• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Kultura

Budaya Patriarki Jadi Faktor Perempuan Terjerumus Gerakan Terorisme

Secara psikologis perempuan juga lebih mudah percaya dan bersimpati
08 April 2021 , 09:09
Ilustrasi - teroris. (pixabay.com/Antaranews)
Ilustrasi - teroris. (pixabay.com/Antaranews)

JAKARTA – Aksi terorisme di Makassar serta aksi solo perempuan bercadar di Mabes Polri baru-baru ini memperlihatkan dalamnya keterlibatan perempuan dalam gerakan terorisme di Indonesia. Meski sebelum-sebelumnya, telah ada pula sejumlah perempuan dalam berbagai aksi terorisme di berbagai daerah dalam berbagai kurun waktu.

Hal itu menunjukkan bahwa jaringan teroris memandang perempuan sebagai kandidat yang potensial untuk menjalankan misi terorisme. Potensi itu, misalnya, terkonfirmasi lewat data BNPT tahun 2020 yang memuat persentase potensi perempuan dan laki-laki terpapar radikalisme, di mana angka perempuan sedikit lebih tinggi dari angka laki-laki. Perbandingannya yaitu 12,1% dengan 12,3%.

Asdep Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan Kemen PPPA, Valentina Gintings mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan akhirnya rentan terpapar radikalisme berbasis kekerasan. Salah-satunya yaitu karena faktor psikologis perempuan yang lebih mudah percaya dan bersimpati.

“Kita lihat dari sisi Indonesia ya. Kalau perempuan itu kerap bersimpati artinya perempuan itu gampang untuk mengatakan bahwa ‘kami ingin lho membantu, saya ingin lho men-support. Ini yang kemudian dimanfaatkan sebagai target yang kemudian direkrut oleh para pelaku-pelaku terorisme,” ungkap Valentina dalam webinar bertajuk ‘Perlindungan Perempuan dari Terorisme dan Ekstremisme”, Rabu (7/4).

Di sisi lain, Valentina menyorot budaya patriarki yang masih kuat di kalangan masyarakat hari ini. Menurutnya, budaya tersebut juga menjadi faktor penyebab perempuan rawan terpapar ekstremisme. Budaya itu ditambah lagi dengan ketergantungan perempuan secara ekonomi kepada laki-laki sehingga perempuan cenderung menurut kepada suami, termasuk mengikuti untuk melakukan aksi terorisme.

“Perempuan harus nurut, ikut apa yang disampaikan oleh suami. Kemudian ketergantungan perempuan kepada suami dari sisi ekonomi. Karena ketergantungan, jadi apapun yang dikatakan oleh suami, karena dia tidak punya pegangan dalam sisi ekonomi, apapun yang dikatakan suami ikut saja,” tuturnya.

Faktor lain yang juga berkontribusi membentuk kerawanan itu, yaitu keterbatasan informasi, pengaruh keluarga, serta kecenderungan perempuan memiliki perasaan lebih sensitif jika dibandingkan umumnya kaum laki-laki.

Valentina mengatakan, Kementerian PPPA sendiri berupaya menyusun program-program untuk pencegahan keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme. Menurutnya, pencegahan dari sisi perempuan sangat mendesak dilakukan, mengingat perempuan adalah ibu di rumah tangga yang intens berbagi apapun dengan anak-anaknya.

Dari sisi lain, Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen. Pol. Akhmad Nurwakhid mengatakan bahwa dalam pemikiran kaum radikal, perempuan dianggap kandidat perjuangan yang sangat penting sehingga sangat dimanfaatkan.

Ia mengatakan, sisi emosional perempuan yang peka dan simpatik, merupakan basis dari terbentuknya sikap militan serta patuh yang luar biasa kepada ustaz, suami atau orang yang diangapnya sebagai pemimpinnya. Sehingga sikap itu adalah aset yang luar biasa bagi jaringa teroris.

“Kemudian mudah, maaf dengan segala hormat, kecenderungan perasa, gampang takhlid tadi, sehingga mudah dibohongi terutama dengan dalil-dalil ayat suci dan sebagainya,” kata Akhmad.

Menurutnya lagi, citra perempuan yang lembut, penuh kasih sayang juga bisa menjadi selubung yang tepat bagi aksi radikal. Hal inilah yang membuat jaringan teroris banyak merekrut perempuan sebagai kandidatnya.

Satu hal yang tak kalah penting yang dimiliki kaum perempuan yaitu kapasitas mereka untuk melahirkan, mengasuh atau membesarkan generasi masa depan. Ketika seorang ibu teroris melahirkan anak, otomatis sang anak pun menjadi pelanjut gerakan ekstremisme tersebut. (Andesta Herli)

  • Share:

Baca Juga

Nasional

Masyarakat Perlu Diberi Peran Dalam Penanganan Terorisme

  • 19 April 2021 , 09:19
Nasional

Polri Diharap Transparan Usut Kasus Terorisme

  • 10 April 2021 , 15:11
Nasional

Ketahanan Keluarga, Cegah Perempuan Terlibat Terorisme

  • 03 April 2021 , 17:57

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Belia Pengolah Limbah Elektronik


  • Terbaru

GAYA HIDUP

Listing Menu Untuk Hindari Limbah Makanan 
20 April 2021 , 21:00

Menyusun menu makanan untuk keluarga bisa menghemat pengeluaran

Asosiasi Pariwisata Melawan Covid-19
20 April 2021 , 21:00

Ada lebih dari 30 juta masyarakat yang bergantung pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Rancang Tanggung Dengan Melebur
20 April 2021 , 21:00

Peleburan dua kementerian dinilai berdampak pada perkembangan riset. Indonesia jauh kalah dari negara tetangga

Rancang Tanggung Dengan Melebur
20 April 2021 , 21:00

Peleburan dua kementerian dinilai berdampak pada perkembangan riset. Indonesia jauh kalah dari negara tetangga

Berseminya Bisnis Wedding Organizer di Tengah Pandemi
19 April 2021 , 21:00

Tak ada menyangka pada masa pandemi bisa mendapatkan peluang usaha menjanjikan

Ramadan Dan Kehangatan Lintas Iman
17 April 2021 , 18:00

Realitas guyub dan rukunnya warga bangsa di bulan Ramadan sejatinya kerap terlihat dimana-mana.  

Buah Manis Bisnis Hampers Berihwal Nekat
16 April 2021 , 21:00

Meski baru berani memasarkan di Jabodetabek, pesanan dari luar Jawa tak disangka malah ada

Mendedah Kiat Menjaga Umat
15 April 2021 , 21:00

Antusiasme jemaah beribadah selama Ramadan, memerlukan konsistensi pelaksanaan aturan

Bisnis Horeka Dan Asa Yang Tersisa
13 April 2021 , 19:02

Pelarangan mudik berkonsekuensi membuat okupansi hotel di daerah dan pertumbuhan ekonomi akan berada di level yang sangat rendah

Lara Berlanjut Sang Penyintas
12 April 2021 , 21:00

Penyintas covid-19 dirundung pelbagai hal. Ada stigma, hingga keluhan yang memakan biaya

  • Fokus
  • Paradigma

SENI & BUDAYA

Ledekan Dalam Lawakan
07 April 2021 , 15:38

Setiap orang punya keunikan masing-masing yang bisa digali dan menjadi materi roasting.

Mengerek Harga Pantas Atas Karbon Indonesia
29 Maret 2021 , 19:05

Perdagangan karbon jelas dapat mendukung kelestarian hutan Indonesia

SENI & BUDAYA

Mengapa K-Pop Begitu Mendunia?
26 Maret 2021 , 17:00

Meski masih banyak yang tak suka dengan keberadaannya, musik dan aneka hiburan yang ditawarkan berbagai kelompok vokal asal Korea Selatan ini terbukti punya pengaruh besar di ranah internasional.

Teten: Perlu Keterlibatan KUMKM Dalam Industri Otomotif
13 April 2021 , 11:35

Pemangku kepentingan terkait diajak duduk bersama Kemenkop UKM untuk merumuskan model bisnis baru industri otomotif dengan keterlibatan KUMKM

Fokus Ke Asia, Michelin Tingkatkan Kapasitas Produksi 22%
10 April 2021 , 11:00

Pasar Asia berkontrubusi 18% dari total serapan kapasitas produksi Michelin

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.