- Ekonomi
Kominfo Kembangkan Pilar Literasi Digital
18 Januari 2021 , 08:05

JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah mengembangkan empat pilar literasi untuk mendukung percepatan transformasi digital, di dalamnya terdapat keseimbangan dalam pemanfaatan ruang digital khusus untuk pengguna usia muda atau anak-anak.
Menurut Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika, Semuel A. Pangerapan, digital skill masyarakat perlu ditingkatkan sebagai pilar literasi untuk mendukung transformasi digital. Hal ini berperan penting untuk memahami perangkat teknologi informasi.
"Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari," kata Semuel, dikutip dari Antara, Minggu (17/1).
Selain pengembangan digital skill, menurut Semuel, tiga pilar lain yang dibangun adalah digital culture, digital ethics dan digital safety.
Digital culture adalah bentuk aktivitas masyarakat di ruang digital yang harus tetap memiliki wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, dan kebhinekaan.
Sementara digital ethics adalah kemampuan menyadari mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Berikutnya, Dirjen Aptika menyebut digital safety atau kemampuan masyarakat adalah kemampuan untuk mengenali, menerapkan, meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital.
“Empat hal ini tertuang dalam Roadmap Literasi Digital 2021-2024yang sedang disusun oleh Kementerian Kominfo," ujar Semuel.
Lebih lanjut, Semuel mengatakan ada kesalahpahaman terkait dengan transformasi digital yang seolah-olah berpindah tempat dari ruang physical ke ruang digital.
"Transformasi digital adalah bagaimana kita meng-embrace atau memasukkan ruang digital ini menjadi bagian dari pada realitas dan bukan menggantikan, sehingga seimbang” kata dia.
Menurutnya, diperlukan keseimbangan dan orangtua perlu mengatur sejak awal secara ketat, agar anak-anak itu disiplin dalam memanfaatkan ruang digital ini, sehingga tidak berlebihan dan akhirnya terbawa dengan arus ruang digital yang terlalu dalam sehingga melupakan ruang fisik.
Kementerian melaporkan, pandemi berdampak pada percepatan transformasi digital. Saat ini, sudah ada 196 juta masyarakat yang terkoneksi dengan internet atau 73% dari total jumlah penduduk. Namun demikian, masih ada masyarakat yang belum dapat mengakses internet dengan layak.
Pemerataan akses internet kini tengah diupayakan Kementerian Kominfo agar internet bisa diakses masyarakat Indonesia di mana pun berada, seperti yang telah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo.
Selain menyiapkan BTS, Kementerian juga tengah menyiapkan satelit yang akan diluncurkan pada akhir 2022. (Nadia Kurnia)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN