- Nasional
Banjir Landa Aceh, Ribuan Warga Mengungsi
05 Desember 2020 , 16:54

BANDA ACEH – Sejumlah wilayah di Aceh dilanda banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur melaporkan sebanyak 6.701 unit rumah pada 15 kecamatan di Kabupaten Aceh Timur terendam banjir. Akibatnya, ribuan warga harus mengungsi.
"Akibat hujan lebat kian mengancam separuh wilayah Aceh Timur dikepung banjir. Bahkan ribuan rumah terendam dan ribuan warga mengungsi," kata Kepala Pelaksana BPBD Aceh Timur Ashadi di Idi, Aceh Timur, seperti dilansir Antara, Sabtu (12/5).
Pihaknya mencatat, 1.931 jiwa dalam 481 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi ke rumah tetangga dan musala. Sementara, 6.220 KK dari 24.315 jiwa masih bertahan di rumah masing-masing.
Sebanyak 15 dari total 24 kecamatan di Aceh Timur terendam banjir. Daerah itu di antaranya Kecamatan Pereulak Timur, Julok, Peudawa, Sungai Raya, Indra Makmur, Bireum Bayeun, Pereulak, Ranto Pereulak, Pante Bidari, Idi Tunong, Darul Salam, Pereulak Barat, Idi Rayeuk, Darul Ihsan dan Madat.
"Banjir terparah terjadi di Kecamatan Rantau Peureulak dan Peureulak serta Sungai Raya," katanya.
BPBD disebutkan Ashadi telah mengerahkan seluruh petugas di posko bencana ke sejumlah titik, baik untuk melakukan evakuasi warga yang terperangkap banjir, maupun warga membantu arus lalulintas di sejumlah titik.
Selain merendam ribuan rumah warga, beberapa titik ruas jalan lintas Banda Aceh-Medan, Sumatra Utara, juga ikut tergenang air dengan ketinggian 50 sentimeter. Akibatnya, kemacetan panjang terjadi dari dua arah berlawanan.
"Ada beberapa titik jalan negara yang tergenang hingga berdampak kemacetan, seperti di Desa Kampung Baro Idi Cut Kecamatan Darul Aman, Desa Meudang Ara, Bagok dan Sungai Raya di Kecamatan Nurussalam," katanya.
Sementara, Jalan Lintas Aceh Timur ke Kabupaten Gayo Lues lumbuh total kawasan di Kecamatan Rantau Peureulak. Genangan air mencapai 1,5 meter di Desa Beurandang, Kecamatan Ranto Peureulak.
"Rantau Peureulak lumpuh total. Arus transportasi ke Lokop dan Blang Kejeren, putus di Aceh Timur," katanya.
Dia menambahkan berbagai fasilitas umum juga terendam, seperti UPT Puskesmas Darul Aman di Desa Gampong Keude dan Gedung SDN 2 Darul Aman di Kampung Keude.
"Sebagian besar aktivitas masyarakat lumpuh akibat banjir kali ini. Namun kita akan terus memantau perkembangan di sejumlah titik dan melaporkannya ke BPBA," kata Ashadi.
Banjir 1,5 Meter
Sementara itu, ketinggian banjir di Kabupaten Aceh Utara bahkan disebutkan mencapai 1,5 meter. Jadi, merendam rumah dan lahan pertanian warga dari beberapa kecamatan di daerah tersebut. Banjir di Aceh Utara terjadi akibat hujan deras sejak dua hari terakhir.
"Di dalam rumah warga di desa kami, ketinggian airnya ada yang mencapai 1,5 meter, lahan pertanian juga ikut terendam," kata mantan Keuchik (Kepala desa) Lubok Pusaka Kecamatan Langkahan Jaharuddin, di Aceh Utara, Sabtu (12/5), sebagaimana dilansir sumber yang sama.
Jaharuddin mengatakan, banjir di desanya mulai memasuki pemukiman penduduk sejak Jumat (4/12) sore. Sementara puncaknya terjadi sekitar pukul 23.00 WIB.
Bahkan, kata Jaharuddin, sejumlah warga mulai mengungsi ke tempat lebih aman. Sebagian memilih berlindung ke balai desa, atau ke rumah kerabat dan tetangga masing-masing.
"Ada juga warga yang bertahan di rumahnya karena tinggi, lahan pertanian juga ikut terendam, tanaman jagung kami hanya tampak pucuknya saja," ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), banjir akibat hujan deras itu sejauh ini sudah merendam enam kecamatan di Aceh Utara.
Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi menyebutkan, wilayah yang terendam banjir di Aceh Utara, yakni beberapa desa di Kecamatan Tanah Jambo Aye, Matangkuli, Pirak Timu, Langkahan, Bandar Baro dan Baktiya.
"Untuk jumlah desa dan warga yang terdampak dari beberapa kecamatan tersebut masih kami lakukan pendataan," kata Sunawardi.
Sunawardi menjelaskan, banjir yang melanda sejumlah kawasan di Aceh Utara itu akibat hujan deras sehingga meluapnya air sungai Jambo Aye, Arakundo dan Pirak sekitar pukul 03.00 pagi tadi.
"Kondisi terakhir debit air Sungai Jambo Aye, Keureuto dan Pirak penuh dan meningkat, besar kemungkinan kecamatan lain akan terjadi luapan ke perkarangan penduduk," ujar Sunawardi.
Kemudian, lanjut Sunawardi, untuk dampak material baik rumah maupun lahan warga, korban jiwa serta masyarakat yang mengungsi belum diketahui karena masih dilakukan pendataan lapangan. (Nofanolo Zagoto)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN