• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Kultura

Menjaga Asa Tanpa Laga

Pandemi membuat suporter tidak lagi bisa memenuhi tribun stadion. Hanya kecintaan terhadap tim kesayanganlah yang membuat mereka tetap bertahan, meski tanpa kepastian
23 Januari 2021 , 18:00
Suporter Indonesia. (ANTARA/Wahyu Putro A)
Suporter Indonesia. (ANTARA/Wahyu Putro A)

JAKARTA – Pada 2020, menjadi tahun yang berat tak hanya bagi dunia bisnis dan kesehatan, tapi juga bagi dunia persepakbolaan Indonesia. Liga yang tak bergulir membuat klub-klub terombang-ambing tanpa kepastian nasib.

Manajemen klub, pelatih hingga para pemain harus menelan pil pahit. Semua menjerit.

Tak hanya aktor, sutradara dan produser lapangan hijau, suporter sebagai penonton setia pun merasakan kehampaan yang sama. Tribun stadion yang menjadi "rumah kedua” mereka, harus ditinggalkan entah sampai kapan. Kerinduan untuk menyaksikan tim kebanggaannya bertanding, masih harus ditahan tanpa kepastian.

Yakinlah, rindu itu berat. Seberat kerinduan padang pada hujan. Halah!

Apapun itu, tak bisa dimungkiri, suporter sudah menjadi belahan jiwa dari setiap laga sepak bola. Sebaliknya, tanpa laga, suporter kehilangan suka dan ria.

Di luar kalangan suporter yang kadung fanatik, setahun tanpa liga sepak bola mungkin biasa saja. Namun, tidak bagi suporter setia. Setahun tanpa liga adalah mimpi yang tak pernah terpikirkan.

Bisa dibilang, seperti ada yang hilang dari hidup. Atmosfer stadion saat pertandingan digelar, menjadi kerinduan yang tak terperi lagi.

"Sepak bola adalah bahasa hati yang melibatkan banyak perasaan di sana. Jadi, banyak orang tanpa sepak bola itu setengah napasnya hilang," ungkap Sekretaris Umum Viking Persib Club (VPC) Tobias Ginanjar saat berbincang dengan Validnews, Minggu (17/1).

Bobotoh, kata Tobias, sebenarnya sangat memahami, bagaimana pandemi memaksa orang-orang harus rela mengalah, demi kesehatan bersama. Mereka harus menghentikan segala kegiatan yang menimbulkan keramaian, sembari menunggu kebijakan baru terkait kelanjutan liga.

Rindu berkepanjangan akan pertandingan sepak bola makin menjadi, mengingat di berbagai negara, pertandingan sepak bola sudah kembali bergulir. Meski tanpa penonton, setidaknya kerinduan itu bisa sedikit terobati dengan menyaksikan klub favorit bertanding lewat siaran TV atau layanan streaming.

"Jadi ibaratnya walaupun kita tidak bisa langsung menyaksikan di stadion, tapi sedikit banyak kerinduan kita terobati kalau kita bisa menonton tim kebanggaan kita di televisi," tutur Tobias.

Viking tak hanya sendiri. Para suporter pendukung klub sepak bola lainnya yang tergabung dalam beberapa fans base di Tanah Air juga merasakan hal serupa.

"2020 adalah tahun terberat bagi suporter. Berat karena kami tidak bisa menyaksikan tim kebanggaan kami secara langsung maupun tidak langsung. Jelas kami sangat berharap, federasi ataupun operator mampu menggulirkan kembali sepak bola Indonesia,” kata Ketua Umum Jakmania Diky Soemarno, dihubungi Rabu (20/1).

Sepakat Bersiasat
Bagaimanapun life must go on. Sambil memendam kerinduan dan harus lama terpisah dari tribun, api semangat tak boleh benar-benar padam. Tak mengapa sinarnya jadi temaram, asalkan nyala api organisasi harus terus ada.

Ya, kegiatan keorganisasian di kelompok suporter harus terus berjalan. Meski sifatnya tak lagi melulu soal di kulit bundar, beragam kegiatan dilaksanakan agar produktif dan bermanfaat. Setidaknya, untuk sekadar menjaga semangat kebersamaan antar anggota.

Sepanjang pandemi, terlihat beberapa kelompok suporter tetap mengadakan pertemuan hingga event-event virtual. Rapat-rapat atau sekadar chit-chat demi menjaga ikatan persaudaraan, dilakukan via aplikasi pertemuan virtual, seperti Google Meet atau Zoom. Diskusi lewat grup Whatsapp juga tak terhenti.

Intinya, berbagi informasi, apalagi terkait klub kesayangan, terus di sebarkan via beragam platform media sosial organisasi. Semua dilakukan agar militansi suporter tak padam dihantam pandemi.

Barisan pendukung PSS Sleman, Slemania menjadi salah satu pihak yang menjalankan cara tersebut. Kelompok suporter ini aktif menggelar kegiatan bersama yang sifatnya virtual. Tujuannya hanya satu, semangat kebersamaan adalah sesuatu yang harus terus terjaga.

"Kemarin kami mengadakan virtual concert anniversary Slemania yang ke-20 tahun. Dalam waktu dekat kami juga merencanakan pengajian virtual bersama anak yatim. Kegiatan ini untuk memberi image yang baik kepada masyarakat," ucap Ketua Umum Slemania Rengga Dian Senjaya, Jumat (15/1).

Slemania juga terlibat dalam berbagai aksi sosial untuk penanggulangan pandemi covid-19. Salah satunya menggerakkan pembagian masker dan hand sanitizer untuk rumah ibadah di Kabupaten Sleman.

Setali tiga uang, barisan suporter Persebaya Surabaya, pun melakukan hal serupa. Selain menggelar kegiatan internal, seperti kopdar hingga jambore, para Bonek, sebutan suporter Persebaya Surabaya, terlibat dalam aksi-aksi kemanusiaan, membantu masyarakat menghadapi situasi krisis akibat pandemi. Terbaru, Bonek menggalang donasi untuk korban bencana alam di berbagai daerah di Indonesia.

"Bonek (saat ini) lebih ke aksi peduli, pertengahan tahun kemarin terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan terkait covid-19. Saat ini, Bonek membuat aksi peduli bencana alam, dan akan segera disalurkan ke beberapa daerah yang terkena bencana,” ungkap Koordinator Bonek Tribun Kidul, Devara Noumanto, Kamis (21/1).

Organisasi dan Keanggotaan
Tak melulu soal menggelar kegiatan. Pembenahan internal juga dilakukan pada musim tanpa kompetisi ini, Persib Bandung misalnya, memilih fokus melakukan pembenahan internal organisasi hingga penyiapan sumber daya. Tobias merinci, saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan ulang setiap anggota, mengelola website serta membangun media publikasi.

"Kami juga kemarin meluncurkan Viking TV di YouTube. Jadi kegiatan-kegiatan terkait Viking akan diliput oleh Viking dan bisa ditonton di situ," kata Tobias.

Rapat-rapat distrik via aplikasi, juga masih rutin digelar. Sesekali, karena kebutuhan dan rindu yang tak tertahan, pertemuan fisik juga masih dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan. 

"Ketika PSBB sudah dilonggarkan, ketika lapangan sepak bola sudah boleh digunakan dengan protokol kesehatan, beberapa kali kami juga ada pertandingan-pertandingan persahabatan ke beberapa daerah di Jawa Barat. Silaturahmi dengan mengunjungi distrik-distrik,” tuturnya.

Masa-masa ‘tiarap’ seperti ini, lanjutnya juga dimanfaatkan untuk menggalang amunisi untuk persiapan ketika kegiatan menonton langsung di stadion sudah diperbolehkan. Misalnya mengumpulkan lagu-lagu, mencari variasi-variasi baru dalam yel-yel penyemangat, hingga mengkreasikan formasi tambur dan dirigen untuk mengiringi nyanyian suporter.  

"Jadi ketika liga berjalan dengan kebijakan yang memperbolehkan penonton, itu kita sudah banyak amunisi baru-lah untuk dukung tim," tuturnya.

Langkah senada juga dilakukan rival abadi para Bobotoh, The Jakmania. Pendukung setia tim sepak bola ibu kota ini pun terus berupaya menggalang kekuatan selama masa pandemi. Berbagai kegiatan terus dilakukan pengurus The Jakmania, baik terkait keorganisasian maupun yang bernuansa hiburan, demi memupuk kebersamaan antar anggota.

Untuk keorganisasian, The Jakmania saat ini tengah menjalankan program penerimaan anggota baru sekaligus pendataan ulang terhadap anggota lamanya. Terbaru, The Jakmania bersama Persija Jakarta tengah menyiapkan lomba e-sports Mobile Legend.

"Mobile Legend Competition ini adalah program lomba antar Wilayah Resmi The Jakmania. Kurang lebih yang mendaftar adalah 120 tim dari seluruh Wilayah Resmi," ucap Diky.

Dia menyebutkan, pandemi membuat ia dan kawan-kawan harus mencari berbagai cara agar The Jakmania terus tumbuh dan berkembang. Sejak awal pandemi, mereka banyak melakukan kegiatan yang sifatnya virtual dan sosial. 

"Kami juga melakukan banyak kerja sama dengan pihak ketiga yang sifatnya pengembangan SDM, seperti lokakarta penulisan dan belajar bahasa Inggris,” cetusnya.

Dampak Finansial
Asal tahu saja, buat sebagian orang, organisasi suporter bukan sekadar wadah berkumpul bagi para pecinta suatu klub sepak bola. Lebih dari itu, kelompok suporter juga tak jarang sudah dianggap menjadi keluarga kedua yang membentuk suatu ekosistem dan mewadahi berbagai gerakan sosial, kemanusiaan hingga ekonomi.

Karena ya, aspek finansial juga menjadi salah satu yang terpukul pandemi. Maklum, berbagai kegiatan keorganisasian memerlukan sokongan pendanaan yang kuat. Nah, selama pagebluk, banyak sumber-sumber pendanaan organisasi terhambat. Unit-unit usaha di bawah organisasi suporter pun lesu darah.

Pada musim kompetisi normal, penjualan tiket serta merchandise memang menjadi sumber pendapatan penting bagi banyak klub sepak bola dan organisasi suporter. Dua mata bisnis itu tak pelak terpuruk selama pandemi. Penjualan tiket mati. Begitupun, bisnis merchandise seperti lumpuh layu.

Slemania menjadi salah satu contoh. Selama ini, Slemania terbiasa mengandalkan pemasukan dari dua sektor bisnis itu. Hal itu kemudian hilang sehingga keuangan organisasi pun tersendat.

"Pemasukan Slemania tidak berjalan seperti dulu. Karena liga tidak berjalan otomatis keuangan kami juga tidak berjalan secara semestinya. Sekarang kami hanya mengandalkan dari sponsor dan donatur yang masih peduli dengan Slemania," kata Rengga.

Hal serupa terjadi dalam barisan suporter pendukung Persebaya di Surabaya. Kasusnya hampir serupa dengan Slemania, banyak unit usaha milik kelompok suporter harus 'merunduk'.

“Terutama bidang usaha menjadi terdampak sangat besar bagi suporter karena penjualan yang lesu,” kata Devara Noumanto, salah satu koordinator Bonek.

Meski begitu, baik Slemania maupun Bonek mengaku masih bisa bertahan. Sekalipun kondisi keuangan tidak memadai untuk menutupi sepenuhnya tiap kegiatan, kedua kelompok suporter tersebut masih semangat untuk membuat organisasi itu bertahan.

Hal yang sedikit agak berbeda diterapkan Viking. Organisasi Bobotoh ini memiliki tradisi tersendiri untuk menyokong pendanaan mereka, yaitu lewat cara patungan atau urunan dana.

Tobias menceritakan, segi bisnis penjualan merchandise bukan sumber pemasukan utama Viking Persib Club. Organisasi tersebut dihidupkan dengan cara urunan. Jadi secara umum, selama pandemi, pendanaan kegiatan Viking Persib Club relatif tidak terganggu.

"Jadi merchandise itu ya tambahan saja lah. Jadi ketika sekarang menurun penjualan ini, enggak terlalu berdampak untuk aktivitas organisasi. Karena kami itu, biasa menggunakan pendekatan kekeluargaan, seperti patungan dan sebagainya," terang Tobias.

Persoalan finansial nyata adanya. Namun, suporter setia masih punya berbagai alternatif untuk tetap bergerak bersama, menjalankan berbagai kegiatan kebersamaan sembari tetap menyalurkan dukungan bagi klub. Kelompok suporter, kecil kemungkinan bisa segera mati hanya karena hambatan finansial, karena jati diri dan semangat tiap-tiap suporter adalah kecintaan terhadap klub.

Hanya saja, sikap militan mereka bisa menjadi langkah yang sia-sia, jika pandemi yang berkepanjangan, membuat kompetisi terus terusan tak bisa digelar. Pasalnya, mungkin hanya segelintir klub sepak bola yang bisa terus bertahan untuk terus menggaji pemain dan membiayai operasionalnya, tanpa adanya kompetisi dan dukungan sponsor.  (Andesta Herli)

  • Share:

Baca Juga

Kultura

Mendamba Panggung Di Depan Mata

  • 25 Februari 2021 , 21:00
Nasional

Perseroan Perorangan Daftar Jadi PT Tanpa Notaris

  • 22 Februari 2021 , 15:49
Kultura

Menakar Dampak Vape Terhadap Kualitas Sperma

  • 20 Februari 2021 , 15:27

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Penggugah Seni Tradisi Dari Kolong Rumah


  • Terbaru

Abai Terbuai Euforia Vaksin
27 Februari 2021 , 18:00

Vaksin bukanlah ramuan kebal yang paripurna memproteksi tubuh dari paparan virus corona. Protokol kesehatan tetap harus diterapkan meski sudah divaksin

3 Tips Sederhana Kelola Sampah Di Rumah
27 Februari 2021 , 17:48

Jika tidak punya kebun, berikan pupuk kompos dari sampah organik Anda ke tetangga atau menjualnya

KPK Sudah Sering Diminta Usut Indikasi Korupsi Di Sulsel
27 Februari 2021 , 17:35

Hari ini, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dicokok KPK

Abai Terbuai Euforia Vaksin
27 Februari 2021 , 18:00

Vaksin bukanlah ramuan kebal yang paripurna memproteksi tubuh dari paparan virus corona. Protokol kesehatan tetap harus diterapkan meski sudah divaksin

Moncer Akibat Tren ‘Gandrung’ Interior
26 Februari 2021 , 21:00

Dari tumpukan limbah furnitur, Woodsluck memulai geliat usaha

Mendamba Panggung Di Depan Mata
25 Februari 2021 , 21:00

Memindahkan pertunjukan seni offline ke online tak mudah, Pelaku dan penonton merasa ada yang hilang

Bertaruh Tumbuh Pada Vaksin
23 Februari 2021 , 20:34

Tak meratanya ketersediaan vaksin bisa menjadi pengganjal pencapaian target pertumbuhan ekonomi

Jalan Sunyi Kusir Dokar
22 Februari 2021 , 21:00

Pembatasan membuat mereka terusir dari wilayah wisata dan pemukiman

Harap Tinggi Dari Subsidi Kian Mini
20 Februari 2021 , 18:00

Isu pendataan selalu menjadi penting dalam penyaluran bantuan

Terlanda Kewarganegaraan Ganda
19 Februari 2021 , 21:00

Sistem pendataan tak mendukung rezim kewarganegaraan Indonesia

  • Fokus
  • Paradigma

Literasi, Jurus Ampuh Menangkal Hoaks
25 Februari 2021 , 11:24

Tingginya intensitas penggunaan internet tidak berjalan beriringan dengan tingginya indeks literasi digital

Perlunya Membangun Gerakan Moral Sadar Pandemi
24 Februari 2021 , 18:30

Manfaat yang diperoleh khalayak luas dari vaksinasi, harusnya menjadi pemikiran moral menepiskan ego menolak vaksin

Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksinasi Covid-19
18 Februari 2021 , 19:00

Persepsi masyarakat terhadap vaksinasi covid-19 penting guna menurunkan penyebaran penyakit

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.