- Nasional
Densus 88 Tembak 2 Terduga Teroris Di Makassar
06 Januari 2021 , 13:51

JAKARTA – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menembak mati dua pelaku tindak pidana terorisme yang diduga terafiliasi dengan kelompok Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) di Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka ditembak karena melawan polisi menggunakan senjata tajam dan senapan angin saat hendak ditangkap.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Argo Yuwono mengatakan, Kedua pelaku tindak pidana terorisme yang tewas itu adalah bernama Moh Rizaldy (46) dan Sanjai Ajis (23). Mereka merupakan warga Kota Makassar.
Kedua anggota ISIS yang tewas itu diduga terlibat dalam insiden bom bunuh diri di sebuah Gereja Katedral di Jolo, Filipina pada 2019. “Mereka terlibat dalam pengiriman dana ke pelaku bom di sana,” kata Argo, saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (6/1).
Tak hanya menjadi simpatisan ISIS, kata Argo, keduanya juga merupakan anggota dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di wilayah itu. Mereka sudah menyatakan baiat atau bergabung pada kelompok teroris pada 2015 di Pondok Pesantren Aridho pimpinan Ustaz Basri. Keduanya, juga disebutkan sempat terbang ke Suriah pada 2016 lalu.
"Pada tahun 2016 bersama keluarga hijrah atau bermaksud bergabung dengan organisasi. ISIS di Suriah namun dapat dibatalkan di bandara Soetta," tambah Agro.
Tak hanya itu saja, keduanya juga berperan untuk membantu pelarian dari buronan kasus terorisme Andi Baso yang diduga terlibat dalam pengeboman gereja di Samarinda pada 2017 lalu.
Kapolda Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Merdisyam melontarkan hal yang sama. Densus 88 melakukan penangkapan kepada 15 orang anggota teroris di Villa Mutiara Biru, Kota Makassar, pada Rabu (6/1) sekitar pukul 06.00 WITA. Dua diantaranya meninggal dunia karena memberikan perlawanan.
“Kedua tersangka bersama dengan jaringannya yang terpysat di Villa Mutiara merupakan jaringan JAD mereka menyatakan baiat kepada kilafah atau ISIS pada 2015,” kata Merdisyam.
Tak lama setelah itu, Merdisyam melanjutkan, mereka melakukan kajian khusus di Villa Mutiara dan yayasan Aridho. Kemudian, mereka bersama keluarganya hijrah ke Suriah untuk bergabung dengan organisasi ISIS.
“Namun dapat dibatalkan polisi di bandara Soekarno Hatta,” jelas Merdisyam.
Lalu, pada Oktober 2020, kelompok tersebut mulai melakukan kegiatan rutin di Villa Mutiara. Salah satunya, latihan menembak dan keluar masuk gunung.
“Saat dilakukan penangkapan kedua pelaku melakukan perlawanan dengan masing-masing menggunakan senjata tajam jenis parang dan senapan angin jenis PCP,” tandasnya. (James Manullang)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN