• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Ekonomi

CORE: Ekonomi Indonesia Kuartal III Bisa Terjun ke -3%

Prediksi tersebut untuk kondisi bila kasus baru covid-19 terus meningkat dan pemerintah memberlakukan PSBB lagi
21 Juli 2020 , 21:00
Aktivitas jual beli tanpa menerapkan protokol kesehatan di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/7/2020). Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat 833 pedagang pasar terjangkit virus corona, 35 di antaranya meninggal dunia. Kasus positif tersebar pada 164 pasar di 24 provinsi dan 72 kabupaten atau kota. ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya
Aktivitas jual beli tanpa menerapkan protokol kesehatan di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/7/2020). Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat 833 pedagang pasar terjangkit virus corona, 35 di antaranya meninggal dunia. Kasus positif tersebar pada 164 pasar di 24 provinsi dan 72 kabupaten atau kota. ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya

JAKARTA – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia berpendapat, jika angka kasus baru covid-19 terus meningkat sepanjang tahun dan pemerintah kembali memberlakukan PSBB, maka kontraksi ekonomi Indonesia bisa mencapai -3% pada kuartal III/2020.

“Ini sangat mungkin terjadi karena kalau kita lihat, jumlah kasus penularan covid-19 di Indonesia setiap hari meningkat bahkan setelah new normal diberlakukan,” kata Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal dalam diskusi virtual yang dihadiri Validnews, Selasa (21/7).

Namun bila puncak pandemi terjadi pada kuartal ketiga dan pemerintah tidak memberlakukan kembali PSBB, CORE memprediksi ekonomi Indonesia terkontraksi di kisaran -1,5%.

Faisal menyebutkan, bila kontraksi ekonomi terjadi hingga ke level -3%, maka ini merupakan resesi pertama yang terjadi di Indonesia sejak 1998, walaupun karakteristik dan faktornya berbeda.

“Ya ancaman resesi ekonomi nasional itu saya pikir memang sudah di depan mata. Kita melihat, walaupun sekarang kita belum masuk ke dalam resesi tapi kita rasakan kontraksi ekonomi akan terjadi pada kuartal II dan III. Walaupun sudah diberlakukan kebijakan new normal sejak Juni 2020,” papar Faisal.

Salah satu faktor yang menjadi sorotan CORE adalah konsumsi rumah tangga, karena aspek ini merupakan penyumbang terbesar PDB Indonesia.

Konsumsi rumah tangga, kata Faisal, khususnya pada kelompok kelas menengah bawah, mengalami tekanan paling besar akibat pandemi covid-19.

Sementara tekanan konsumsi swasta dinilai paling besar terjadi pada kuartal kedua tahun ini dan diperkirakan mulai reda pada kuartal ketiga.

Ia mengatakan, Indeks Penjualan Riil (IPR) sebagai indikator yang memotret pertumbuhan penjualan barang-barang konsumsi masyarakat mencatatkan angka -20,6% (yoy) pada Mei 2020.

Sementara pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor roda dua selama lima bulan pertama tahun ini, ikut terkontraksi ke angka -39,6% (yoy). Begitu pula dengan penjualan kendaraan bermotor roda empat yang mencatatkan angka -41,1% (yoy) pada Januari-Mei 2020.

Besarnya tekanan masyarakat berpendapatan menengah bawah di masa pandemi ini juga terlihat pada simpanan di bank dengan nilai kurang dari 100 juta yang hanya tumbuh 2,2% jauh di bawah pertumbuhan bulan-bulan sebelumnya yang rata-rata 5%.

“Di sini kita lihat krisis ekonomi yang sekarang adalah, terutama di-drive oleh kontraksi pada demand atau biasa disebut demand shock,” kata Faisal.

Ia melanjutkan, upaya pemerintah untuk mengurangi beban ekonomi kelompok masyarakat menengah bawah melalui program jaring pengaman sosial baru sedikit membantu mengurangi tekanan belanja swasta. Lantaran realisasi program seperti Bantuan Sosial dan Kartu Pra-Kerja dinilai masih relatif rendah.

“Namun jika pemerintah mampu mempercepat implementasi program-program tersebut atau bahkan memperbesar anggarannya, konsumsi swasta pada semester kedua dapat membaik,” imbuh Faisal.

Selain itu, menurutnya kecepatan dan perbaikan upaya penanggulangan wabah selama pemberlakuan kelaziman baru menjadi faktor utama yang membantu pemulihan konsumsi swasta.

Ia menilai, masyarakat akan secara sukarela membatasi aktivitasnya lagi, bila pelonggaran PSBB di beberapa kota serta pembukaan beberapa aktivitas ekonomi masih menimbulkan tren peningkatan kasus covid-19.

Bila hal itu terjadi, perputaran ekonomi Indonesia bisa semakin melemah. Apalagi jumlah tes Covid-19 di Indonesia masih sangat terbatas dibandingkan negara-negara lain.

Tak hanya terjadi di Indonesia, Faisal juga memaparkan bahwa pelemahan ekonomi dan resesi sudah diprediksi oleh sejumlah lembaga ekonomi dunia.

Dampak covid-19 di berbagai belahan dunia menyebabkan ekonomi global tahun ini mengalami kontraksi terdalam sejak Perang Dunia II.

Ancaman resesi ekonomi tidak hanya menimpa negara-negara maju, namun juga negara-negara berkembang.

Pada bulan Juni, IMF dan World Bank memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh -4,9% dan -5,2%. Menurut Faisal, ketidakpastian mengenai rentang waktu dan intensitas pandemi ini berpotensi mengerek ekonomi global turun lebih dalam.

“Kendati demikian, kegiatan ekonomi di beberapa negara, khususnya Tiongkok dan sejumlah negara Eropa berangsur-angsur pulih, sejalan dengan pelonggaran restriksi kegiatan ekonomi dan penurunan jumlah kasus baru penderita covid-19,” jelasnya.

Purchasing Manager Index di negara-negara tersebut, kata Faisal telah mengalami rebound tipis pada akhir kuartal kedua.

Ia juga menyebutkan bahwa optimisme pemulihan ekonomi akan semakin besar dengan kemajuan beberapa produsen vaksin, seperti Sinovac dan University of Oxford/AstraZeneca, yang telah melakukan uji klinis tahap dua dan tiga.

Vaksin itu pun diprediksi bisa dirilis ke publik pada awal 2021, sehingga penularan pandemi ini diharapkan dapat ditekan dan proses pemulihan ekonomi tahun depan akan berlangsung lebih cepat.

“Pemulihan ekonomi global menurut kami baru akan terjadi setelah wabah itu tertangani secara luas, tidak separuh-separuh atau di satu negara,” pungkasnya. (Zsazya Senorita)

  • Share:

Baca Juga

Ekonomi

LPEM FEB UI: Bank Indonesia Harus Tahan Suku Bunga

  • 20 Januari 2021 , 18:28
Ekonomi

Bank Syariah Indonesia Jadi Katalis Penetrasi Keuangan Syariah

  • 30 Desember 2020 , 17:30
Ekonomi

PUPR Dorong Inovasi Digital Bidang Perumahan

  • 23 Desember 2020 , 11:59

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Ironi Si Pengolah Sandi


  • Terbaru

Pemerintah Bertekad Kembalikan Kejayaan Produk Keramik Indonesia
25 Januari 2021 , 21:00

Target ini perlu ditopang dengan kebijakan strategis, diantaranya melalui program substitusi impor 35% pada 2022

Mendagri Minta Pemda Monitoring KIPI
25 Januari 2021 , 21:00

Efek samping bisa terjadi. Kekebalan komunitas tetap harus terbentuk

Menyiasati Kesempatan Kala Pembatasan
25 Januari 2021 , 21:00

Kursus daring kian diminati. Biaya dan penyajian jadi perhatian

Menyiasati Kesempatan Kala Pembatasan
25 Januari 2021 , 21:00

Kursus daring kian diminati. Biaya dan penyajian jadi perhatian

Menjaga Asa Tanpa Laga
23 Januari 2021 , 18:00

Pandemi membuat suporter tidak lagi bisa memenuhi tribun stadion. Hanya kecintaan terhadap tim kesayanganlah yang membuat mereka tetap bertahan, meski tanpa kepastian

PELUANG USAHA

Modal Minim Bisnis Reparasi Kereta Angin
22 Januari 2021 , 20:22

Peluang laba dari pengelolaan bengkel sepeda masih terbuka lebar meski tren kemudian turun

Buah Senarai Samar Kompetisi
21 Januari 2021 , 21:00

Kelanjutan kompetisi masih tanda tanya. Beban klub tak tersolusikan

Kandas Laba Dari Olahraga
19 Januari 2021 , 21:00

Tak semua cabor bisa diadakan online. Faktor sponsor tetap menentukan

Bertabur Teman Baru Di Tengah Pandemi
18 Januari 2021 , 21:00

Pembatasan selama pandemi ini rentan memunculkan perasaan keterisolasian

Mencari Pengganti Kedelai
16 Januari 2021 , 18:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

  • Fokus
  • Paradigma

Gaya Hidup Sehat Dan Bisnis Apparel Yang Melesat
21 Januari 2021 , 18:38

Pada masa pandemi, tampilan kasual yang dipengaruhi gaya sporty, akan tetap penting bagi pelanggan, khususnya Gen Z.

Menelisik Tren Mobil Listrik
18 Januari 2021 , 13:00

Mobil listrik mulai dilirik. Namun baru sebagian kelompok yang mampu menjamahnya. Selain faktor harga, ketersediaan fasilitas pendukung teknologi ini juga jadi pertimbangan calon konsumennya.

Krisis Repetitif Kedelai
15 Januari 2021 , 16:00

Tingkat konsumsi kedelai masyarakat Indonesia mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 7,97 kg/kapita/tahun

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.