- Kultura
Orangutan Tertua di Dunia Mangkat
13 Januari 2021 , 18:30

JAKARTA – Kabar duka datang dari kebun binatang Oregon, Portland, Amerika Serikat. Inji, spesies orangutan Sumatra tertua di dunia menghembuskan napas terakhir pada usia 61 tahun, Sabtu (9/1). Catatan umur yang mengagumkan mengingat orangutan maksimal berusia 40 tahun.
Kepergian Inji menyisakan duka mendalam bagi seluruh staf kebun binatang. Inji pertama kali tiba di Oregon pada tahun 1961. Menurut staf kebun binatang Oregon, Bob Lee, Inji memiliki kemampuan yang luar biasa dan terbiasa terhubung dengan manusia dan memberikan inspirasi untuk sesama orangutan.
"Kami tahu dia tidak bisa hidup selamanya, tapi ini sangat menyakitkan, dan saya tahu banyak pengunjung yang berduka bersama kami," kata Bob Lee, dikutip dari laman resmi Oregon Zoo, Rabu (13/1).
Lee mengenang, Inji sering berjalan ke jendela tempatnya duduk dan mendekati para pengunjung. Inji selalu memiliki rasa penasaran terhadap apa yang ada di dalam tas, dompet, dan ransel para pengunjung yang menjumpainya. Bahkan, beberapa sukarelawan, staf, dan tamu sengaja membawa mainan atau barang berwarna cerah di tasnya untuk ditunjukkan kepada Inji.
"Dia tetap aktif dan ingin tahu sepanjang tahun-tahun emasnya. Dia sepertinya mempelajari manusia dan menikmati menonton mereka, terutama anak-anak," kenangnya.
Akan tetapi keaktifan Inji terlihat menurun dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa minggu terakhir sebelum mangkat, kata Lee, kesehatan Inji memburuk. Dia bergerak dengan kaku, jarang meninggalkan sarang dan tidak menunjukkan ketertarikan pada makanan favoritnya.
Pada hari Sabtu (9/1), tampak jelas obat pereda nyeri tidak membantu. Staf, dokter hewan, dan perawat membuat keputusan sulit memberikan suntikan mati pada Inji. Suntikan itu diharapkan menjadi obat terakhir baginya agar tidak merasa kesakitan lagi.
Inji terlahir di alam liar pada tahun 1960. Satu tahun kemudian, Inji datang ke Amerika melalui jalur perdagangan hewan liar yang kala itu masih legal. Oleh sang pemilik, Inji dibawa ke Oregon. Diperkirakan saat itu, Inji masih berusia satu tahun pada 30 Januari 1961.
"Kami bersyukur bisa memberi Inji rumah yang bagus, tapi memilukan memikirkan keadaan yang membawanya ke sini," kata staf primata senior di Oregon Zoo, Asaba Mukobi.
“Meski perdagangan satwa liar saat ini ilegal, namun masih ada. Hal ini dianggap sebagai ancaman besar bagi kelangsungan hidup orangutan, seiring dengan perambahan manusia dan hilangnya habitat dari perkebunan kelapa sawit. Orangutan berada di ambang kepunahan–terutama di Sumatra–dari mana Inji berasal".
Tidak hanya spesies orangutan asal Sumatra (Pongo Abelii), orangutan spesies Kalimantan (Pongo pygmaeus), dan orangutan Tapanuli (Pongon tapanuliensis), juga turut terancam punah. Diperkirakan orangutan Sumatra kini hanya tersisa 15.000, Kalimantan 55.000, dan Tapanuli 800 orangutan.
Nama "orangutan" berasal dari bahasa Melayu yakni; "orang," yang berarti manusia, dan "hutan," yang berarti padang gurun atau hutan. Menurut Mukobi, banyak orang dikejutkan oleh kemiripan orangutan dengan manusia.
“Berdasarkan hubungan itu, kami mencoba menciptakan kesadaran tentang apa yang terjadi pada orangutan di tanah air mereka dan memberi tahu orang-orang bagaimana mereka dapat membantu,” kata Mukobi.
Staf kebun binatang Oregon, berencana menggelar acara penghormatan untuk Inji pada pembukaan Hutan Primata, habitat baru Kebun Binatang Oregon untuk simpanse dan orangutan. Kini Inji sudah tenang dan tidak merasakan kesakitan. Segala canda tawa yang selama ini ia berikan terhadap pengunjung akan terus ada dan membekas selamanya. Selamat jalan Inji! (Dwi Herlambang)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN