- Ekonomi
Harapan Stimulus AS Picu Brent Dekati US$50 Per Barel
05 Desember 2020 , 08:06

NEW YORK - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat atau Sabtu pagi WIB. Brent mendekati US$50 per barel, dipicu ekspektasi paket stimulus ekonomi AS dan kemungkinan vaksin covid-19. Kenaikan harga mengesampingkan peningkatan pasokan dan kenaikan jumlah korban meninggal dunia akibat covid-19.
Dilansir dari Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari, bertambah 54 sen atau 1,11% ke angka US$49,25 per barel. Selama sesi tersebut, kontrak Brent bahkan sempat mencapai level tertinggi sejak awal Maret di US$49,92 per barel.
Sementara itu harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate atau WTI untuk pengiriman Januari, terangkat 62 sen menjadi US$46,26 per barel, setelah menyentuh level tertinggi US$46,68 per barel.
Kedua acuan minyak telah naik selama lima minggu berturut-turut, dengan harga Brent naik 1,7% dan harga minyak mentah AS naik 1,9%.
Rencana paket stimulus Amerika Serikat senilai US$908 miliar mendapatkan momentum di Kongres AS.
“Harga minyak lebih tinggi, meskipun ada peristiwa yang sangat buruk. Ini semua tentang stimulus,” kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger, di New York.
Ia menyebut, terdapat kemungkinan kesepakatan paket stimulus itu akan ditandantangani pada akhir pekan ini.
Hari sebelumnya, harga menguat lantaran OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya sepakat untuk meningkatkan produksi bertahap mulai Januari. Dengan kesepakatan ini, OPEC+ akan memangkas produksi sebesar 7,2 juta barel per hari, atau 7% dari permintaan global mulai Januari. Saat ini, besaran produksi yang dipangkas OPEC+ adalah 7,7 juta barel per hari.
OPEC+ akan bertemu setiap bulan untuk menentukan besaran produksi, setelah gagal mencapai kompromi mengenai kebijakan yang lebih luas untuk sisa tahun 2021. OPEC+ diperkirakan akan melanjutkan pemotongan yang ada hingga setidaknya Maret.
Beberapa analis menilai kesepakatan OPEC+ akan membuat pasar minyak kekurangan pasokan. Sementara yang lain memperkirakan kenaikan pasokan akan membuat pasar kebanjiran.
Analis Wood Mackenzie, misalnya, memperkirakan jika kenaikan terus berlanjut hingga Maret, terdapat kelebihan pasokan 1,6 juta barel per hari pada kuartal pertama.
Kenaikan harga minyak telah mendorong kenaikan produksi minyak serpih AS. Produsen mengaktifkan kembali sumurnya hingga produksi pulih dari posisi terendah dalam dua setengah tahun terakhir yang dicapai pada Mei.
Jumlah rig minyak AS bertambah lima menjadi 246 rig, tertinggi sejak Mei, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. (Fin Harini)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN