• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Ekonomi

Indonesia Berpeluang Tinggi Ekspor Hortikultura ke Jepang

Importir Jepang tengah berupaya mencari negara suplier produk sayuran
21 Juli 2020 , 13:45
Pekerja merawat bibit tanaman sayur yang ditanam di salah satu Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Komplek Jakamandala, Mataram, NTB, Selasa (21/7/2020). Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB mengembangkan?sebanyak 285 Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang menyediakan dan menghasilkan beragam jenis bibit sayuran dan buah untuk masyarakat dan tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB sebagai upaya untuk menjaga ketahanan pangan di masa Pandemi COVID-19 di NTB.ANTARAFOTO/Ahmad Subaidi
Pekerja merawat bibit tanaman sayur yang ditanam di salah satu Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Komplek Jakamandala, Mataram, NTB, Selasa (21/7/2020). Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB mengembangkan?sebanyak 285 Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang menyediakan dan menghasilkan beragam jenis bibit sayuran dan buah untuk masyarakat dan tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB sebagai upaya untuk menjaga ketahanan pangan di masa Pandemi COVID-19 di NTB.ANTARAFOTO/Ahmad Subaidi

JAKARTA – Indonesia berpeluang  besar meningkatkan kinerja ekspor beragam produk hortikultura menuju jepang. Pemerintah dapat berkolaborasi untuk mengakomodasi berbagai tantangan yang masih dihadapi eksportir domestik.

Konsulat Jenderal KJRI Osaka Mirza Nurhidayat mengatakan, saat ini tren permintaan produk sayuran hingga buah di Jepang meningkat pesat. Hal ini secara spesifik, permintaan terhadap komoditas hortikultura beku dan kering meningkat akibat kelangkaan produk di sana.

“Karena jumlah petani yang semakin sedikit dan rendahnya kaum muda yang berminat untuk bertani di sana,” ujarnya dalam webinar bertajuk ‘Market Access Workshop: Horticulture’, Jakarta, Selasa (21/7).

Selain peluang mengisi produk, kata dia, sumber daya tenaga kerja dalam negeri juga bisa menjadi potensi lanjutan produk hortikultura di Negeri Sakura. Pandemi juga menyebabkan importir Jepang berupaya mencari alternatif negara supplier komoditas hortikultura untuk menjaga sustainabilitas mata rantai pasokan.

“Mungkin ini bisa menarik juga minat kerjasama investasi pengolahan produk hortikultura antara Indonesia-Jepang,” katanya.

Pada 2019, Jepang menjadi pengimpor produk buah dan sayur masing-masing menduduki posisi 7 dan 13 dunia. Selain itu, jepang menjadi pangsa pasar produk sayuran sebanyak 3,4% dan buah sebanyak 2,5% di dunia.

“Dalam lima tahun terakhir, tren pertumbuhan importasi komoditas sayur dan buah di Jepang mencapai 4,8% atau sekitar 1,5% per tahun,” katanya.

Sepanjang kuartal 1/2020, kinerja impor Jepang mencapai US$576 juta. Produk hortikultura yang diimpor Jepang berbentuk makanan kering , beku hingga iris. Jenisnya mencakup produk umbi-umbian, talas, ubi, jagung manis, bawang-bawangan, kacang-kacangan hingga produk palawija lainnya.

Sepanjang tahun lalu, China, Amerika  Serikat  serta Korea Selatan menjadi negara pengekspor sayuran-buah utama di Jepang dengan masing-masing kontribusi sebanyak 57,3%, 8% dan 4,7%. Sementara, Indonesia hanya menempati posisi ke-13  dengan kontribusi 0,9%.

“Ini masih sangat kecil (kontribusi impor Jepang). Sehingga dengan negara pemasok lainnya, kita masih punya peluang besar untuk meningkatkan akses pasar produk hortikultur di Jepang,” ujarnya.

Ke depan, ia berharap, eksportir dapat memenuhi ketentuan kriteria impor yang dibebankan pemerintah Jepang untuk menunjang kualitas produk. Selain itu, kuantitas jumlah produk serta menjaga kontinuitas pasokan agar bisa memenuhi target yang diminta konsumen Jepang.

“Ini jadi tantangan seluruh pihak, terutama Kementan dan Kemendang sehingga membutuhkan kolaborasi yang lebih erat agar bisa menembus pasar Jepang,” katanya.

Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kemendag Sulistyawati mengatakan, Indonesia dapat menggunakan perjanjian dagang antara kedua negara untuk memaksimalkan ekspor nasional. Sejak 2018, Indonesia terus menghadapi defisit neraca perdagangan dengan Jepang.

Namun, kondisi defisit nonmigas nasional dengan Jepang telah mengalami perbaikan dari US$8,7 miliar menjadi US$3,6 miliar pada 2019. “Sehingga peluang ekspor hortikultura perlu diakselerasi Indonesia sehingga dapat menguasai pasar di sana,” katanya. (Khairul Kahfi)

  • Share:

Baca Juga

Ekonomi

Indonesia Jajaki Peluang Kerja Sama Transformasi Industri Dengan Jerman

  • 14 April 2021 , 15:12
Ekonomi

Indonesia Pacu Potensi Ekspor Biomassa Ke Jepang

  • 09 April 2021 , 20:00
Ekonomi

Sertifikasi Produk Tingkatkan Ekspor UKM Pangan

  • 09 April 2021 , 14:26

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Napas Panjang Ahli Pemberdayaan


  • Terbaru

BI Fast Payment Akan Diresmikan Desember 2021
14 April 2021 , 21:00

Saat ini masih dalam pengembangan

Tips Mengisi Kolom Summary Di LinkedIn
14 April 2021 , 21:00

Kesan pertama sangat penting

Kemenpora Kaji Penonton Terbatas di Stadion
14 April 2021 , 20:57

Kajian untuk pertandingan sepakbola. Bentuk pola baru penonton sepakbola

Bisnis Horeka Dan Asa Yang Tersisa
13 April 2021 , 19:02

Pelarangan mudik berkonsekuensi membuat okupansi hotel di daerah dan pertumbuhan ekonomi akan berada di level yang sangat rendah

Lara Berlanjut Sang Penyintas
12 April 2021 , 21:00

Penyintas covid-19 dirundung pelbagai hal. Ada stigma, hingga keluhan yang memakan biaya

Pemuda dan Bujukan ‘Surga’
10 April 2021 , 18:00

Perempuan cenderung lebih emosional dibandingkan laki-laki sehingga lebih mudah direkrut oleh kelompok ekstremis

PELUANG USAHA

Masih Ada Sinar Jadi Tukang Gambar
09 April 2021 , 21:00

Profesi ‘Tukang Gambar’ handmade pada era download dan repost masih punya peluang besar. Banyak orang yang mulai kembali melirik manual illustration, sejak 2017 hingga saat ini

Pencegahan Menyusut, Teror Berlanjut
08 April 2021 , 21:00

Program deradikalisasi mantan napi terorisme di luar lapas, tak sebaik yang dilakukan di dalam lapas. Padahal, BNPT sendiri kewalahan untuk mencegah penyebaran paham radikal melalui internet

Menjaga Yang Pernah Tersesat Dengan Pundi Kuat
06 April 2021 , 21:00

Kesulitan ekonomi kerap menggiring mantan narapidana teroris (napiter) untuk kembali ke jalan yang salah

Tugas Berat Di Tanah Pusara
05 April 2021 , 21:00

Penggali kubur sering kali menjadi pelampiasan emosi keluarga jenazah covid-19

  • Fokus
  • Paradigma

SENI & BUDAYA

Ledekan Dalam Lawakan
07 April 2021 , 15:38

Setiap orang punya keunikan masing-masing yang bisa digali dan menjadi materi roasting.

Mengerek Harga Pantas Atas Karbon Indonesia
29 Maret 2021 , 19:05

Perdagangan karbon jelas dapat mendukung kelestarian hutan Indonesia

SENI & BUDAYA

Mengapa K-Pop Begitu Mendunia?
26 Maret 2021 , 17:00

Meski masih banyak yang tak suka dengan keberadaannya, musik dan aneka hiburan yang ditawarkan berbagai kelompok vokal asal Korea Selatan ini terbukti punya pengaruh besar di ranah internasional.

Teten: Perlu Keterlibatan KUMKM Dalam Industri Otomotif
13 April 2021 , 11:35

Pemangku kepentingan terkait diajak duduk bersama Kemenkop UKM untuk merumuskan model bisnis baru industri otomotif dengan keterlibatan KUMKM

Fokus Ke Asia, Michelin Tingkatkan Kapasitas Produksi 22%
10 April 2021 , 11:00

Pasar Asia berkontrubusi 18% dari total serapan kapasitas produksi Michelin

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.