- Ekonomi
Menkop Ingin Fokus Tingkatkan Ekspor
26 Januari 2021 , 09:55

JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan bahwa perlu terobosan-terobosan untuk mempertahankan ekspor produk UMKM, bahkan meningkatkan laju ekspor dalam kondisi penurunan potensi.
Misalnya, ekspor ke Jepang, Teten menuturkan bahwa Negeri Sakura selalu menjadi mitra penting Indonesia dalam aspek perdagangan internasional. Hal itu terlihat dari hubungan diplomatik kedua negara sejak akhir 1950-an.
"Jepang merupakan negara kedua mitra dagang terbesar Indonesia setelah China dengan pangsa pasar ekspor di kisaran 10%," kata Menkop Teten dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (25/1).
Merujuk pada data dari Atase Perdagangan Indonesia di Tokyo tahun 2020, Teten menyebutkan potensi ekspor produk Indonesia ke Jepang meliputi produk pangan olahan, hortikultura, spare part otomotif, furnitur, hingga energi terbarukan.
Guna memperbesar kapasitas UMKM agar berkontribusi dalam ekspor nasional, Teten mengatakan, pihaknya akan mendorong para pelaku usaha agar masuk ke sektor formal, mendorong pengelolaan berkoperasi dalam skala ekonomis, hingga mengembangkan UMKM berbasis komoditas unggulan.
"Termasuk di dalamnya meningkatkan peran UMKM di dalam ekosistem digital," ujar dia.
Sejumlah program itu merupakan prioritas Kemenkop UKM untuk mendukung para pelaku UMKM agar naik kelas dan go global. Menkop Teten pun berharap para pelaku UMKM dapat lebih mudah masuk dalam rantai pasok global dan pasar ekspor melalui beberapa program itu.
Teten juga mengajak para pelajar Indonesia di Negeri Sakura yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang agar turut andil dalam memberdayakan dan mempromosikan produk UMKM Tanah Air.
"Setelah saudara-saudari menyelesaikan studi di Jepang, segeralah kembali ke tanah air, ambil bagian mendekatkan 64 juta pelaku UMKM dan 97% tenaga kerja dengan berbagai inovasi dan teknologi unggul," sebut Menkop Teten Masduki.
Pemulihan UMKM
Lebih lanjut, Teten Masduki menekankan bahwa pemulihan ekonomi akibat pandemi harus dimulai dengan membangkitkan lagi gairah para pelaku UMKM dan koperasi. Hal itu tak lepas dari 99% pelaku usaha di Indonesia merupakan kalangan UMKM dan menyerap 97% tenaga kerja.
Untuk itu sepanjang 2020, pemerintah telah menggulirkan sejumlah kebijakan dalam rangka percepatan pemulihan UMKM dan koperasi agar segera bergeliat kembali dan bangkit dari dampak pandemi covid-19.
Teten menyebutkan bahwa sejumlah stimulus juga telah diberikan, seperti subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan non-KUR, KUR Super Mikro, insentif pajak, tambahan modal kerja koperasi melalui LPDB-KUMKM, hingga Banpres Produktif Usaha Mikro.
Ia juga memaparkan bahwa berdasarkan Survei Dampak Program PEN terhadap UMKM yang dirilis Lembaga Demografi-LPEM FEB UI, menunjukkan bahwa sejumlah kebijakan dan stimulus itu cukup dirasakan oleh para pelaku usaha.
"Mayoritas responden menggunakan dana program bantuan untuk pembelian bahan baku sebanyak 34% dan pembelian barang modal 33%," tandas Teten. (Yoseph Krishna)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN