• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Ekonomi

Moncer Bisnis Pengiriman Pada Masa Pandemi

Masyarakat akan semakin membutuhkan jasa pengiriman barang karena sudah terbiasa berbelanja secara daring melalui platform e-commerce
09 Juni 2020 , 19:42
Jasa pengiriman barang PAXEL. Paxel.co/dok
Jasa pengiriman barang PAXEL. Paxel.co/dok

JAKARTA – Peningkatan tren belanja online yang dilakukan masyarakat semakin menjadi-jadi. Terlebih dengan adanya imbauan dari pemerintah untuk tetap di rumah guna menghindari penyebaran virus corona atau covid-19 beberapa waktu lalu.

Melonjaknya tren belanja daring melalui platform e-commerce, diakui salah satu marketplace, yakni Bukalapak. Pada Maret 2020, saat kasus pertama covid-19 ditemukan ke Indonesia, Bukalapak mencatatkan kenaikan transaksi hingga 20% dibanding bulan sebelumnya.

Beberapa produk, seperti alat-alat rumah tangga hingga kesehatan terjadi kenaikan signifikan. Bahkan, Bukalapak mencatatkan kenaikan signifikan dari permintaan masker yang mencapai 90% sepanjang Maret 2020.

“Sementara pada April lalu, kami melihat adanya kenaikan transaksi pada kategori fesyen seperti baju muslim dan juga perlengkapan salat. Selain itu, kami juga melihat tingginya transaksi untuk kategori makanan pokok seperti daging sapi, minuman instan dan kurma,” ucap Head of Corporate Communication Bukalapak, Intan Wibisono beberapa waktu lalu.

Keadaan tersebut pun berimbas pada bisnis pendukungnya. Salah satunya, pengiriman barang yang tak pelak juga mengalami peningkatan, baik dari segi pendapatan maupun volume paket yang dikirim.

Satu di antara sekian banyak perusahaan yang bergerak di bidang pengiriman barang, J&T mengonfirmasi hal tersebut. Kendati tidak menyebutkan angka pasti peningkatan pendapatannya, Public Relations J&T, Elena memastikan adanya kenaikan volume pengiriman barang, khususnya ketika penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah.

Kenaikan volume tersebut terjadi hingga 15% jika dibandingkan kondisi normal atau sebelum pandemi covid-19 dan imbauan untuk tetap di rumah. Sebelum pandemi merebak di Tanah Air, Elena menyebutkan J&T rata-rata mengirimkan 1 juta paket per harinya.

Sementara untuk pada masa puncak bulan puasa, Elena mengatakan, J&T telah mengalami peningkatan volume hingga 50% dibanding Ramadan tahun sebelumnya. Pada Ramadan tahun ini, paket yang dikirimkan melonjak tak kurang dari 3 juta per harinya.

“Tahun ini pendapatan ada kenaikan, namun biaya yang dikeluarkan cukup besar untuk menyediakan standar protokol keselamatan kesehatan karyawan kami,” kata Elena saat dihubungi Validnews, Kamis (4/6).

Kategori barang yang paling sering dikirimkan meliputi produk-produk fesyen, kecantikan, alat-alat elektronik seperti gawai. Hingga alat-alat kesehatan, antara lain hand sanitizer dan masker.

Di tengah lonjakan volume, tambah Elena, pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk tetap memberi layanan terbaik pengiriman barang pada masa sulit seperti ini.

“Kami memiliki fasilitas mesin sortir otomatis yang mampu menyortir 30.000 paket per jam dengan 108 destinasi serta sedang melakukan uji coba untuk mesin sortir otomatis dua tingkat dengan kapasitas yang lebih mumpuni,” ungkap Elena.

Pertumbuhan di tengah pandemi juga dirasakan SiCepat. Chief Marketing Officer SiCepat, Wiwin Dewi Herawati menerangkan, perusahaannya mencatatkan kenaikan volume paket hingga sekitar 41%.

“Masih ada peningkatan karena kami memfokuskan layanan bisnis e-commerce, di mana selama pandemi ini telah mengubah lebih dari 90% behavior masyarakat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari secara daring,” kata Wiwin saat berbincang dengan Validnews di Jakarta, Minggu (7/6).

Pendatang baru, Paxel, pun turut mencicipi manis buah perubahan perilaku belanja masyarakat. Usaha rintisan yang mulai beroperasi Februari 2018 dan mengusung layanan same day delivery ini mengonfirmasi lonjakan permintaan dari masyarakat.

Direktur Utama Paxel, Zaldy Ilham Masita kepada Validnews mengatakan, dibandingkan rata-rata pengiriman paket per bulan pada 2019, permintaan yang terjadi pada kuartal I 2020 meningkat hingga 200%.

“Kalau dilihat dari data selama dari bulan Maret sampai Mei, kenaikan volume sampai 300% dan sebanyak 70% adalah makanan termasuk frozen food,” kata Zaldy di Jakarta, Senin (8/6).

Pihaknya sempat melakukan pembatasan untuk menghindari pelemahan servis level akibat peningkatan volume yang signifikan.

Namun, tak semua merasakan lonjakan bisnis. JNE salah satunya. Vice President of Marketing JNE, Eri Palgunadi bersyukur sektor pengiriman barang menjadi salah satu yang mendapat perizinan dari pemerintah untuk tetap beroperasi di tengah perebakan virus corona.

Meski begitu, ia menjelaskan tidak ada kenaikan signifikan yang dialami oleh JNE pada masa pandemi ini. Bahkan, Eri menuturkan sempat ada penurunan saat minggu-minggu awal masuknya covid-19 ke Indonesia. Meski, tak lama telah kembali normal.

Terganjal Lockdown RT
Eri mengaku sejumlah kendala dihadapi. Mulai dari penutupan bandara, pembatasan akses beberapa wilayah, penerapan protokol kesehatan dalam memasuki area tertentu, hingga sistem check point di jalan yang membuat antrean mengular.

“Makanya kami telah memaksimalisasi moda transportasi lainnya selain udara dan menerapkan berbagai strategi distribusi sehingga paket-paket pelanggan dapat terkirim kepada penerimanya,” urai Eri kepada Validnews, di Jakarta, Sabtu (6/6).

Kendala yang sama juga dirasakan baik J&T maupun SiCepat. Elena menjelaskan, pembatasan penerbangan dan akses masuk wilayah kini sudah ditangani dengan memaksimalkan jalur alternatif di beberapa wilayah.

Sementara, kata Wiwin, kendala yang dialami oleh SiCepat adalah adanya pembatasan akses masuk ke beberapa wilayah. Sejumlah area, seperti Maluku, Papua, dan sebagian wilayah Sulawesi ditutup untuk sementara waktu.

Meski begitu, Wiwin memastikan pihaknya tidak akan melakukan perubahan harga layanan, tetap berdasarkan dua aspek, yakni kesepakatan dengan beberapa asosiasi dan tarif dasar. Untuk tarif dasar, pelanggan bisa mengecek langsung di situs resmi SiCepat dengan menyertakan alamat pengirim, tujuan, berat, dan dimensi paket.

“Dengan kondisi yang ada, kami memaksimalkan sumber daya manusia (SDM) yang kami miliki yang sudah diperhitungkan dari akhir 2019 berdasarkan perkiraan kenaikan jumlah paket pada tahun 2020,” papar Wiwin.

Tak berbeda, Zaldy pun mengatakan, pembatasan akses menjadi pengganjal, mulai dari penutupan penerbangan hingga lockdown lokal yang diterapkan beberapa RT dan RW.

“Lockdown lokal di RT atau RW sehingga cukup menyulitkan untuk pick up dan delivery serta membutuhkan waktu yang lebih lama,” terang Zaldy.

Untuk pembatalan pesawat, sempat terjadi pada awal mula masuknya virus corona ke Indonesia, yakni Maret 2020. Bahkan, total nilai klaim dari masyarakat akibat makanan yang rusak karena menginap di bandara hingga Rp300 juta selama 3 bulan belakangan.

Ia meyakini jumlah itu tidak seberapa dibanding pelaku usaha makanan yang melakukan pengiriman karena produknya tidak bisa dinikmati oleh pembeli. Untuk itu, Zaldy menerangkan pihaknya terus memperbaiki kinerja untuk mengatasi kendala-kendala dan memberikan level pelayanan yang konsisten sekalipun terjadi lonjakan volume pengiriman.

“Sebagian besar ada perbaikan dari sistem untuk aplikasi user dan operation,” papar Zaldy.

Pihaknya juga berupaya meningkatkan intensitas pelatihan kepada para kurir Paxel seiring personel yang bertambah banyak. Pelatihan tersebut, kata Zaldy, juga meliputi cara pengemasan barang yang baik.

Saling Topang
Pengamat Ekonomi dari Institute For Development Economics and Finance (Indef), Media Wahyudi Askar menilai secara agregat peningkatan volume pengiriman barang tidak terlalu terlihat. Pembatasan akses di beberapa wilayah yang memang cukup menghambat sektor tersebut.

Meski begitu, ia menilai bisnis pengiriman bakal tetap moncer. Ia memprediksi lonjakan volume bisnis pengiriman barang terjadi seiring adaptasi yang dilakukan masyarakat dari berbelanja secara konvensional menjadi online lewat berbagai platform e-commerce. Keterkaitan e-commerce dan bisnis pengiriman barang memang erat. Pertumbuhan yang satu tak bisa dilepaskan dari lainnya.

Elena menjelaskan sebelum merebaknya pandemi covid-19, J&T setiap tahun memang sudah mengalami peningkatan volume serta telah memfokuskan pengiriman pada transaksi melalui platform e-commerce.

“Kami sudah menjadi brand pengiriman yang fokus pada bisnis online hingga dapat melebarkan bisnis kami ke beberapa negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Kamboja dan Singapura sejak 2018 lalu,” terang Elena.

Begitu pula JNE yang konsisten membukukan pertumbuhan bisnis 30% saban tahun, mulai dari 2010. Sementara itu, Wiwin menerangkan setidaknya dalam tiga tahun terakhir SiCepat secara umum tumbuh 114%.

Selaras, Asosiasi Perusahaan Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) menambahkan, jasa ekspedisi berhasil tumbuh 14,7%–15% pada 2018 lalu. Pertumbuhan pada 2019 pun diyakini berada pada rentang yang sama.

Salah satu faktor yang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan jasa pengiriman yakni e-commerce. Tren pengiriman logistik e-commerce Indonesia diperkirakan bertumbuh positif sebesar 7,9% selama 2016–2021 tiap tahunnya. E-commerce juga menyumbang hingga 25% terhadap total pendapatan industri ekspedisi pada 2017. Kontribusi ini diyakini terus meningkat 15,2% per tahun hingga 2019.

Sementara itu, lembaga penyedia data Statista menyebutkan e-commerce Indonesia diperkirakan mampu mengumpulkan pendapatan hingga US$28,59 miliar tahun ini. Angka ini, jelas Statista, sudah disesuaikan dengan pandemi covid-19.

Pendapatan itu diharapkan tumbuh 15,4% pada periode 2020–2024, hingga mencapai angka US$50,66 miliar pada 2024.

Statista menyebutkan penetrasi pengguna tercatat sebesar 47,5% pada 2020, dan diproyeksikan akan menyentuh 66,7% pada 2024.

Kelaziman Baru
Selaras dengan proyeksi tersebut, ke depannya, Media Wahyudi memprediksi masyarakat akan semakin membutuhkan jasa pengiriman barang karena sudah terbiasa berbelanja secara daring melalui platform e-commerce.

Media Wahyudi mengatakan, peningkatan bisnis pengiriman barang akan jelas terlihat ketika memasuki masa new normal atau kelaziman baru. Hal itu dikarenakan sudah tidak ada lagi pembatasan-pembatasan akses masuk ke suatu wilayah serta masyarakat sudah beradaptasi dengan skema belanja online yang sudah pasti menggunakan jasa pengiriman barang.

“Melihat tren ketika ekonomi dibuka kembali, new normal diberlakukan, transportasi kembali berjalan, bisa kembali dengan semula hanya saja butuh waktu perlahan. Kalau secara agregat, masyarakat yang belanja online memang mengalami peningkatan, khususnya untuk alat rumah tangga atau makanan,” terang Media.

Atas lonjakan yang terjadi, ia pun menilai hal tersebut menjadi tantangan bagi pelaku bisnis pengiriman barang untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak agar semakin efektif. Penyerapan tenaga kerja tersebut, tambah Media Wahyudi, juga harus disertai pelatihan yang intensif bagi para SDM.

“Kalau memang dipaksakan dengan SDM yang ada, pelayanannya itu jadi menurun karena pengiriman yang harusnya bisa dalam waktu singkat menjadi karena keterbatasan kurir dan membuat masyarakat tidak puas,” papar Media.

J&T, papar Elena, juga meyakini, bisnis pengiriman barang menjadi salah satu sektor yang layak dilirik oleh investor ke depannya. Hal itu terlihat dari terus meningkatnya transaksi daring yang dilakukan oleh masyarakat yang membuat jasa pengiriman menjadi komponen vital antara penjual dan pembeli.

Menurutnya, seiring peningkatan kebutuhan masyarakat, diperlukan jasa pengiriman yang dapat memenuhi keperluan itu. Pihaknya pun, jelas Elena, berupaya semaksimal mungkin untuk tidak menaikkan biaya pengiriman guna memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Perubahan pola belanja masyarakat yang kian kuat juga membuat JNE optimistis. Eri tetap optimistis jumlah pengiriman yang dilakukan JNE tahun ini meningkat dengan persentase pada kisaran 20% bila dibanding 2019.

Untuk mendukung pertumbuhan dan menjaga layanan, Eri menjelaskan setiap tahun pihaknya menambah jumlah jaringan sekitar 10%–15%. Jadi, JNE sudah menyerap tenaga kerja lebih banyak setiap tahun bahkan sebelum adanya pandemi covid-19 di Tanah Air.

Inovasi, juga menjadi senjata Paxel meraih untung. Zaldy menegaskan Paxel akan mencoba memfokuskan investasi untuk pengembangan sistem IT dan perluasan jaringan ke wilayah Sumatra. Hingga kini daerah tersebut belum masuk jangkauan Paxel.

“Targetnya adalah 2020 kita akan membuka beberapa cabang Paxel di Sumatra. Semoga saja jalur pesawat sudah bisa normal lagi pada kuartal III tahun ini,” pungkas Zaldy. (Yoseph Krishna, Rheza Alfian, Zsazya Senorita, Fitriana Monica Sari)

  • Share:

Baca Juga

Ekonomi

Indonesia-Inggris Targetkan Peningkatan Perdagangan

  • 07 April 2021 , 19:21
Ekonomi

Indonesia Bakal Diuntungkan Supersiklus Perdagangan Pasca-Pandemi

  • 07 April 2021 , 11:10
Kultura

Melihat Yoni Raksasa Peninggalan Mataram Kuno

  • 06 April 2021 , 17:03

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Napas Panjang Ahli Pemberdayaan


  • Terbaru

Legislator Harap IE-CEPA Perkuat Kinerja Ekspor Nasional
10 April 2021 , 18:00

Legislator juga berharap kerja sama dengan negara-negara EFTA ini bisa segera membantu persoalan ekspor kelapa sawit Indonesia

Pemuda dan Bujukan ‘Syurga’
10 April 2021 , 18:00

Perempuan cenderung lebih emosional dibandingkan laki-laki sehingga lebih mudah direkrut oleh kelompok ekstremis

Tips Dekorasi Ruangan Agar Lebih Meriah Sambut Ramadan
10 April 2021 , 17:58

Sebelum pandemi, tema nuansa Timur Tengah seperti 1001 malam hingga Arabian Nights mewarnai setiap rumah dan proyek

Pemuda dan Bujukan ‘Syurga’
10 April 2021 , 18:00

Perempuan cenderung lebih emosional dibandingkan laki-laki sehingga lebih mudah direkrut oleh kelompok ekstremis

PELUANG USAHA

Masih Ada Sinar Jadi Tukang Gambar
09 April 2021 , 21:00

Profesi ‘Tukang Gambar’ handmade pada era download dan repost masih punya peluang besar. Banyak orang yang mulai kembali melirik manual illustration, sejak 2017 hingga saat ini

Pencegahan Menyusut, Teror Berlanjut
08 April 2021 , 21:00

Program deradikalisasi mantan napi terorisme di luar lapas, tak sebaik yang dilakukan di dalam lapas. Padahal, BNPT sendiri kewalahan untuk mencegah penyebaran paham radikal melalui internet

Menjaga Yang Pernah Tersesat Dengan Pundi Kuat
06 April 2021 , 21:00

Kesulitan ekonomi kerap menggiring mantan narapidana teroris (napiter) untuk kembali ke jalan yang salah

Tugas Berat Di Tanah Pusara
05 April 2021 , 21:00

Penggali kubur sering kali menjadi pelampiasan emosi keluarga jenazah covid-19

Wajah Kekinian Film Kita
03 April 2021 , 18:00

Kejayaan film Indonesia diyakini bisa berulang

Film Nasional Di Titik Nadir
01 April 2021 , 21:00

Pandemi covid-19 membuat masalah yang selama ini terjadi di industri perfilman nasional menjadi lebih parah

  • Fokus
  • Paradigma

SENI & BUDAYA

Ledekan Dalam Lawakan
07 April 2021 , 15:38

Setiap orang punya keunikan masing-masing yang bisa digali dan menjadi materi roasting.

Mengerek Harga Pantas Atas Karbon Indonesia
29 Maret 2021 , 19:05

Perdagangan karbon jelas dapat mendukung kelestarian hutan Indonesia

SENI & BUDAYA

Mengapa K-Pop Begitu Mendunia?
26 Maret 2021 , 17:00

Meski masih banyak yang tak suka dengan keberadaannya, musik dan aneka hiburan yang ditawarkan berbagai kelompok vokal asal Korea Selatan ini terbukti punya pengaruh besar di ranah internasional.

Fokus Ke Asia, Michelin Tingkatkan Kapasitas Produksi 22%
10 April 2021 , 11:00

Pasar Asia berkontrubusi 18% dari total serapan kapasitas produksi Michelin

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.