• Beranda
  • Ekonomi
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Yudisial
  • Indeks
  • Diskusi Visi
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Yudisial
  • Indeks
  • Diskusi Visi
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Megapolitan
  • Nasional
  • Yudisial
  • Indeks
  • Diskusi Visi
  • Megapolitan

ESENSI PERTAHANAN BAGI PEREMPUAN

Pandangan bahwa perempuan lemah semakin mendorong pelaku kejahatan untuk memosisikan kelompok ini sebagai target empuk.
04 Desember 2018 , 19:06
Ilustrasi Beladiri Perempuan . Elements envato
Ilustrasi Beladiri Perempuan . Elements envato

Oleh: Novelia, M.Si*

Pagi itu, seorang perempuan berusia 23 tahun menangis tersedu di hadapan beberapa rekan kantornya. Dari mulut, keluar kisah penjambretan yang baru saja ia alami di malam sebelumnya. Ia menceritakan sosok lelaki penjambret yang menyerangnya tanpa dapat ia lawan sedikit pun.

“Lagian elu juga sih, pulang dari kantor malem-malem. Sendirian pula.”

Celoteh yang cenderung menyudutkan dirinya itu tak sedikit ia dapatkan dari para pendengar kisahnya. Situasi ini rasanya telah menjadi kebiasaan beberapa individu pada saat terjadi kejahatan pada seorang perempuan: menyalahkan korban. Tradisi yang juga dikenal dengan sebutan victim blaming ini memandang bahwa perempuan merupakan kelompok yang lemah dan rawan menjadi korban kejahatan, serta tidak mampu melakukan perlawanan ketika hal tersebut terjadi.

Tidak hanya penjambretan, berbagai tindakan pelecehan seksual dalam berbagai skala juga mengintai kaum hawa. Maka dari itu, cara yang paling tepat untuk seorang perempuan dari tindakan kejahatan adalah dengan menghindari perilaku yang diasosiasikan ‘menarik’ minat sang penjahat, misalnya berjalan sendirian di malam hari, atau menggunakan busana yang cukup terbuka. Ancamannya kini tak cuma tindak kriminal itu sendiri, tetapi juga tuduhan bahwa hal yang menyebabkan mereka menjadi korban adalah perilaku mereka sendiri. Padahal, dalam tindakan kriminal, pihak yang sesungguhnya bersalah ya si pelaku, bukan malahan korban.

Yang Lemah Yang Diincar
Dengan mengesampingkan tradisi victim blaming, perlu disadari bahwa memang masih secara nasional, kejahatan masih menjadi hal yang perlu diperhatikan. Setidaknya dalam kurun waktu 2014-2016, rasio dan jumlah tidak kejahatan di Indonesia cenderung meningkat dengan total 357.197 tindak kejahatan. Hal tersebut setidaknya tergambar pada infografis di bawah ini.

 

Bila berfokus kepada kejahatan di mana perempuan menjadi korbannya, dan pada akhirnya menjadi sasaran victim blaming, gembar-gembor isu kesetaraan sedikit banyak turut berpengaruh.

Ditilik secara runut, isu kesetaraan jender membawa masyarakat pada kemunculan hegemoni tandingan bahwa perempuan tidak hanya berhak mengurusi tugas-tugas domestik sebagai istri atau ibu rumah tangga, tetapi juga memiliki kebebasan untuk bekerja di luar rumah sesuai dengan minat dan bakatnya.

Kaum perempuan kini dapat memanfaatkan kemampuannya dengan berkarir di kantor-kantor. Jarak tempat tinggal dengan area mencari nafkah yang cukup jauh tidak menjadi masalah. Kendaraan pribadi maupun transportasi umum menjadi pilihan demi melaksanakan pekerjaannya di gedung-gedung bertingkat. Sayang, hal ini tidak beriringan dengan kualitas keamanan saat menempuh perjalanan tersebut. Perampasan barang, pelecehan seksual, serta tindak kejahatan lainnya bukannya jarang terjadi di jalanan maupun transportasi umum.

Sementara itu, stereotip akan kemampuan perempuan melindungi diri sendiri juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh. Dibanding laki-laki, perempuan lebih cenderung dianggap lemah dan tak berdaya. Perempuan dianggap sebagai target empuk bagi para pelaku kejahatan, dan oleh karenanya secara tak langsung meningkatkan tindak kejahatan terhadap kelompok ini.

Perempuan Bisa Melawan
Pada kenyataannya perempuan dan laki-laki punya potensi yang sama untuk mengembangkan kemampuan melakukan pertahanan diri terhadap kejahatan yang mengancam diri mereka. Dengan mempelajari bela diri misalnya, perempuan bisa membuktikan kalau ia juga mampu melindungi diri sendiri, bukannya malah mengamini pandangan bahwa ia lemah.

Adalah Krav Maga, sebuah teknik pertahanan diri yang bertujuan untuk mempertahankan diri dari perkelahian jalanan. Teknik ini mula-mula dikembangkan melalui pelatihan di bawah Asosiasi Krav Maga Israel pada tahun 1980-an. Di Indonesia sendiri, Krav Maga masuk melalui dua organisasi, yakni Komando Indonesia dan Self Defense Indonesia.

Meski banyak terinspirasi dari berbagai aliran bela diri lainnya, seperti kung fu, jujitsu, dan judo, Krav Maga memiliki teknik berbeda. Tidak ada peraturan yang terlalu baku dalam Krav Maga karena teknik ini pada dasarnya murni untuk pertahanan dan menekankan ada keselamatan diri dengan melumpuhkan lawan melalui berbagai cara. Pada Krav Maga, ditekankan untuk melakukan serangan terus-menerus tanpa memberi lawan kesempatan. Yang lebih penting lagi, teknik ini mendorong pemakainya untuk menyadari benda-benda apa yang ada di sekitar dan dapat digunakan untuk membela diri dari kejahatan.

Karena peraturan yang tidak terlalu baku itu, Krav Maga lebih memungkinkan untuk diakses oleh semua orang. Laki-laki maupun perempuan dapat mempraktikkannya, apalagi kini teknik bela diri ini sudah cukup dikenal dan banyak diajarkan oleh beberapa klub. Bermodal persiapan fisik untuk dapat melaksanakan gerak refleks yang baik, teknik ini sudah dapat mulai dipelajari.

 

Pada akhirnya Krav Maga hanyalah salah satu teknik yang memiliki potensi untuk dipelajari perempuan untuk melindungi dirinya dari berbagai kejahatan yang mungkin menghampiri. Pandangan-pandangan bahwa kejahatan terhadap perempuan disebabkan oleh tindak-tanduk korban sendiri mungkin masih banyak berkeliaran di otak beberapa kelompok masyarakat. Namun, setidaknya kemampuan untuk membela diri untuk mencegah terjadinya kejahatan tersebut barangkali bakal meredam tindakan victim blaming mereka selama beberapa waktu.

*) Peneliti Muda Visi Teliti Saksama

 

Referensi:

Badan Pusat Statisik. Statistik Kriminal 2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2017.

Bisnis.com. Yuk, Mengenal Bela Diri Krav Maga. Maret 15, 2017. http://lifestyle.bisnis.com/read/20170315/220/637010/yuk-mengenal-bela-diri-krav-maga (accessed Desember 4, 2018).

#beladiri#perempuan#defense#kriminal#pelecehan#Validnews
  • Share:

Baca Juga

Nasional

MENYOAL TENTANG PENGHARGAAN ADIPURA

  • 17 Januari 2019 , 19:05
Megapolitan

GENTLEMAN : SIAPA ATAU BAGAIMANA?

  • 09 January 2019 , 11:25
Nasional

KEBERLANJUTAN SOSIAL DALAM PERTAMBANGAN EMAS

  • 05 Januari 2019 , 01:05

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Franz Magnis Suseno, Abdi Jesuit yang Telanjur Mencintai Nusantara


  • Terkini
  • Utama

Avtur Disesuaikan, Maskapai Mesti Berpikir Turunkan Tarif
16 Februari 2019 , 18:11

Khususnya pada Bandara Soekarno-Hatta, penyesuaian ini menyebabkan harga jual avtur turun Rp250 per liter

Fogging Sembarangan Berbahaya Bagi Kesehatan Lingkungan
16 Februari 2019 , 17:40

Dinkes Jember lebih fokus melakukan pemberantasan sarang nyamuk dari pada fogging

Dua Pemukiman Di Kaltim Belum Merdeka Sinyal
16 Februari 2019 , 17:29

Jaringan 2G sejak tahun lalu baru masuk di 10 kampung di sekitarnya

Presiden Minta Hentikan Uninstall  Bukalapak
16 Februari 2019 , 17:24

Berdasarkan data terbaru dari UNESCO pada tahun lalu setidaknya Indonesia menghabiskan dana US$2,13 miliar untuk riset dan pengembangan

Pemkab Tangerang Tertibkan 20 Aset Tanah dan Bangunan
16 Februari 2019 , 17:06

Selama tahun 2019, telah dilakukan revitalisasi aset yang tersebar pada sejumlah kecamatan agar dapat dibukukan menjadi data yang akurat

Nasdem: Tak Ada Alasan Kaitkan Kebijakan Negara Dengan Partai
16 Februari 2019 , 17:01

Kebijakan negara tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja

Penderita DBD di Kabupaten Tangerang Terus Bertambah
16 Februari 2019 , 16:00

Sejumlah penderita meninggal dunia yang salah satu penyebabnya adalah keterlambatan  perawatan medis

MEMOTRET LANSKAP HUNIAN

Operator Virtual Hotel; Inovasi Berbuah Ancaman
16 Februari 2019 , 11:02

Selain gencar melakukan promosi, pemerintah harus mengeluarkan regulasi untuk menciptakan daya saing di sektor pariwisata

MEMOTRET LANSKAP HUNIAN

Kondotel, Antara Asa dan Potensi di Tengah Stagnansi Okupansi
15 Februari 2019 , 20:35

Saat ini terjadi pola perubahan konsumsi wisatawan dalam memilih akomodasi. Mereka kini lebih memilih tempat penginapan murah ,seperti yang ditawarkan Airbnb dan virtual operator hotel lainnya

Memburu Pajak Tinggi, Mendamba Pembangunan Terealisasi
15 Februari 2019 , 19:37

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta getol memburu sejumlah pajak dengan mendatangi penunggak pajak. Ironisnya, sejumlah pembangunan yang berasal dari dana pajak, justru tersendat

MEMOTRET LANSKAP HUNIAN

MICE; Andalan Baru Sektor Pariwisata
14 Februari 2019 , 21:50

Potensi kunjungan wisatawan mancanegara yang tinggi membuat pemerintah menjadikan MICE (Meeting, Incentives, Conference and Exhibition) sebagai tulang punggung ketimbang wisata leisure atau wisatawan biasa

Pajak Kendaraan Tak Terbayar, STNK Terancam Tak Terdaftar
14 Februari 2019 , 19:30

Meski baru tahap wacana, kebijakan penghapusan STNK bagi penunggak pajak, berpotensi menimbulkan polemik di tengah masyarakat

Kebun Cokelat Uzur, Produksi Melaju Mundur
13 Februari 2019 , 21:55

Produksi kakao nasional mengalami penurunan rata-rata 8,37% tiap tahunnya dalam periode 2010-2017

MEMOTRET LANSKAP HUNIAN

Berebut Pasar Ala Operator Hotel Virtual
13 Februari 2019 , 20:20

Dibutuhkan regulasi baru yang mengatur properti apa yang boleh disewakan dan ketentuan lainnya

  • Fokus
  • Paradigma

RUMAH PINTAR BERBASIS BUDAYA, CERDASKAN ANAK BANGSA
14 Februari 2019 , 15:31

Kebudayaan Indonesia yang beragam dapat dijadikan sebagai tema pembelajaran

MENGATASI KUTUKAN SUMBER DAYA ALAM DENGAN ACTION (ACADEMIC HONESTY AND RELIGION)
13 February 2019 , 15:27

Peran pendidikan agama sangatlah strategis dalam mewujudkan pembentukan karakter siswa dan mahasiswa.

MENATAP POLITIK PLURALISME DI ERA DISRUPSI TEKNOLOGI
12 Februari 2019 , 16:53

Di titik ini, mahasiswa yang menjadi bagian dari pemuda di ruang diskursus intelektual, memiliki peran vital dalam upaya-upaya tersebut.

MEMBACA POLAH DAN WAJAH DUNIA BELANJA

URGENSI BUDAYA BEBERES DI INDONESIA
11 Februari 2019 , 19:35

Budaya yang masih kurang di masyarakat Indonesia, yaitu budaya membereskan dan budaya bersih

JAMU: SEKTOR INDUSTRI PENGOBATAN ALTERNATIF YANG MASIH TERABAIKAN
08 February 2019 , 16:15

Hingga saat ini program BPJS Kesehatan juga belum secara terbuka memberikan perlindungan kesehatan dengan memanfaatkan jamu.

MENGAWAL CITARUM MENJADI HARUM
06 Februari 2019 , 19:21

Kondisi setiap subDAS dapat menentukan DAS secara keseluruhan

MENGALAP SURGA DEVISA PARIWISATA

PARIWISATA INDONESIA, KELESTARIAN LINGKUNGAN DAN VALUASI PASAR
04 Februari 2019 , 20:38

MEMOTRET LANSKAP HUNIAN

MENCAPAI MASYARAKAT SEJAHTERA PAPAN
28 Januari 2019 , 19:52

Pihak perbankan dalam penyaluran KPR harus tetap mengedepankan prinsip-prinsip kehati-hatian.

GAMANG MENGELOLA INDUSTRI TAMBANG

PENTINGNYA PENGELOLAAN PERTAMBANGAN YANG BERKELANJUTAN
31 Desember 2018 , 19:05

Pengelolaan pertambangan harus mengedepankan kegiatan pertambangan yang berwawasan lingkungan

MEMBACA POLAH DAN WAJAH DUNIA BELANJA

DINAMIKA PERKEMBANGAN SEKTOR RITEL
03 Desember 2018 , 18:49

Layanan untuk memuaskan pengalaman konsumen dalam berbelanja, terutama bagi kaum urban, merupakan strategi untuk menarik konsumen berbelanja.

GELORA KEJAYAAN MARITIM INDONESIA

SUMBER DAYA KELAUTAN DALAM KERANGKA KONSEPSI GEOPOLITIK
29 Oktober 2018 , 19:21

Kesadaran kita sebagai bangsa yang berada di posisi geostrategis dunia perlu memiliki konsep pembangunan yang berorientasi maritim yang kuat

PESTA DEMOKRASI BERMENU RAKYAT

MIMPI BIAYA TINGGI PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM DEMOKRATISASI DI INDONESIA
01 Oktober 2018 , 18:10

Demokrasi tanpa partisipasi masyarakat secara luas adalah sebuah mimpi yang berbiaya tinggi.

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

MENJAGA NUSANTARA DI TENGAH POTENSI BENCANA
03 September 2018 , 16:16

Dibutuhkan kesadaran dan pengetahuan pada isu perbencanaan ini baik dari pihak masyarakat sipil, pemerintah, dan lembaga-lembaga berwenang, agar manajemennya dapat berjalan dengan baik.

MENGELEVASI KUALITAS PELAYANAN IBADAH HAJI

PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
30 Juli 2018 , 19:03

Penyelenggaraan ibadah haji sebagai pelayanan publik senantiasa memerlukan peningkatan kualitas secara berkelanjutan

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.