• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Nasional

GAMANG MENGELOLA INDUSTRI TAMBANG

KEBERLANJUTAN SOSIAL DALAM PERTAMBANGAN EMAS

Emas tidak lagi terbatas sebagai simbol status sosial, keperluan transaksi dan kebijakan moneter, atau sebagai salah satu bentuk investasi semata.
05 Januari 2019 , 01:05
Emas batang yang tersimpan di dalam Fort Knox. usmoneyreserve.com
Emas batang yang tersimpan di dalam Fort Knox. usmoneyreserve.com

Oleh: Nugroho Pratomo*
Dalam dunia pertambangan logam, emas atau yang sering kali disebut sebagai logam mulia, masih menjadi jenis logam yang paling banyak dicari di dunia. Berbagai cara ditempuh manusia untuk memperoleh emas. Setelah memiliki emas, logam tersebut diolah menjadi berbagai bentuk, mulai dari mahkota para raja hingga peralatan rumah tangga.

Selain itu, emas juga sering kali digunakan sebagai dekorasi dalam kuil-kuil zaman dahulu. Penggunaan emas sebagai dekorasi salah satunya dilakukan oleh bangsa Mesir pada lebih dari 5000 tahun yang lalu. Karenanya, emas menjadi salah satu simbol status sosial hampir bagi seluruh umat manusia hingga saat ini.

Dalam perjalanan sejarah peradaban manusia, proses untuk memperoleh emas terus mengalami perkembangan. Hal ini sesuai dengan kondisi dan letak cadangan (deposit) emas itu berada. Perkembangan teknologi pun juga dimanfaatkan sedemikian rupa untuk memperoleh emas tersebut.

Pada masa lalu, salah satu sumber deposit emas adalah berasal dari Timur Tengah dan Afrika Utara, terutama daerah-daerah sekitar sungai Nil dekat laut Merah dan gurun Nubian. Emas yang berasal dari daerah-daerah ini juga tak jarang digunakan oleh para seniman emas di Mesopotamia dan Palestina. Sumber emas lainnya juga berasal dari daerah yang sekarang termasuk ke dalam wilayah Kerajaan Arab Saudi, yaitu daerah-daerah yang dahulu merupakan wilayah kekuasaan Raja Sulaiman pada tahun 961–922 SM. Daerah tersebut bernama Mahd adh Dhahab (Kirkemo, Newman, & Ashley).

Wilayah lain yang sejak dahulu dikenal sebagai tambang emas adalah kawasan Amerika Tengah dan Selatan. Suku Aztec yang mendiami daerah-daerah—yang sekarang masuk dalam wilayah Meksiko dan Peru—mendapatkan emas yang digunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari dari wilayah yang saat ini termasuk dalam negara Kolombia. Namun, kehadiran para penjajah dari Eropa (Spanyol) yang sedang mencari “dunia baru” akhirnya berhasil menguasai berbagai artefak peninggalan bangsa Indian yang berasal dari emas tersebut.

Standar emas
Dalam perkembangan selanjutnya, emas kemudian juga digunakan sebagai alat pembayaran. Beberapa bangsa pedagang kemudian menggunakan koin dari emas sebagai alat pembayaran dalam setiap transaksi perdagangan. Menjelang awal abad ke 20, emas kemudian dijadikan ukuran kekayaan sebuah negara. Hal tersebut kemudian dikenal dengan sistem standar emas. Periode 1879–1914 dikenal sebagai era standar emas internasional klasik.

Sebagai negara yang memiliki stok emas dalam jumlah besar, terutama untuk keperluan transaksi, Amerika Serikat menyediakan tempat khusus. Tempat khusus tersebut disebut dengan Fort Knox Depository. Emas yang disimpan di lokasi tersebut berbentuk emas batangan.

Benteng Fort Knox. Youtube

Standar emas ini berakhir pada 1971 ketika Amerika Serikat di bawah presiden Nixon mengumumkan penghentian penggunaan sistem Bretton-Woods. Ketika itu, Amerika Serikat tengah menghadapi kesulitan dalam membiayai perang Vietnam. Akibatnya, Amerika Serikat tidak lagi mampu membeli dan menjual cadangan emas yang dimilikinya. Harga emas pada saat itu ditetapkan sebesar US$35 per ons.

Pemanfaatan secara luas emas bagi keperluan sehari-hari manusia terus mengalami perkembangan. Emas tidak lagi terbatas sebagai simbol status sosial, keperluan transaksi dan kebijakan moneter, atau sebagai salah satu bentuk investasi semata. Emas juga digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari, seperti untuk perhiasan, peralatan kedokteran gigi, bahan dalam industri penerbangan dan ruang angkasa, barang seni, bahan medis lainnya, hingga berbagai peralatan elektronik. Sebagai salah satu bahan metal, emas merupakan penghantar yang sangat baik. Misalnya, penggunaan lapisan atau bahan emas untuk keperluan bahan kabel dalam produk elektronik yang termasuk produk high-end terbukti memberikan kualitas suara atau gambar yang sangat baik.

Konflik sosial
Semakin meluasnya penggunaan emas bagi keperluan keseharian manusia, pada satu sisi memang telah memberikan keuntungan yang cukup besar. Namun, pada saat yang bersamaan, cara untuk memperoleh emas tersebut ternyata juga membutuhkan “pengorbanan” yang tidak sedikit. Berbagai konflik sosial dan politik tidak sedikit terjadi diakibatkan adanya proses penambangan emas tersebut, termasuk salah satunya adalah kasus yang terjadi kepada PT Freeport di Indonesia.

BACA JUGA: Regulasi Tak Terurus, Cadangan Mineral Logam Tergerus

Pengambilalihan melalui mekanisme pembelian saham PT Freeport oleh pemerintah Indonesia sebenarnya dapat dikatakan sebagai cara yang relatif sangat baik. Melalui mekanisme pembelian saham, potensi terjadinya konflik sosial-politik akibat pemanfaatan isu sentimen nasionalisme dalam sektor pertambangan dapat dicegah.

Sebagaimana diketahui, salah satu isu utama yang sering kali mengemuka terkait kondisi keamanan di Papua adalah isu mengenai penerimaan daerah yang sedikit—terutama dari sektor pertambangan—atas keberadaan PT Freeport selama ini. Meski Papua sendiri kini telah memiliki otonomi khusus dan juga mendapatkan dana bagi hasil, isu tersebut akan kerap muncul seiring dengan dinamika politik lokal di Papua.

Mencermati keberadaan pertambangan emas, berbagai dampak negatif sosial, ekonomi, dan politik akibat adanya aktivitas pertambangan tersebut memang bukanlah hal yang mengherankan. Hal ini disebabkan emas merupakan salah satu jenis mineral yang relatif sangat langka dan terbatas keberadaannya di muka bumi.

Salah satu contoh kasus konflik sosial yang terjadi pada pertambangan emas di Banyuwangi akibat keberadaan PT Bumi Suksesindo pada 2015 merupakan salah satu contoh besarnya potensi konflik sosial akibat adanya aktivitas pertambangan emas. Isu lain yang sering digunakan sebagai pemicu konflik sosial dalam sektor pertambangan emas adalah isu lingkungan.

Penggunaan merkuri yang sebenarnya telah dilarang dan digantikan oleh natrium sianida pada proses ekstraksi emas adalah salah satu isu yang paling sering digunakan untuk mengangkat persoalan lingkungan dalam aktivitas pertambangan emas. Berbagai kalangan LSM sektor pertambangan kerap memanfaatkan isu lingkungan untuk mengambil keuntungan tersendiri atas adanya aktivitas pertambangan.

BACA JUGA:

  • PENTINGNYA PENGELOLAAN PERTAMBANGAN YANG BERKELANJUTAN

Berangkat dari besarnya potensi sosial yang muncul akibat adanya pertambangan emas, keberadaan aktivitas pertambangan emas jelas bukan sekadar persoalan seberapa besar keuntungan ekonomi yang akan diperoleh oleh sebuah negara atau daerah. Sebaliknya, juga bukan sekadar seberapa besar dampak negatif lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan emas. Melalui mekanisme internalisasi, maka ekternalisasi negatif atas aktivitas pertambangan seharusnya akan selalu dapat diatasi.

Lebih dari itu, keberlanjutan sosial harus pula terus diperhatikan. Penyelesaiannya tidak cukup dengan hanya menyediakan program CSR sebagaimana sering kali banyak dilakukan oleh berbagai perusahaan pertambangan emas. Keberlanjutan sosial hanya akan terjadi apabila tercipta kesetaraan dalam setiap pengambilan keputusan penting dalam aktivitas pertambangan emas. Kesetaraan sendiri merupakan konsep yang relatif dan sangat terbuka untuk diperdebatkan. Namun, kesetaraan tersebut juga bukan hal yang mustahil terjadi. Selama masing-masing pihak dapat saling menghargai dan tidak berupaya memanfaatkan kondisi demi keuntungannya sendiri.

*)Peneliti Utama Visi Teliti Saksama

Referensi:
Kirkemo, H., Newman, W. L., & Ashley, R. P. (n.d.). Gold. Retrieved Januari 4, 2019, from https://pubs.usgs.gov/gip/gold/gold.pdf

  • Share:

Baca Juga

Nasional

KESALAHAN TIPE DUA DALAM KLAIM KEMENANGAN

  • 24 April 2019 , 08:00
Megapolitan

TERASING DALAM KELAZIMAN

  • 04 April 2019 , 16:46
Ekonomi

IMPOR GANDUM DAN JAGUNG: SOLUSI PRAKTIS BAGI PARA PEMIMPI SWASEMBADA

  • 01 Maret 2019 , 20:00

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Ironi Si Pengolah Sandi


  • Terbaru

Jokowi Serukan Langkah Luar Biasa Hadapi Perubahan Iklim
26 Januari 2021 , 10:20

Peningkatan suhu global akibat perubahan iklim tentu akan mempengaruhi produktivitas pertanian

Sisi Lain Sexting dalam Hubungan
26 Januari 2021 , 10:08

Pelaku sexting cenderung malas berada dalam sebuah hubungan yang mengikat

Menkop Ingin Fokus Tingkatkan Ekspor
26 Januari 2021 , 09:55

Pelajar di Jepang diajak turut andil dalam memberdayakan produk UMKM

Menyiasati Kesempatan Kala Pembatasan
25 Januari 2021 , 21:00

Kursus daring kian diminati. Biaya dan penyajian jadi perhatian

Menjaga Asa Tanpa Laga
23 Januari 2021 , 18:00

Pandemi membuat suporter tidak lagi bisa memenuhi tribun stadion. Hanya kecintaan terhadap tim kesayanganlah yang membuat mereka tetap bertahan, meski tanpa kepastian

PELUANG USAHA

Modal Minim Bisnis Reparasi Kereta Angin
22 Januari 2021 , 20:22

Peluang laba dari pengelolaan bengkel sepeda masih terbuka lebar meski tren kemudian turun

Buah Senarai Samar Kompetisi
21 Januari 2021 , 21:00

Kelanjutan kompetisi masih tanda tanya. Beban klub tak tersolusikan

Kandas Laba Dari Olahraga
19 Januari 2021 , 21:00

Tak semua cabor bisa diadakan online. Faktor sponsor tetap menentukan

Bertabur Teman Baru Di Tengah Pandemi
18 Januari 2021 , 21:00

Pembatasan selama pandemi ini rentan memunculkan perasaan keterisolasian

Mencari Pengganti Kedelai
16 Januari 2021 , 18:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

  • Fokus
  • Paradigma

Gaya Hidup Sehat Dan Bisnis Apparel Yang Melesat
21 Januari 2021 , 18:38

Pada masa pandemi, tampilan kasual yang dipengaruhi gaya sporty, akan tetap penting bagi pelanggan, khususnya Gen Z.

Menelisik Tren Mobil Listrik
18 Januari 2021 , 13:00

Mobil listrik mulai dilirik. Namun baru sebagian kelompok yang mampu menjamahnya. Selain faktor harga, ketersediaan fasilitas pendukung teknologi ini juga jadi pertimbangan calon konsumennya.

Krisis Repetitif Kedelai
15 Januari 2021 , 16:00

Tingkat konsumsi kedelai masyarakat Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,97 kg/kapita/tahun

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.