• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Ekonomi

MERAJUT ASA TEKSTIL NUSANTARA

Mei 2018, Sentra Tenun Terbesar Indonesia Hadir Di Sumatera Barat

Data Kementerian Perindustrian mencatat industri tenun dan batik memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional dengan nilai ekspor yang mencapai US$ 151,7 juta pada 2016
26 April 2018 , 20:16
Warga mengerjakan tenunan Pandai Sikek di Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO
Warga mengerjakan tenunan Pandai Sikek di Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO

PADANG – Kain asal Indonesia memang terkenal akan keindahannya. Salah satu wastara nusantara, batik, mampu menarik perhatian dunia dengan masuk kedalam daftar United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya bangsa sejak 2009 lalu.

Selain batik masih ada kain tenun yang tidak kalah cantiknya. Keindahan dan keunikan kedua tekstil tradisional Indonesia ini tak ayal memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.

Terbukti, data dari Kementerian Perindustrian mencatat industri tenun dan batik memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional dengan nilai ekspor yang mencapai US$ 151,7 juta pada tahun 2016. Tenun dan batik pun digalakkan menjadi industri padat karya berorientasi ekspor.

Sebagai kontributor bagi pertumbuhan industri kreatif, para perajin kain tradisional asli Indonesia senantiasa didorong untuk terus meningkatkan produktivitas dan inovasi agar lebih berdaya saing di pasar domestik dan internasional.

Pembangunan sentra industri rupanya menjadi pilihan pemerintah dalam mengembangkan industri tenun, salah satunya di Sumatera Barat (Sumbar) yang merupakan penghasil kain tenun Pandai Sikek asli Minangkabau.

Dibangun di atas lahan seluas 11.710 meter persegi, sentra industri tenun yang berlokasi di Nagari Tigo Jangko, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar ini digadang-gadang menjadi yang terbesar di Indonesia. Rencananya, sentra ini akan diresmikan oleh istri Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 8 Mei 2018 mendatang.

"Saat ini, sedang didiskusikan dengan Ibu Mufidah Jusuf Kalla untuk menetapkan kapan waktu pastinya, semula dijadwalkan 8 Mei," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Tanah Datar Syahril di Batusangkar, seperti dilansir dari Antara, Kamis (26/4).

 

 

Lebih rinci, sentra tenun ini nantinya akan dilengkapi rumah susun dengan 35 kamar yang fasilitasnya menyerupai apartemen. Khusus untuk fasilitas, pembiayaan berasal dari dana alokasi khusus Kementerian Perindustrian dan Tugas Pembantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun anggaran 2017.

Melalui sentra tenun ini, masyarakat peminat tenun akan diberi pelatihan berbagai macam keahlian, seperti pewarnaan (pencelupan benang), pembuatan renda songket, pelatihan tenun, menghani, bordir/sulaman, membatik, pembuatan aneka cenderamata, bahkan manajemen usaha.

“Ada gedung produksi yang bisa dimanfaatkan untuk pelatihan, di sana juga telah tersedia 35 alat tenun yang siap digunakan,” jelas kepala Dinas Koperasi Perindustrian Pertambangan Tanah Datar, Abdul Hakim.

Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi mengapresiasi adanya sentra industri tenun di daerahnya. Irdinansyah menilai ini merupakan berkah buat daerah, karena dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan menciptakan peluang bisnis baru.

 

Baca Juga:

  • Kebodohan Masa Lalu Berbuah Upakarti
  • Profesi Perajin Batik Paling Diminati
  • Maha Karya Kearifan Lokal Digandrungi Internasional

 

Tidak hanya itu, Ketua Dewan Kerajian Tanah Datar Ny. Emi Irdinansyah juga menyatakan komitmennya terkait upaya memajukan industri tenun setempat.

“Kehadiran sentra tenun di daerah ini akan kita manfaatkan semaksimal mungkin, demi menjadikan songket sebagai komoditas unggulan. Kami juga sudah kirim anak-anak Tanah Datar untuk dilatih di Jakarta, yang ke depannya akan dijadikan sebagai instruktur di Sentra Tenun ini,” tegas Emi.

Sadar akan besarnya potensi industri kain tenun, sebelumnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumbar juga telah mengadakan pelatihan desain di Desa Payakumbuh pada tahun 2017 lalu.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar memang diperlukan adanya pengembangan dengan berbagai bentuk motif yang lebih kreatif, sehingga mempunyai prospek pasar yang lebih luas lagi dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku industri tenun. (Shanies Tri Pinasthi)

 

 

 

  • Share:

Baca Juga

Kultura

Menengok Sejarah Kehadiran Sepeda di Indonesia

  • 08 Januari 2021 , 11:41
Kultura

Menilik Sejarah Kawasan Puncak, Primadona Kala Liburan

  • 30 Desember 2020 , 21:00
Ekonomi

PBNU: Bank Syariah Indonesia Harus Didukung

  • 18 Desember 2020 , 17:05

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Beton Pertahanan Kesebelasan Indonesia


  • Terbaru

Mencari Kedelai Pengganti Tempe
16 Januari 2021 , 21:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Menparekraf Poles Daya Tarik Desa Wisata Bilebante
16 Januari 2021 , 18:00

Healthy Tourism cocok diterapkan pada Desa Wisata Bilebante

Ada Batu Rusia di Natuna
16 Januari 2021 , 18:00

Batu itu dimaknai sebagai hubungan Indonesia dan Rusia kala itu

Mencari Kedelai Pengganti Tempe
16 Januari 2021 , 21:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

Makanan Beku Untuk Kondisi Tak Menentu
15 Januari 2021 , 21:00

Sekitar 60% orang Indonesia lebih banyak ngemil selama pandemi dibandingkan sebelumnya

Upaya Semesta Meredam Kekerdilan
14 Januari 2021 , 21:00

Ibu hamil yang kemungkinan melahirkan anak stunting harus mendapatkan pengawasan ketat

Mendamba Tempe Selalu Di Meja
12 Januari 2021 , 21:00

Kisruh naiknya harga kedelai berulang terjadi. Selama enam tahun terakhir ini kenaikannya pesat

Simalakama Wasit Sepak Bola
11 Januari 2021 , 17:56

Untuk dapat pemasukan, kerja serabutan diandalkan. Perhatian stakeholder utama tak terasa

Dilema Bansos Tunai
09 Januari 2021 , 18:00

Selain tak tepat sasaran, budaya konsumtif penerima juga menjadi masalah

Cuan Yang Terselip di Bisnis Jastip
08 Januari 2021 , 21:00

Jastip bisa jadi usaha sampingan sekaligus upaya untuk membangun jaringan bisnis selanjutnya

  • Fokus
  • Paradigma

Krisis Repetitif Kedelai
15 Januari 2021 , 16:00

Tingkat konsumsi kedelai masyarakat Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,97 kg/kapita/tahun

GAYA HIDUP

Panen Protein Dari Ikan Sendiri
14 Januari 2021 , 13:05

Harga tahu dan tempe tak lagi murah sejak kedelai melangka. Ikan sebagai sumber panganan dengan kandungan protein tinggi jadi alternatif strategis.

KESRA

Bantuan Tunai Dan Pilihan Yang Membuai
11 Januari 2021 , 09:17

Pada dasarnya, apapun pilihan bantuannya, selalu ada risiko hasil tak sesuai dengan tujuan.

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.