- Megapolitan
Gen Z Paling Berani Beraktivitas di Kelaziman Baru
10 Juli 2020 , 13:10

JAKARTA – Generasi Z (usia 15–25 tahun) di Jakarta disebut kelompok usia yang paling berani beraktivitas di tempat publik di masa kelaziman baru. Berdasarkan hasil survei perusahaan marketplace asuransi, Lifepal, generasi Z lebih unggul dalam hal ini ketimbang milenial, generasi X, hingga baby boomers.
“Makin tua kelompok usianya, semakin rendah keinginan untuk beraktivitas di berbagai tempat publik dan adanya perbedaan frekuensi aktivitas masyarakat dalam klasifikasi penghasilan dan gender,” kata Koordinator Riset, Ruben Setiawan kepada Validnews, Jumat (10/7).
Dari hasil surveinya, ditemukan generasi Z paling tidak ragu sering-sering berbelanja di supermarket dan minimarket dengan persentase 67,41% dibanding sebelum masa pandemi. Meski memiliki risiko penularan covid-19 yang sangat tinggi, generasi Z juga tergolong paling berani belanja di pasar tradisional dengan persentase 55,15%.
Selain itu, generasi Z juga yang paling optimistis untuk kembali ke kantor dan sekolah saat memasuki masa kelaziman baru. Hal itu karena mereka sudah lama terjebak kerja dan belajar dari rumah. Frekuensi kegiatan ke kampus atau bekerja di kantor warga Generasi Z juga akan mencapai 61% pada masa kelaziman baru.
“Hal ini sedikit banyak dipengaruhi kebijakan pemerintah untuk membuka sekolah yang berada di zona hijau, maupun rencana untuk memperbolehkan kembali kantor dan tempat usaha yang diwajibkan membiarkan karyawannya kerja dari rumah pada saat PSBB,” papar Ruben.
Saat kelaziman baru nanti, generasi Z dan milenial diprediksi sama-sama lebih memilih taksi atau taksi online untuk bepergian. Taksi maupun taksi online dianggap transportasi minim penumpang, sehingga punya tingkat risiko penularan covid-19 lebih rendah ketimbang KRL, Transjakarta, dan MRT.
Lifepal menggunakan teori generasi yang dikemukakan Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall yang membedakan manusia ke lima generasi, yaitu generasi Baby Boomer lahir tahun 1946–1964, generasi X lahir tahun 1965–1980, dan generasi Y lahir tahun 1981–1994 (milenial). Sementara, generasi Z lahir tahun 1995–2010 dan generasi I lahir tahun 2011–2015.
Survei ini juga menunjukkan perempuan lebih berani naik kendaraan umum daripada pria di masa kelaziman baru. Survei menunjukkan frekuensi menggunakan transportasi ojek atau ojek online perempuan akan kembali ke angka 40%, taksi atau taksi online 46%, dan kendaraan umum massal sebesar 34%.
Perempuan juga lebih berani pergi ke gym dan tempat olahraga indoor. Frekuensi aktivitas responden perempuan dalam aktivitas ini akan kembali sebesar 29%, sedangkan pria hanyalah 26%.
“Cukup menarik pula bahwa pemulihan aktivitas belanja di pasar tradisional para pria adalah 48,9% dibandingkan masa sebelum pandemi. Namun, frekuensi responden perempuan di pasar tradisional hanya akan kembali 46%.” tambah Ruben.
Sementara, makin rendah penghasilan seseorang maka orang makin berani mengunjungi tempat rekreasi pada masa kelaziman baru. Frekuensi kunjungan ke tempat rekreasi indoor padat massa (mal, diskotek, bar, dan karaoke) warga dengan penghasilan di bawah Rp5 juta adalah 37,4%. Namun untuk rekreasi outdoor padat massa (pameran dan konser off air) ada di angka 31,5%.
Selain lebih berani mengunjungi tempat rekreasi indoor maupun outdoor, masyarakat berpenghasilan di bawah Rp5 juta juga lebih berani naik kendaran umum ketimbang masyarakat dengan penghasilan di atas itu.
Semakin rendah penghasilan, masyarakat juga makin sering ke tempat ibadah mencapai 50% dibanding sebelum masa pandemi. Sementara itu, masyarakat dengan penghasilan di atas Rp 20 juta hanya 46%
Survei ini dilakukan dengan metode random sampling terhadap 561 responden dengan rentang usia 15 hingga 74 tahun. Para responden adalah warga yang berdomisili di Jakarta dan atau yang beraktivitas rutin di Jakarta. Untuk mengolah data survei responden ini, Lifepal menggunakan data organizational software. (Yanurisa Ananta)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN