- Ekonomi
Mendag: Platform Dagang IDNStore Potensial Genjot Ekspor
14 Januari 2021 , 19:12

JAKARTA – Kementerian Perdagangan meluncurkan platform dagang digital Indonesia Store atau IDNStore. Langkah ini ditujukan untuk mendorong penetrasi produk Indonesia ke berbagai negara. Khususnya produk usaha kecil-menengah atau UKM ke China, termasuk Hongkong dan Taiwan.
Kehadiran IDNStore, diharapkan meredam defisit dagang Indonesia-China yang melebar selama beberapa tahun belakangan.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, sudah saatnya UKM nasional berorientasi ekspor mengoptimalkan kehadiran platform digital untuk meningkatkan kinerja ekspor. Hal ini sejalan dengan arah transformasi perdagangan nasional dari barang mentah dan setengah jadi menuju barang industri berteknologi.
“Percepatan penggunaan teknologi telah terbukti menjadi salah satu alat yang efektif dan efisien untuk mempromosikan produk ekspor, termasuk sisi penyediaan data dan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis,” ujarnya dalam peluncuran IDNStore secara virtual, Jakarta, Kamis (14/1).
Menurutnya, UKM Indonesia masih menghadapi beberapa permasalahan; antara lain keterbatasan kapasitas produksi, modal, SDM, kemampuan pemenuhan standar, serta keterbatasan pemasaran produk.
Karenanya, promosi produk secara digital merupakan salah satu solusi yang dapat membantu UKM dalam memasarkan produknya, khususnya di tengah pandemi covid-19.
Sementara itu, ia juga mengingatkan, saat ini semua pihak mesti segera menyesuaikan diri di bidang perdagangan dunia yang telah memasuki era kolaborasi. Bahkan, kondisi ekonomi sudah jauh berbeda dari apa yang sudah dipelajari pada 30–35 tahun silam.
"Jadi ini baru di sektor perdagangan yang menurut saya akan jadi tren yang cukup lama ke depan. Jadi kita tidak bisa lagi mengatakan mau menjual sebanyak-banyaknya dan membeli sesedikit mungkin," tegasnya.
IDNStore merupakan platform dagang digital yang diharapkan dapat memungkinkan transaksi secara antar bisnis (B2B) maupun bisnis ke konsumen (B2C), antara pelaku usaha Indonesia yang terdaftar dan calon pembelinya di negara-negara tersebut.
Selain itu, platform ini juga menyediakan fitur pameran virtual secara langsung dan kode QR yang mendukung kegiatan promosi virtual. Ribuan produk Indonesia dengan berbagai kategori di lebih dari 1.000 pelaku usaha telah ditampilkan di IDNStore, setelah beroperasi sejak November 2020.
Produk-produk tersebut diantaranya produk pertanian, hasil laut, otomotif, makanan dan minuman, pakaian, kesehatan dan kecantikan, kerajinan, serta dekorasi rumah.
Sejumlah capaian telah dihasilkan melalui platform ini, antara lain investasi perkebunan buah naga dan pisang di Indonesia dengan tujuan ekspor ke pasar Tiongkok, Jepang, Arab Saudi, dan Persatuan Emirat Arab atau UEA.
Sebagai proyek percontohan, telah disepakati lahan seluas 30 hektare di Sulawesi Selatan dari total 1.500 hektare yang disediakan untuk perkebunan tersebut.
Selain itu, melalui IDNStore sebanyak tiga UKM Indonesia berhasil melakukan ekspor perdana produk makanan ke Hongkong pada 7 Desember 2020 lalu. Pelepasan ekspor perdana tersebut dikawal Konsul Perdagangan Hongkong.
“Selain mengoptimalkan upaya penetrasi pasar ke kawasan Tiongkok dan sekitarnya, platform ini juga berperan sebagai inkubator sekaligus benchmark bagi UKM Indonesia untuk menyasar pasar-pasar ekspor di kawasan lain,” katanya.
Baca Juga:
Peluang Dagang Digital
Dubes RI untuk China merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun menambahkan, ada peluang yang besar untuk masuk ke pasar Tiongkok dan sekitarnya dengan mengoptimalkan platform digital.
Apalagi, China merupakan salah satu negara di dunia selain Amerika Serikat yang memimpin peta ekonomi digital. Bahkan, sektor yang sama berkontribusi ke PDB China sebesar 33%, yang nilainya mencakup 50% transaksi ekonomi digital di seluruh dunia.
Hal tersebut berkebalikan dengan Indonesia yang perdagangan digitalnya baru berkontribusi 3%. Karenanya, Djauhari menilai, kehadiran IDNStore semakin relevan memaknai peta dagang virtual yang ada sekarang.
“Dengan adanya IDNStore diharapkan mampu mencapai celah-celah pasar yang tentu tidak dapat dijangkau melalui kegiatan promosi konvensional. Apalagi, hal itu didukung juga dengan pesatnya pertumbuhan jumlah pengguna internet di China,” kata Djauhari.
Pada periode Januari–November 2020, ekspor nonmigas Indonesia ke China, Hongkong, dan Taiwan secara akumulatif mencapai US$31,46 miliar. Dengan China yang berkontribusi dominan dengan senilai US$26,61 miliar.
Komoditas ekspor Indonesia ke China diantaranya nikel, minyak sawit, batu bara, pulp, baja, kertas dan produk kerta. Ke Hongkong yaitu produk perhiasan, batu bara, emas, peralatan komunikasi, sarang burung walet, elektronik, dan tembakau
Sementara, ke Taiwan berupa mesin dan peralatan listrik, plastik, kertas, besi dan baja, kain rajutan atau kaitan, filamen buatan, alumunium, tembaga, dan lainnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, di Januari-November 2020 Indonesia membukukan defisit neraca perdagangan US$6,96 miliar. Membaik dibandingkan periode yang sama di 2019 sebesar US$15,38 miliar. (Khairul Kahfi)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN