- Nasional
Kemenkes Diminta Perbaiki Sistem Pendaftaran Vaksinasi
23 Februari 2021 , 16:22

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengevaluasi vaksinasi kelompok lanjut usia (lansia). Evaluasi ini menyusul terjadinya antrean panjang dan kerumunan di RSUD Kembangan pada saat vaksinasi lansia.
Charles juga menyebutkan telah berdiskusi dengan Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi terkait rencana evaluasi vaksinasi untuk kelompok lanjut usia ini terutama saat pendaftaran. Hal ini agar peristiwa serupa tidak terjadi di lokasi lain saat vaksinasi untuk masyarakat luas mulai berlangsung.
"Maka saya akan sampaikan dengan Menteri Kesehatan agar perbaiki sistem pendaftaran sehingga nanti warga datang sudah diberi jam untuk datang jadi tidak lagi bertumpuk," kata Charles, Selasa (23/2).
Ia menyarankan, ke depannya Kemenkes bisa melibatkan peran anggota keluarga untuk membantu proses vaksinasi bagi lansia. Keterlibatan keluarga diharapkan mulai dari pendaftaran secara daring hingga mengantarkan lansia ke posko vaksinasi.
Agar, proses vaksinasi bagi lansia bisa dipercepat. Lantaran, berdasarkan perhitungan Dinas Kesehatan, waktu normal vaksinasi hanya memakan waktu satu jam. "Saya ngobrol sama teman-teman di Dinas Kesehatan dan sebut saat ini dari datang sampai selesai vaksinasi hanya memakan waktu satu jam," jelas dia.
Selain evaluasi terkait pendaftaran, Charles juga meminta pemerintah mengevaluasi sosialisasi soal vaksin. Sosialisasi vaksin covid-19 bagi lansia dan sosialisasi vaksin covid-19 bagi kelompok masyarakat yang masih enggan divaksin.
"Maka butuh kerja kita bersama untuk kasih tahu masyarakat bahwa vaksinasi itu penting. Kami di Komisi IX DPR sudah berkoordinasi dengan Kemenkes. Kami harap bisa segera ditindaklanjuti," imbuh dia.
Sebelumnya, survei Lembaga Indikator Politik Indonesia yang dilakukan terhadap 1.200 responden pada 1–3 Februari 2021, menunjukkan masih ada 41% kelompok masyarakat yang enggan divaksin. Sementara, masyarakat yang bersedia divaksin mencapai 54,9%.
Ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan responden tidak mau divaksin. Misalnya, faktor keraguan terhadap efektivitas vaksin, faktor merasa sehat atau tidak membutuhkan dan faktor keuangan jika vaksin berbayar. (Gisesya Ranggawari)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN