- Ekonomi
Kapasitas Industri Oleokimia Indonesia Terbesar Di Dunia
23 Februari 2021 , 12:17

JAKARTA – Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) menyebutkan kapasitas produksi industri oleochemical atau oleokimia di Indonesia saat ini mencapai 23,3 juta ton per tahun. Merupakan kapasitas produksi terbesar di dunia untuk produk berbahan baku sawit.
Ketua Umum Apolin, Rapolo Hutabarat di Jakarta, Selasa (23/2), dilansir dari Antara, merinci industri oleokimia di Indonesia memiliki kapasitas 11,3 juta ton per tahun. Kemudian, produk fatty acid methyl ester (FAME) atau yang dikenal saat ini sebagai biodiesel merupakan kelompok oleokimia dengan kapasitas 12 juta ton per tahun.
Produk-produk oleochemical Indonesia saat Ini terdiri dari lima kelompok utama yakni fatty acid, fatty alcohol, methyl ester, glycerin dan soap noodle.
“Berbagai turunan dari kelompok utama tersebut selama 2020 telah diekspor ke berbagai belahan dunia sebesar 3,85 juta ton dengan nilai ekspor US$2,64 miliar,” ujarnya.
Rapolo mengatakan, dengan permintaan global yang senantiasa tumbuh positif, Apolin mengajak perguruan tinggi dan lembaga riset lainnya untuk secara bersama-sama mencari dan menggali berbagai teknologi unggul. Juga, beragam produk oleochemical terutama untuk menghasilkan turunan yang lebih hilir lagi dari produk fatty acid, fatty alcohol, dan methyl ester tersebut. Ia menilai, berbagai produk turunan tersebut sangat dibutuhkan industri, baik masa kini maupun masa datang.
Terkait hal itu, Apolin dan Politeknik Akademi Teknik Industri (ATI) Padang menjalin kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia industri sawit di tanah air. Kerja sama tersebut diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding secara virtual, Senin (22/2).
“Kerja sama di antara dunia pendidikan, industri dan pemerintah menjadi suatu keharusan dalam mencari terobosan untuk menghasilkan SDM yang andal, menciptakan teknologi yang maju dan menghasilkan berbagai produk yang bernilai tambah tinggi serta kompetitif baik pasar domestik dan pasar global,” ujarnya.
MoU ini berkaitan kegiatan pengembangan kurikulum link and match dengan kebutuhan industri, pelaksanaan kuliah kerja praktek dual system bagi mahasiswa Politeknik ATI Padang, pelaksanaan magang dosen Politeknik ATI Padang, dan penyelenggaraan kerja sama seminar/kuliah umum/dan atau penelitian serta pengabdian masyarakat.
“Penandatanganan MoU dengan Politeknik ATI Padang merupakan langkah sangat strategis bagi stakeholder industri sawit nasional sehingga link and match antara perguruan tinggi dan dunia industri dapat terwujud secara bertahap,” ujarnya.
Baca Juga:
Direktur Politeknik ATI Padang, Ester Edwar menyatakan penandatanganan MoU dengan Apolin merupakan upaya untuk memberikan jaminan penyelenggaraan pendidikan vokasi yang link and match dengan kebutuhan industri.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian Arus Gunawan mengapresiasi kerja sama antara Apolin dan Politeknik ATI Padang dalam rangka membangun link and match sumber daya manusia dengan industri.
“Pemerintah telah memiliki kebijakan untuk memperkuat struktur industri seperti harga gas, program hilirisasi, dan secara umum program substitusi impor sebesar 35%,” ujarnya. (Fin Harini)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN