• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Ekonomi

Menyalurkan Hobi, Mencari Cuan Di Sektor Sandang

Memanfaatkan waktu luang, Farhan mengekspresikan hobi nan menguntungkan lewat Orbi
05 Maret 2021 , 21:00
 Ilustrasi transaksi online. Shutterstock/dok
Ilustrasi transaksi online. Shutterstock/dok

JAKARTA – Menjalankan usaha sebagai mata pencaharian sampingan tidaklah mudah. Kondisi pandemi lebih mempersulitnya. Selain mesti membagi fokus, Anda mesti siap bersaing dengan ribuan pelaku usaha lain yang juga mencari keuntungan di ladang sama. Ditambah lagi, mesti siap memutar otak, mencari ide untuk bertahan di pasaran.

Kendati berisiko, menguras tenaga, waktu, dan pikiran, tak sedikit pekerja kerah putih berpenghasilan stabil yang memiliki pekerjaan sampingan. Entah untuk mengisi waktu luang agar tetap produktif dan menghasilkan cuan, butuh latihan pensiun dini, atau karena memang memerlukan pemasukan tambahan.

Muhammad Farhan Haidar, seorang desainer grafis lulusan Politeknik Jakarta, mencoba kerja sampingan di tengah pagebluk. Dia berbisnis clothing brand sebagai usaha sampingan karena mengaku bosan dengan pekerjaan utamanya. Dia kerap mengisi waktu dengan menggambar, kemudian memutuskan untuk mencetaknya ke medium kaos untuk dijual.

Farhan memilih nama Orbi sebagai brand produknya. Oren dan Biru, itu singkatannya. Galeri Orbi di akun instagram or.bi.co pun hanya dipenuhi putih sebagai warna dasar dan oranye serta biru sebagai warna kesukaannya.

Langkah awalnya dimulai dengan mendesain dan membuat kaos hanya selusin. “Itu hanya laku tiga atau empat kaos, sisanya saya kasih ke teman dan saya minta mereka posting dan pamerkan di akun Instagram mereka,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/3).

Dalam perjalanannya, Orbi tak hanya menerbitkan produk kaus, tetapi juga hoodie dan sejumlah aksesoris, seperti enamel pin dan totebag yang kini ia jual di platform e-commerce. Sebagai konsekuensi atas desain yang lembut nan lucu, sebagian besar pembeli Orbi adalah wanita. Padahal, niat Farhan membentuk Orbi disegmentasikan untuk laki-laki maupun perempuan.

“Saya tidak mengarahkan agar pembeli banyak yang wanita, tapi kenyataannya begitu meskipun masih ada laki-laki yang membeli. Perbandingan wanita dan laki-laki pembeli Orbi ya 60:40 lah,” kata dia.

Sejak awal mendirikan Orbi, Farhan menggarap desain, memotret produk, mengelola sosial media, hingga promosi seorang diri. Ia pun mengakui bahwa Orbi hingga saat ini hanya menjadi side job dari pekerjaan utamanya.

“Masih sampingan dan kalau gajian dari kantor nih sebagian saya sisihin buat modal, jadi uangnya muter di situ,” bebernya.

Farhan juga mengakui pada awal mendirikan Orbi, ia sempat kesulitan mengatur waktu antara menuangkan ide kreatifnya dan pekerjaan utamanya. Namun, kemudian dia kian terbiasa membagi waktu untuk mengembangkan brand-nya.

Selain itu, Farhan meyakini bahwa apapun yang dilakukan dengan kesenangan, tidak akan terasa lelah dan terpaksa. Ibaratnya, Ia menganggap Orbi sebagai pelepas lelah, namun menghasilkan keuntungan dan kesenangan.  

“Apapun yang kita lakukan dengan senang atau kita lakukan hobi kita itu gak masalah kalau capek,” ungkap Farhan.

Sepi Pembeli
Hal terpenting dalam berbisnis adalah menemukan konsumen yang bersedia merogoh kocek untuk membeli produk kita. Kemasan cantik dan kualitas barang yang ciamik bakal sia-sia belaka jika tak ada konsumen yang melirik dan yakin untuk membelinya.

Tantangan ini dirasakan semua pelaku usaha. Termasuk Farhan. Sejak awal Orbi berdiri, dia sering mengalami kesulitan dalam mencari pembeli, apalagi pelanggan. Dia bahkan harus membagikan kaos yang tak laku secara cuma-cuma kepada teman terdekatnya saat memulai usaha.

Meskipun begitu, Farhan santai saja, ogah pusing biarpun sepi pembeli. “Karena ini hanya sampingan jadi saya enggak terlalu ngoyo,” tuturnya.

Dia tampak santai, sebetulnya Farhan tak secuek itu. Ia tetap melakukan sejumlah kegiatan promosi untuk menggaet menggaet lebih banyak konsumen. Pada awal membentuk Orbi, ia mengadakan give away dan berkolaborasi dengan brand lain.

Kolaborasi adalah salah satu cara yang efektif untuk memperkenalkan brand pada cakupan konsumen yang lebih luas. Harapannya, konsumen dari brand mitra bakal mengenal dan mengingat Orbi, hingga akhirnya menjadi pembeli baru. Sejauh ini, Farhan sudah dua kali melakukan kolaborasi dengan kedai kopi.

Dalam menjalani bisnis clothing, Farhan mengamini bahwa sebuah kolaborasi memegang peranan penting dalam kemajuan usaha.  Ke depannya, dia berencana untuk menjalin kolaborasi dengan para illustrator. Nantinya, karya-karya mereka bisa dituangkan dalam setiap produk terbitan Orbi. Pada saat sama, dia berharap pula, pasar Orbi bisa lebih luas dengan adanya ‘promosi’ dari akun-akun sosial media para ilustrator.

Upaya Bertahan
Ada kelebihan dan kekurangan saat kita memulai bisnis sampingan. Bagi Farhan, tantangan yang mesti ia hadapi adalah omzet yang tak menentu. Di sisi lain, dia mengaku tak pernah menghitung keuntungan. Di ingatannya, ia mencatat saat Orbi mulai berjalan, dua atau tiga lusin kaus per desain yang dibuatnya sulit laku dalam waktu cepat. Bahkan ia pernah menjual tiga lusinan kaos dalam waktu tiga sampai empat bulan.   

Adapun penjualan Orbi pertama kali didapat dari pesanan di platform Instagram. Di akun itu, Orbi hanya melayani pesanan melalui direct messages (DM). Seiring waktu berjalan, Farhan mulai membuka lapak untuk Orbi di platform Shopee dan Tokopedia agar pekerjaan sampingannya itu tak lagi memusingkannya.

Mengutip toko or.bi.co pada platform Shopee, Farhan mematok harga di e-commerce itu di kisaran Rp90.000 sampai sekitar Rp118.000 untuk jenis kaos. Selain itu, Farhan juga menyediakan sticker pack seharga Rp15.000 untuk lima atau enam unit stiker. Sementara, untuk platform Tokopedia Orbico, harga kaus yang tercantum ada di kisaran Rp129.000 sampai Rp139.000 serta sticker pack dengan harga yang sama.

Belum sempat ia meningkatkan pengembangan brand, pandemi melanda.  Keadaan ini memaksanya memutar otak agar Orbi tak padam begitu saja. Inisiatifnya adalah menciptakan masker yang menjadi kebutuhan orang. Ia membanderol satu masker dengan harga di kisaran Rp20.000–25.000 untuk yang polos dan Rp40.000 untuk yang bergambar.

Namun dalam proses produksinya, pembuatan masker tak seinstan kaus ataupun hoodie. Ketika akan merilis masker, Farhan mengirim desain ke vendor untuk di-print dalam lembaran besar dalam satuan meter, kemudian ia harus mencari tukang jahit untuk tahap finishing. Meski lebih panjang prosesnya dari bisnis semula, Orbi tetap bisa bertahan.

Meski kini iklim bisnis tak baik, ia optimistis, Orbi dapat berkembang lebih besar dengan pengelolaan yang lebih intens.

Data mengamini keyakinan ini.  Meskipun naik turun, pasar industri fesyen tetap bergeliat. Buktinya, fesyen merupakan salah satu dari tiga pemain besar dalam sektor ekonomi kreatif yang berkontribusi besar pada PDB Indonesia, diperkirakan mencapai Rp1.105 triliun menurut catatan Opus Creative Economy 2019.

Angka itu membuat Indonesia menjadi peringkat ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam tingkat kontribusi ekraf terhadap PDB negara. Oleh sebab itu, pemerintah belakangan memacu industri kreatif, khususnya melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Potensinya yang besar menjadi alasan di balik upaya tersebut.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan setidaknya ada tiga pemain besar di sektor ekonomi kreatif, yakni fesyen dengan kontribusi 17% terhadap PDB, kuliner 41%, serta kriya 14,9%. Kemudian, Statista juga memperkirakan bahwa sepanjang 2020, revenue industri fesyen asal Indonesia akan mencapai US$9,81 juta atau meningkat dari catatan 2019 yang hanya sekitar US$6,5 juta.

Usaha Farhan dan pengusaha fesyen segolongannya, masih panjang. Kini, mereka mesti berpuas diri dengan tahapan bertahan untuk tetap muncul di pasaran. Usai pandemi, optimisme ini bisa digenjot lagi dengan realisasi berbagai rencana bisnis yang lebih baik. (Yoseph Krishna)

  • Share:

Baca Juga

Kultura

Kenali Beragaman Makanan Sejak Dalam Kandungan

  • 17 April 2021 , 11:29
Nasional

Polri Akan Beri Arahan Di Satgas BLBI

  • 16 April 2021 , 20:27
Nasional

BPOM Enggan Komentar Lagi Soal Vaksin Nusantara

  • 16 April 2021 , 19:21

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Belia Pengolah Limbah Elektronik


  • Terbaru

GAYA HIDUP

Listing Menu Untuk Hindari Limbah Makanan 
20 April 2021 , 21:00

Menyusun menu makanan untuk keluarga bisa menghemat pengeluaran

Asosiasi Pariwisata Melawan Covid-19
20 April 2021 , 21:00

Ada lebih dari 30 juta masyarakat yang bergantung pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Rancang Tanggung Dengan Melebur
20 April 2021 , 21:00

Peleburan dua kementerian dinilai berdampak pada perkembangan riset. Indonesia jauh kalah dari negara tetangga

Rancang Tanggung Dengan Melebur
20 April 2021 , 21:00

Peleburan dua kementerian dinilai berdampak pada perkembangan riset. Indonesia jauh kalah dari negara tetangga

Berseminya Bisnis Wedding Organizer di Tengah Pandemi
19 April 2021 , 21:00

Tak ada menyangka pada masa pandemi bisa mendapatkan peluang usaha menjanjikan

Ramadan Dan Kehangatan Lintas Iman
17 April 2021 , 18:00

Realitas guyub dan rukunnya warga bangsa di bulan Ramadan sejatinya kerap terlihat dimana-mana.  

Buah Manis Bisnis Hampers Berihwal Nekat
16 April 2021 , 21:00

Meski baru berani memasarkan di Jabodetabek, pesanan dari luar Jawa tak disangka malah ada

Mendedah Kiat Menjaga Umat
15 April 2021 , 21:00

Antusiasme jemaah beribadah selama Ramadan, memerlukan konsistensi pelaksanaan aturan

Bisnis Horeka Dan Asa Yang Tersisa
13 April 2021 , 19:02

Pelarangan mudik berkonsekuensi membuat okupansi hotel di daerah dan pertumbuhan ekonomi akan berada di level yang sangat rendah

Lara Berlanjut Sang Penyintas
12 April 2021 , 21:00

Penyintas covid-19 dirundung pelbagai hal. Ada stigma, hingga keluhan yang memakan biaya

  • Fokus
  • Paradigma

SENI & BUDAYA

Ledekan Dalam Lawakan
07 April 2021 , 15:38

Setiap orang punya keunikan masing-masing yang bisa digali dan menjadi materi roasting.

Mengerek Harga Pantas Atas Karbon Indonesia
29 Maret 2021 , 19:05

Perdagangan karbon jelas dapat mendukung kelestarian hutan Indonesia

SENI & BUDAYA

Mengapa K-Pop Begitu Mendunia?
26 Maret 2021 , 17:00

Meski masih banyak yang tak suka dengan keberadaannya, musik dan aneka hiburan yang ditawarkan berbagai kelompok vokal asal Korea Selatan ini terbukti punya pengaruh besar di ranah internasional.

Teten: Perlu Keterlibatan KUMKM Dalam Industri Otomotif
13 April 2021 , 11:35

Pemangku kepentingan terkait diajak duduk bersama Kemenkop UKM untuk merumuskan model bisnis baru industri otomotif dengan keterlibatan KUMKM

Fokus Ke Asia, Michelin Tingkatkan Kapasitas Produksi 22%
10 April 2021 , 11:00

Pasar Asia berkontrubusi 18% dari total serapan kapasitas produksi Michelin

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.