- Ekonomi
CIPS: Pasar Tradisional Harus Manfaatkan Transaksi Digital
11 Juni 2020 , 10:42

JAKARTA - Ekonom dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Felippa Amanta meyakini pemanfaatan teknologi pada transaksi di pasar tradisional lebih efektif menekan angka penularan covid-19 ketimbang penerapan protokol kesehatan.
Menurutnya, protokol kesehatan bakal sulit diterapkan di pasar tradisional yang cenderung lebih terbuka dan menyusahkan crowd control.
"Ada hal lain yang dapat mendorong protokol kesehatan adalah jika pedagang dan pembeli berinovasi memanfaatkan teknologi. Belakangan sudah banyak pedagang pasar tradisional yang berjualan via media sosial atau aplikasi," kata Felippa saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (10/6).
Felippa memaparkan bahwa jika memang protokol kesehatan tetap diterapkan di pasar tradisional akan terbatas pada fasilitas pencuci tangan. Itu pun butuh inisiatif dari setiap orang, baik pengunjung maupun pedagang.
"Yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah terpenuhinya jumlah dan kapasitas petugas untuk berjaga dan memantau itu semua," terang Felippa.
Terkait penerapan sistem bergilir pada kios-kios di pasar, Felippa menilai hal tersebut justru akan menambah kerumunan massa pada kios-kios yang mendapat giliran berdagang.
"Maka dari itu, dibutuhkan kesadaran dan partisipasi yang tinggi dari penjual dan pembeli pasar tradisional untuk sendirinya mengikuti protokol kesehatan, seperti menghindari kerumunan," tuturnya.
Selain itu, penerapan sistem bergilir pada setiap kios juga akan berpotensi menurunkan pendapatan pedagang akibat operasional yang dibatasi.
"Harusnya memang beroperasi semua, tapi kalau bisa ya menjaga jarak. Ada beberapa pasar yang beradaptasi menggunakan kotak-kotak di koridor biar kios-nya agak berjauhan," tandasnya.
Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok, Jawa Barat, Zamrowi Hasan menegaskan bahwa seluruh toko modern dan juga pasar tradisional di wilayah tersebut wajib menerapkan protokol kesehatan selama pandemi covid-19 belum benar-benar berlalu.
Zamrowi mengatakan bahwa hal itu telah disepakati oleh para pengelola ritel modern dan pasar tradisional di Kota Depok. Kesepakatan itu, tambahnya, ditetapkan setelah Disperdagin Kota Depok menggelar sosialisasi kepada para pengelola.
"Sejumlah protokol kesehatan yang harus diterapkan antara lain penyediaan tempat cuci tangan, hand sanitizer, hingga pengukuran suhu tubuh," kata Zamrowi seperti ditulis Antara, Sabtu (6/6).
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Timur, M Anwar juga telah memberlakukan akses masuk satu pintu di seluruh pasar tradisional area tersebut agar memudahkan pengawasan.
Ketentuan tersebut, terang Anwar, dilakukan dalam rangka menyambut era new normal atau kelaziman baru.
"Ini karena kan beberapa hari lalu dilakukan test cepat dan swab di Pasar Perumnas Klender dan ditemukan 20 orang positif. Selanjutnya petugas puskesmas, kelurahan, dan kecamatan diharapkan melakukan sosialisasi pada para pedagang," pungkasnya. (Yoseph Krishna)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN