• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Nasional

Orang Tua Perlu Perhatikan Kesehatan Mental Anak Selama Pandemi

Hindari gaya mengasuh anak yang otoriter dan permisif
22 Juli 2020 , 11:49
 Ilustrasi dua anak sedang bermain bersama. Shutterstock/dok
Ilustrasi dua anak sedang bermain bersama. Shutterstock/dok

JAKARTA – Aktivitas anak selama pandemi covid-19 lebih terpusat di rumah. Pada situasi ini, orang tua harus memastikan kesehatan mental anak tetap terjaga.

Praktisi kesehatan Sarifudin menyampaikan, kegiatan belajar dari rumah bisa memunculkan gangguan emosi pada anak karena mengalami kejenuhan. Untuk menjaga kesehatan mental anak, maka orang tua perlu memberikan penjelasan yang mudah dicerna dan mudah dimengerti.

“Orang tua harus menghindari penjelasan yang dapat membuat emosi, marah, bahkan membuat anak menjadi takut,” kata Sarifudin melalui keterangan pers di Jakarta, Rabu (22/7).

Menurut dia, orang tua perlu memberikan rasa nyaman kepada anak selama berada di rumah. Sejumlah kegiatan perlu disiapkan agar anak betah berada di rumah. Orang tua juga harus menghindari faktor yang dapat memicu anak menjadi stres.

Melihat risiko gangguan emosi dan perilaku pada anak, orang tua wajib menerapkan gaya pengasuhan yang autentisitas atau demokratis. Dengan kata lain, orang tua harus memperhatikan perasaan dan keinginan anak. 

"Hindari gaya mengasuh anak yang otoriter dan permisif. Orang tua wajib mendengar pendapat anak dan menjadi masukan dalam menetapkan aturan," mata dia.

Menjadi Teladan
Psikolog Dinuriza Lauzi mengatakan, kurangnya mengasah soft skill pada anak menjadi masalah tersendiri di Indonesia. Untuk membangun soft skill anak, orang tua harus menjadi teladan bagi anak.

Saat terbaik mengajarkan soft skill pada anak adalah saat terjadi mereka mengalami masalah. "Anak penting diajarkan tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan bisa diterima. Antara nilai kebaikan dan keburukan, serta mana yang benar dan salah," kata Riza.

Dia mengungkapkan, pondasi utama pengembangan soft skill dimulai dari masa bayi dan balita. Kemudian didesain pada masa pra sekolah, dibangun pada masa sekolah, dan dipraktikkan pada masa usia remaja dan dewasa.

Soft skill merupakan karakter dan keterampilan dalam diri anak yang berhubungan dengan orang lain. Keterampilan yang dimiliki anak muncul ketika bersosialisasi, berkomunikasi, bernegosiasi, bertingkah laku, juga dalam kecerdasan emosionalnya. 

Menurut Liza, soft skill merupakan kemampuan individu dalam mengatur diri sendiri disebut intrapersonal. Sementara yang berhubungan dengan orang lain disebut interpersonal. Kedua hal itu untuk mendukung kemampuan teknis yang dimiliki.

"Kemampuan teknis yang dimaksud adalah hard skill, seperti membaca, berhitung, berpendapat, dan sebagainya," kata dia. (Herry Supriyatna)

  • Share:

Baca Juga

Kultura

Peran-peran Hebat Perempuan di Masa Pandemi

  • 16 Januari 2021 , 13:34
Vista

Beton Pertahanan Kesebelasan Indonesia

  • 13 Januari 2021 , 21:00
Nasional

Sampah Plastik Meningkat Karena Belanja Online

  • 11 Januari 2021 , 20:27

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Beton Pertahanan Kesebelasan Indonesia


  • Terbaru

Mencari Kedelai Pengganti Tempe
16 Januari 2021 , 21:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Menparekraf Poles Daya Tarik Desa Wisata Bilebante
16 Januari 2021 , 18:00

Healthy Tourism cocok diterapkan pada Desa Wisata Bilebante

Ada Batu Rusia di Natuna
16 Januari 2021 , 18:00

Batu itu dimaknai sebagai hubungan Indonesia dan Rusia kala itu

Mencari Kedelai Pengganti Tempe
16 Januari 2021 , 21:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Makanan Beku Untuk Kondisi Tak Menentu
15 Januari 2021 , 21:00

Sekitar 60% orang Indonesia lebih banyak ngemil selama pandemi dibandingkan sebelumnya

Upaya Semesta Meredam Kekerdilan
14 Januari 2021 , 21:00

Ibu hamil yang kemungkinan melahirkan anak stunting harus mendapatkan pengawasan ketat

Mendamba Tempe Selalu Di Meja
12 Januari 2021 , 21:00

Kisruh naiknya harga kedelai berulang terjadi. Selama enam tahun terakhir ini kenaikannya pesat

Simalakama Wasit Sepak Bola
11 Januari 2021 , 17:56

Untuk dapat pemasukan, kerja serabutan diandalkan. Perhatian stakeholder utama tak terasa

Dilema Bansos Tunai
09 Januari 2021 , 18:00

Selain tak tepat sasaran, budaya konsumtif penerima juga menjadi masalah

Cuan Yang Terselip di Bisnis Jastip
08 Januari 2021 , 21:00

Jastip bisa jadi usaha sampingan sekaligus upaya untuk membangun jaringan bisnis selanjutnya

  • Fokus
  • Paradigma

Krisis Repetitif Kedelai
15 Januari 2021 , 16:00

Tingkat konsumsi kedelai masyarakat Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,97 kg/kapita/tahun

GAYA HIDUP

Panen Protein Dari Ikan Sendiri
14 Januari 2021 , 13:05

Harga tahu dan tempe tak lagi murah sejak kedelai melangka. Ikan sebagai sumber panganan dengan kandungan protein tinggi jadi alternatif strategis.

KESRA

Bantuan Tunai Dan Pilihan Yang Membuai
11 Januari 2021 , 09:17

Pada dasarnya, apapun pilihan bantuannya, selalu ada risiko hasil tak sesuai dengan tujuan.

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.