• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Ekonomi

CIPS: Perluasan Lahan Bukan Satu-satunya Cara

Saat ini, perluasan lahan pertanian sulit dilakukan mengingat keterbatasan jumlah lahan yang memungkinkan untuk bertani, hingga jumlah penduduk yang terus meningkat
12 Januari 2021 , 16:11
Foto udara kawasan perumahan yang berdampingan dengan lahan pertanian di Kecamatan Sekarbela, Mataram, NTB, Minggu (2/8/2020). Data Dinas Pertanian Kota Mataram menyebutkan bahwa lahan pertanian di Mataram saat ini tersisa sekitar 1.487 hektare dari 1.513 hektare pada 2019 akibat maraknya alih fungsi lahan untuk berbagai kebutuhan terutama untuk perumahan. ANTARAFOTO/Ahmad Subaidi
Foto udara kawasan perumahan yang berdampingan dengan lahan pertanian di Kecamatan Sekarbela, Mataram, NTB, Minggu (2/8/2020). Data Dinas Pertanian Kota Mataram menyebutkan bahwa lahan pertanian di Mataram saat ini tersisa sekitar 1.487 hektare dari 1.513 hektare pada 2019 akibat maraknya alih fungsi lahan untuk berbagai kebutuhan terutama untuk perumahan. ANTARAFOTO/Ahmad Subaidi

JAKARTA – Center for Indonesian Policy Studies mengingatkan pemerintah, ekstensifikasi atau perluasan lahan bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan nasional.

Saat ini, perluasan lahan pertanian sulit dilakukan mengingat keterbatasan jumlah lahan yang memungkinkan untuk bertani, hingga jumlah penduduk yang terus meningkat.

"Faktor lain, gencarnya industrialisasi dan pembangunan infrastruktur juga menjadi salah satu penyebab sulitnya mewujudkan perluasan lahan pertanian. Keduanya tidak jarang malah harus mengorbankan lahan pertanian," kata Head of Research CIPS Felippa Ann Amanta, Jakarta, Selasa (12/1).

Selanjutnya, faktor perubahan jumlah penduduk yang terus meningkat juga perlu diperhatikan. Felippa menilai, laju pertumbuhan penduduk Indonesia terjadi sangat cepat.

BPS memperkirakan, pada 2045, populasi Indonesia akan mencapai 319 juta orang. Penambahan jumlah penduduk harus diiringi dengan peningkatan produktivitas pertanian untuk menyediakan pangan kepada seluruh masyarakat.

"Lahan sifatnya terbatas, namun produktivitas akan bisa terus ditingkatkan," ujarnya.

Karenanya, peningkatan produktivitas pertanian di lahan yang ada dapat dilakukan oleh pengambil kebijakan. Misalnya, melalui pengembangan kapasitas petani, pengembangan bibit berkualitas, maupun penggunaan alat-alat pertanian yang lebih efisien dan pembaharuan metode tanam.

Ia menjelaskan, penggunaan beragam alat pertanian yang lebih efisien dengan pembaharuan metode tanam berkaitan erat dengan efisiensi produksi.

Penelitian yang dilakukan oleh International Rice Research Institute atau IRRI pada 2016 mencatat, rata-rata ongkos produksi beras di Indonesia sekitar Rp4.079 per satu kilogram beras.

Jumlah ini sekitar 2,5 kali lebih mahal dari Vietnam sebesar Rp1.679/kg. Biaya di Indonesia juga 2 kali lebih mahal dari Thailand sebesar Rp2.291/kg dan India Rp2.306/kg. Lalu, lebih mahal 1,5 kali dibandingkan dengan biaya produksi di Filipina sebesar Rp3.224/kg dan China Rp3.661/kg.

Studi yang sama juga menunjukkan komponen ongkos produksi yang besar dikontribusi oleh komponen sewa tanah sebesar Rp1.719 dan biaya tenaga kerja Rp1.115 untuk memproduksi satu kilogram beras tanpa sekam.

Produktivitas tenaga kerja yang rendah di Indonesia telah berkontribusi pada rendahnya daya saing sistem usaha tani padi dan telah berkontribusi pada kemiskinan di daerah pedesaan.

“Penguasaan teknologi di kalangan petani juga belum menjadi sesuatu yang memasyarakat. Hal ini tentu membutuhkan waktu,” ungkap Felippa.

Revitalisasi alat pertanian dan mesin pengolahan juga penting dilakukan karena hal ini sangat memengaruhi produktivitas pangan.

"Untuk itu, pemerintah seharusnya mendukung pengembangan teknologi pertanian dan mendorong peningkatan investasi untuk riset dan pengembangan," jelasnya.

Baca Juga:

  • Angan-Angan Ketahanan Pangan
  • Mimpi Ketahanan Pangan, Keterjangkauan Harga Masih Jadi PR
  • Angan Dan Buaian Ketahanan Pangan

Sebelumnya, dalam Rakernas Pembangunan Pertanian 2021, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, dalam menindaklanjuti arahan presiden, Kementeriannya telah melakukan upaya terobosan melalui pengembangan kawasan pertanian skala luas atau food estate.

Serta program koorporasi pertanian di enam provinsi dan melakukan perluasan areal tanam.

Selain itu, dalam rangka mencapai ketahanan pangan, nilai tambah dan ekspor, pihaknya berencana melakukan peningkatan produktivitas. Kemudian, melakukan program pendukung dengan format lima cara bertindak.

“Meliputi peningkatan kapasitas dan produksi, diversifikasi pangan, penguatan cadangan atau lumbung pangan, penerapan pertanian modern, serta peningkatan ekspor pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Ekspor atau Gratieks,“ katanya, Senin (11/1). (Khairul Kahfi)

  • Share:

Baca Juga

Nasional

Penjelasan Lapan Akan Hujan Ekstrem di Jabodetaek

  • 01 Maret 2021 , 20:35
Nasional

Tiga Cara Pemberian Satatus Warga Negara

  • 24 Februari 2021 , 08:52
Ekonomi

LPEM UI: Pertanian Butuh Investasi Besar-Besaran

  • 23 Februari 2021 , 19:27

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Si Kelinci Percobaan Vaksin


  • Terbaru

Setahun Pandemi di Indonesia, Covid-19 Varian Inggris Ditemukan
02 Maret 2021 , 13:53

Ditemukan dua kasus di Indonesia. Hasil pemeriksaan 462 genom

Integrasi Data Bantuan Sosial Pemerintah Masih Miliki Tantangan
02 Maret 2021 , 13:30

Ada empat tantangan dalam mewujudkan sistem informasi dana bantuan pemerintah terintegrasi sebagai wujud pengelolaan keuangan negara yang sejalan dengan kebijakan satu data

Puan Puas Peran Puskesmas Terkait Vaksinasi Covid-19
02 Maret 2021 , 13:27

Kecepatan program vaksinasi tergantung kesiapan puskesmas

Cerita Vaksinasi Lansia
01 Maret 2021 , 21:00

Banyak lansia yang tidak memahami cara pendaftaran vaksinasi covid-19 secara daring

Abai Terbuai Euforia Vaksin
27 Februari 2021 , 18:00

Vaksin bukanlah ramuan kebal yang paripurna memproteksi tubuh dari paparan virus corona. Protokol kesehatan tetap harus diterapkan meski sudah divaksin

Moncer Akibat Tren ‘Gandrung’ Interior
26 Februari 2021 , 21:00

Dari tumpukan limbah furnitur, Woodsluck memulai geliat usaha

Mendamba Panggung Di Depan Mata
25 Februari 2021 , 21:00

Memindahkan pertunjukan seni offline ke online tak mudah, Pelaku dan penonton merasa ada yang hilang

Bertaruh Tumbuh Pada Vaksin
23 Februari 2021 , 20:34

Tak meratanya ketersediaan vaksin bisa menjadi pengganjal pencapaian target pertumbuhan ekonomi

Jalan Sunyi Kusir Dokar
22 Februari 2021 , 21:00

Pembatasan membuat mereka terusir dari wilayah wisata dan pemukiman

Harap Tinggi Dari Subsidi Kian Mini
20 Februari 2021 , 18:00

Isu pendataan selalu menjadi penting dalam penyaluran bantuan

  • Fokus
  • Paradigma

Literasi, Jurus Ampuh Menangkal Hoaks
25 Februari 2021 , 11:24

Tingginya intensitas penggunaan internet tidak berjalan beriringan dengan tingginya indeks literasi digital

Perlunya Membangun Gerakan Moral Sadar Pandemi
24 Februari 2021 , 18:30

Manfaat yang diperoleh khalayak luas dari vaksinasi, harusnya menjadi pemikiran moral menepiskan ego menolak vaksin

Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksinasi Covid-19
18 Februari 2021 , 19:00

Persepsi masyarakat terhadap vaksinasi covid-19 penting guna menurunkan penyebaran penyakit

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.