- Ekonomi
Bank Syariah Indonesia Dorong Inklusi Perbankan Syariah 2021
14 Januari 2021 , 17:27

JAKARTA – Ekonomi syariah sepanjang 2021 diprediksi masih tumbuh positif. Industri perbankan syariah akan berperan dominan, didukung kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk, entitas hasil merger tiga bank syariah milik negara.
Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), Jaenal Effendi menjelaskan, peran dominan perbankan syariah dalam perkembangan ekonomi syariah karena sektor ini telah mencatat pertumbuhan yang baik pada 2020.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, hingga Juni 2020 nilai aset industri perbankan syariah tumbuh hingga 9,22% secara tahunan (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan aset perbankan konvensional sebesar 4,89% yoy.
“Bank syariah hasil merger akan bergerak bersama dengan bank-bank syariah lainnya serta berkolaborasi dengan lembaga keuangan syariah, perusahaan sekuritas, manajer investasi, perusahaan fintech serta lembaga pengelola dana ZISWAF untuk melayani kebutuhan para pelaku usaha di industri halal atau industri lainnya," ujar Jaenal dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (14/1).
Dengan demikian, lanjut dia, ekosistem ekonomi syariah akan terbentuk dengan baik dan berkelanjutan. Serta, diharapkan memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional.
Selain didukung keberadaan bank syariah hasil merger, ekonomi syariah juga berpotensi tumbuh pesat apabila potensi besar keuangan sosial atau ZISWAF yang terdiri dari Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf bisa dimanfaatkan sepanjang tahun.
Menurut Jaenal, saat ini Indonesia memiliki potensi zakat nasional hingga Rp217 triliun, dan Rp233 triliun potensi wakaf produktif.
Triliunan potensi ZISWAF ini bisa bermanfaat apabila dimaksimalkan pengumpulan dan distribusinya bagi masyarakat yang berhak.
“Ziswaf melalui mekanisme perlindungan sosialnya dalam melindungi kaum yang lemah mampu membantu dalam mengatasi ancaman krisis di tengah pandemi covid-19. Hal ini juga diperkuat dengan status kedermawanan masyarakat Indonesia. Indonesia juga berhasil menjadi negara paling derwaman dalam World Giving Index," paparnya.
Selain itu, ujar Jaenal, dengan adanya vaksin covid-19 ini diharapkan pemulihan ekonomi dapat berjalan dengan baik, sehingga diharapkan ekonomi dan syariah dapat terus tumbuh positif.
Baca Juga:
Meski berpeluang tumbuh positif, pengembangan ekonomi syariah sepanjang 2021 disebut harus mampu menjawab sejumlah tantangan. Salah satunya, harus ada langkah untuk mengatasi masalah keterbatasan jangkauan lembaga keuangan syariah ke pelosok negeri.
“Lembaga keuangan syariah yang umumnya telah hadir hingga ke desa-desa adalah dalam bentuk BMT atau koperasi syariah. Sehingga, jangkauan pendanaan maupun pembiayaan pada bank syariah masih cukup terbatas pada kota atau kabupaten," ujarnya.
Dalam hal ini, menurutnya, perbankan syariah harus memperluas jaringan. Permodalan di bank syariah juga harus ditingkatkan agar perluasan jaringan dapat dilakukan.
Sebagai catatan, Bank Syariah Indonesia nantinya digadang memiliki total aset hingga Rp250 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun.
Jumlah tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar. (Fitriana Monica Sari)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN