di sektor antara kedua strata ekonomi siswa tersebut, sebab dalam kondisi normal saja sebenarnya sudah terjadi. Buktinya dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional (UN) dan Programme for International Student Assessment (PISA).

Oleh karena itu, lanjut Totok, Kemendikbud meminta guru melakukan asesmen diagnostik kepada siswa sebelum pembelajaran kembali di sekolah saat covid-19 berlalu. Asesmen diagnostik bertujuan memetakan variasi capaian belajar siswa selama penerapan PJJ.

"Hasil asesmen ini menjadi dasar pilihan-pilihan strategi pembelajaran yang diambil. Prioritas perlu diberikan kepada kelompok yang paling rentan mengalami kehilangan pengalaman belajar, yaitu kemungkinan besar adalah anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu," ujarnya.

Tetapi asesmen tersebut bukan dalam bentuk asesmen massal seperti UN yang harus mengikuti instrumen Kemendikbud. Guru-guru didorong untuk menggunakan model asesmennya sendiri yang sesuai untuk pemetaan ketimpangan belajar, meskipun Kemendikbud memiliki instrumennya.

Di samping itu, Totok mengatakan Kemendikbud juga memitigasi melebarnya kesenjangan dengan mengembangkan modul pembelajaran tercetak. Modul ini diklaim dapat memudahkan siswa yang memiliki keterbatasan akses internet seperti di daerah 3T.

Menanggapi masalah ini, Anggota Komisi X DPR, Putra Nababan mengaku kaget dengan pengalaman yang terjadi di Pakistan. Dia pun mendukung kedua langkah mitigasi yang disiapkan Kemendikbud.

"Kalau Kemendikbud mampu menyiapkan modul pembelajaran dan instrumen asesmen, saya kasih jempol dua. Itu sangat penting. Tidak boleh data Pakistan ini kita biarkan ada di Indonesia, di mana jurangnya semakin lama semakin besar," ungkapnya.

Putra berpendapat guru tidak boleh menggebyah-uyah atau menyamaratakan kemampuan para siswa. Maka asesmen diganostik sangat diperlukan untuk mengetahui capaian belajar siswa selama PJJ.

"Guru harus mengetahui minat dan bakat siswanya. Itu penting. Pengembangan masing-masing anak itu berbeda," kata dia. (Wandha Nur Hidayat)

  • Share:

Baca Juga

Nasional

Pemerintah Diminta Libatkan Perempuan Tangani Bencana

  • 23 Januari 2021 , 12:13
Kultura

Tapak Tilas Kejayaan Pala di Banda

  • 23 Januari 2021 , 10:28
Ekonomi

ITPC Osaka Ditarget Tingkatkan Perdagangan Ke Jepang

  • 22 Januari 2021 , 20:41

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Ironi Si Pengolah Sandi


  • Terbaru

DPR Prihatin Praktik Intoleransi di Sekolah
23 Januari 2021 , 17:03

Jumlahnya bertambah. Pemda diminta segera bertindak

Kerambit, Senjata Mematikan dari Minangkabau
23 Januari 2021 , 16:31

Popularitas kerambit melesat setelah muncul dalam film “Merantau” dan “The Raid 2: Berandal”

Kepala BNPB Belum Divaksin Covid-19
23 Januari 2021 , 16:28

Diduga tertular saat makan bersama. Aktivitas tinggi, turunkan imun

PELUANG USAHA

Modal Minim Bisnis Reparasi Kereta Angin
22 Januari 2021 , 20:22

Peluang laba dari pengelolaan bengkel sepeda masih terbuka lebar meski tren kemudian turun

Buah Senarai Samar Kompetisi
21 Januari 2021 , 21:00

Kelanjutan kompetisi masih tanda tanya. Beban klub tak tersolusikan

Kandas Laba Dari Olahraga
19 Januari 2021 , 21:00

Tak semua cabor bisa diadakan online. Faktor sponsor tetap menentukan

Bertabur Teman Baru Di Tengah Pandemi
18 Januari 2021 , 21:00

Pembatasan selama pandemi ini rentan memunculkan perasaan keterisolasian

Mencari Pengganti Kedelai
16 Januari 2021 , 18:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Makanan Beku Untuk Kondisi Tak Menentu
15 Januari 2021 , 21:00

Sekitar 60% orang Indonesia lebih banyak ngemil selama pandemi dibandingkan sebelumnya

Upaya Semesta Meredam Kekerdilan
14 Januari 2021 , 21:00

Ibu hamil yang kemungkinan melahirkan anak stunting harus mendapatkan pengawasan ketat

  • Fokus
  • Paradigma

Gaya Hidup Sehat Dan Bisnis Apparel Yang Melesat
21 Januari 2021 , 18:38

Pada masa pandemi, tampilan kasual yang dipengaruhi gaya sporty, akan tetap penting bagi pelanggan, khususnya Gen Z.

Menelisik Tren Mobil Listrik
18 Januari 2021 , 13:00

Mobil listrik mulai dilirik. Namun baru sebagian kelompok yang mampu menjamahnya. Selain faktor harga, ketersediaan fasilitas pendukung teknologi ini juga jadi pertimbangan calon konsumennya.

Krisis Repetitif Kedelai
15 Januari 2021 , 16:00

Tingkat konsumsi kedelai masyarakat Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,97 kg/kapita/tahun

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.