- Nasional
Orang Tua Perlu Perhatikan Kesehatan Mental Anak Selama Pandemi
22 Juli 2020 , 11:49

JAKARTA – Aktivitas anak selama pandemi covid-19 lebih terpusat di rumah. Pada situasi ini, orang tua harus memastikan kesehatan mental anak tetap terjaga.
Praktisi kesehatan Sarifudin menyampaikan, kegiatan belajar dari rumah bisa memunculkan gangguan emosi pada anak karena mengalami kejenuhan. Untuk menjaga kesehatan mental anak, maka orang tua perlu memberikan penjelasan yang mudah dicerna dan mudah dimengerti.
“Orang tua harus menghindari penjelasan yang dapat membuat emosi, marah, bahkan membuat anak menjadi takut,” kata Sarifudin melalui keterangan pers di Jakarta, Rabu (22/7).
Menurut dia, orang tua perlu memberikan rasa nyaman kepada anak selama berada di rumah. Sejumlah kegiatan perlu disiapkan agar anak betah berada di rumah. Orang tua juga harus menghindari faktor yang dapat memicu anak menjadi stres.
Melihat risiko gangguan emosi dan perilaku pada anak, orang tua wajib menerapkan gaya pengasuhan yang autentisitas atau demokratis. Dengan kata lain, orang tua harus memperhatikan perasaan dan keinginan anak.
"Hindari gaya mengasuh anak yang otoriter dan permisif. Orang tua wajib mendengar pendapat anak dan menjadi masukan dalam menetapkan aturan," mata dia.
Menjadi Teladan
Psikolog Dinuriza Lauzi mengatakan, kurangnya mengasah soft skill pada anak menjadi masalah tersendiri di Indonesia. Untuk membangun soft skill anak, orang tua harus menjadi teladan bagi anak.
Saat terbaik mengajarkan soft skill pada anak adalah saat terjadi mereka mengalami masalah. "Anak penting diajarkan tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan bisa diterima. Antara nilai kebaikan dan keburukan, serta mana yang benar dan salah," kata Riza.
Dia mengungkapkan, pondasi utama pengembangan soft skill dimulai dari masa bayi dan balita. Kemudian didesain pada masa pra sekolah, dibangun pada masa sekolah, dan dipraktikkan pada masa usia remaja dan dewasa.
Soft skill merupakan karakter dan keterampilan dalam diri anak yang berhubungan dengan orang lain. Keterampilan yang dimiliki anak muncul ketika bersosialisasi, berkomunikasi, bernegosiasi, bertingkah laku, juga dalam kecerdasan emosionalnya.
Menurut Liza, soft skill merupakan kemampuan individu dalam mengatur diri sendiri disebut intrapersonal. Sementara yang berhubungan dengan orang lain disebut interpersonal. Kedua hal itu untuk mendukung kemampuan teknis yang dimiliki.
"Kemampuan teknis yang dimaksud adalah hard skill, seperti membaca, berhitung, berpendapat, dan sebagainya," kata dia. (Herry Supriyatna)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN