- Ekonomi
IHSG dan Rupiah Serentak Ditutup Melemah Hari Ini
20 Juli 2020 , 19:50

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (20/7) sore, ditutup melemah di tengah minimnya katalis positif di pasar saham.
Sebelumnya, IHSG pada Senin pagi, dibuka menguat. Namun, tak sampai sejam, IHSG melemah dan tak mampu beranjak dari zona merah sepanjang sesi perdagangan hingga penutupan bursa saham.
IHSG ditutup melemah 28,48 poin atau 0,56% ke posisi 5.051,11. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 6,99 poin atau 0,88% menjadi 785,83.
Analis Bina Artha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, pelemahan IHSG seiring minimnya data makroekonomi domestik maupun global yang memberikan dampak positif besar terhadap pasar.
"EU Economic Summit juga masih berlangsung. Pasar masih menantikan apakah KTT ini akan menghasilkan sebuah kesepakatan komprehensif atau sebaliknya," ujar Nafan di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Senin (20/7).
Sentimen lainnya, yaitu neraca perdagangan yang mengalami defisit ¥268,8 miliar per Juni 2020 dibandingkan surplus ¥588,1 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Secara sektoral, delapan sektor terkoreksi di mana sektor aneka industri turun paling dalam, yaitu minus 1,62%, diikuti sektor pertambangan dan sektor properti masing-masing minus 1,25% dan minus 1,02%.
Dua sektor meningkat, yaitu sektor pertanian dan sektor konsumer masing-masing sebesar 2,99% dan 0,1%.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp243,57 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 629.206 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 9,16 miliar lembar saham senilai Rp6,6 triliun. Sebanyak 132 saham naik, 299 saham menurun, dan 148 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini, antara lain indeks Nikkei menguat 21,06 poin atau 0,09% ke 22.717,48, indeks Hang Seng turun 31,18 poin atau 0,12% menjadi 25.057,99, dan indeks Straits Times melemah 3,1 poin atau 0,12% ke 2.615,38.
Rupiah Lanjut Melemah
Seiring dengan IHSG, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin sore, masih lanjut melemah dipicu terus bertambahnya kasus positif corona, baik domestik maupun global.
Pada pembukaan Senin pagi, rupiah dibuka menguat di posisi Rp14.695 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.655 per dolar AS hingga Rp14.823 per dolar AS. Rupiah ditutup melemah 82 poin atau 0,56% menjadi Rp14.785 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.703 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin, menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.832 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.780 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, isu pandemi covid-19 terus menjadi topik utama dalam pemberitaan minggu ini, disebabkan meningkatnya pasien yang terjangkit pandemi, salah satunya di sebagian wilayah AS, Eropa, dan Amerika latin terutama Meksiko dan Brazilia.
"Sehingga bisa terjadi akan ada penutupan massal kembali atau lockdown dan dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan ekonomi yang sampai saat ini masih belum sepenuhnya pulih, serta akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara global dan ada kemungkinan terjadi kontraksi," ujar Ibrahim di Jakarta, Senin.
Dari domestik, lanjut Ibrahim, bertambahnya kasus positif covid-19 di Indonesia menjadi beban tersendiri bagi pemerintah sehingga ada ketakutan perekonomian yang sedang tumbuh akan kembali stagnan.
Apalagi, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 sebentar lagi akan dirilis dan kemungkinan terjadi kontraksi.
"Ini menambah kekhawatiran tersendiri bagi pasar sehingga ketakutan Indonesia akan terkena resesi seolah-olah di depan mata walaupun ini baru sebatas wacana," kata Ibrahim.
Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok, Selasa (21/7), masih akan melemah. "Dalam perdagangan besok, rupiah kemungkinan masih akan melemah di level Rp14.750-Rp14.850 per dolar AS," tuturnya. (Fitriana Monica Sari)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN