• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Nasional

HIndari Bencana Dengan Kearifan Lokal

Pemerintah sebagai pemangku kebijakan perlu menggunakan pengalaman empirik yang digunakan masyarakat lokal berabad-abad lamanya
27 Januari 2021 , 20:44
Warga menerobos banjir di Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Senin (18/1/2021). ANTARAFOTO/Fajrin/Jojon
Warga menerobos banjir di Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Senin (18/1/2021). ANTARAFOTO/Fajrin/Jojon

JAKARTA – Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim, Sarwono Kusumaatmadja, menekankan pentingnya mengelola kearifan lokal untuk menghindari bencana alam yang makin lama kian meningkat, terutama di lingkungan urban.

Sarwono mengungkapkan, masyarakat yang hidup dengan kearifan lokal lebih mudah beradaptasi terhadap kondisi lingkungan dan tahan terhadap bencana dibandingkan penduduk perkotaan yang lebih modern.

Untuk itu, perlu ada pendalaman terhadap kearifan lokal yang sumbernya berasal dari pengetahuan leluhur yang berumur ratusan hingga ribuan tahun.

"Dalam hal ini kearifan lokal adalah sesuatu yang harus kita gali. Karena kita juga tahu, masyarakat yang hidup dengan kearifan lokal itu lebih resilient dibandingkan dengan kita-kita yang hidup di kota," kata Sarwono dalam diskusi Pojok Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) secara virtual, Rabu (27/1).

Sarwono berkisah tentang pengalamannya dalam membangun infrastruktur saat menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Sipil di Insitut Teknologi Bandung sekitar tahun 1960-an. Saat itu, pengetahuan tentang pentingnya terumbu karang bagi ekosistem laut masih sangat minim.

"Kami yang saat itu menjadi murid, belajar bahwa untuk membangun bangunan di pinggir pantai, bahan yang paling mudah didapat dan paling murah adalah terumbu karang," ungkapnya.

Beberapa infrastruktur yang dibangun di pinggir pantai menggunakan terumbu karang adalah hal yang lazim. Seperti Bandara Soekarno Hatta pondasinya digali dari terumbu karang di sekitar Teluk Banten dan Teluk Jakarta. Begitu pula pembangunan Jalan Trans Sulawesi yang pondasinya digali dari Selat Makassar.

"Kami para engineer tidak tahu, kami sedang merusak. Kami baru mengerti belakangan. Kemudian Kementerian Pekerjaan Umum baru melarang penggunaan terumbu karang untuk bahan bangunan tahun 1994," kata dia.

Sarwono tidak dapat membayangkan kerugian yang telah dialami akibat ketidaktahuan dalam memahami aspek ekologi dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Sebaliknya, masyarakat tradisional yang hidup di pesisir justru sudah lama mengelola terumbu karang secara berkelanjutan.

Belajar dari hal ini, Sarwono ingin agar pemerintah sebagai pemangku kebijakan menggunakan pengalaman empirik yang digunakan masyarakat lokal berabad-abad lamanya.

"Jadi ini adalah suatu pembelajaran dan kami harapkan sebaiknya ini masuk ke ranah kebijakan publik sehingga keanekaragaman kita ini dapat menjelma menjadi sumber dari energi positif bagi kita," ujarnya. (Seruni Rara Jingga)

  • Share:

Baca Juga

Nasional

Tito Ingatkan Damkar Sigap Tangani Kebakaran

  • 01 Maret 2021 , 19:17
Ekonomi

Indodax Dukung Bank Indonesia Terbitkan Mata Uang Digital

  • 27 Februari 2021 , 17:15
Ekonomi

KKP Libatkan INFHEM Dalam Pengelolaan Kesehatan Ikan

  • 26 Februari 2021 , 09:00

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Si Kelinci Percobaan Vaksin


  • Terbaru

Kementan Sambut Positif Proyeksi Produksi Padi Januari-April 2021
02 Maret 2021 , 14:25

BPS memproyeksi, potensi produksi beras selama Januari–April 2021 bakal mencapai 14,54 juta ton beras

Jokowi Cabut Lampiran Perpres Investasi Miras
02 Maret 2021 , 14:22

Setelah dengarkan masukan ulama. Serta pemda yang larang peredaran miras

Orang Tua Kini Bisa Batasi Tontonan Remaja di YouTube
02 Maret 2021 , 14:11

YouTube Kids tak lagi bisa menjawab kebutuhan anak jelang usia remaja

Cerita Vaksinasi Lansia
01 Maret 2021 , 21:00

Banyak lansia yang tidak memahami cara pendaftaran vaksinasi covid-19 secara daring

Abai Terbuai Euforia Vaksin
27 Februari 2021 , 18:00

Vaksin bukanlah ramuan kebal yang paripurna memproteksi tubuh dari paparan virus corona. Protokol kesehatan tetap harus diterapkan meski sudah divaksin

Moncer Akibat Tren ‘Gandrung’ Interior
26 Februari 2021 , 21:00

Dari tumpukan limbah furnitur, Woodsluck memulai geliat usaha

Mendamba Panggung Di Depan Mata
25 Februari 2021 , 21:00

Memindahkan pertunjukan seni offline ke online tak mudah, Pelaku dan penonton merasa ada yang hilang

Bertaruh Tumbuh Pada Vaksin
23 Februari 2021 , 20:34

Tak meratanya ketersediaan vaksin bisa menjadi pengganjal pencapaian target pertumbuhan ekonomi

Jalan Sunyi Kusir Dokar
22 Februari 2021 , 21:00

Pembatasan membuat mereka terusir dari wilayah wisata dan pemukiman

Harap Tinggi Dari Subsidi Kian Mini
20 Februari 2021 , 18:00

Isu pendataan selalu menjadi penting dalam penyaluran bantuan

  • Fokus
  • Paradigma

Literasi, Jurus Ampuh Menangkal Hoaks
25 Februari 2021 , 11:24

Tingginya intensitas penggunaan internet tidak berjalan beriringan dengan tingginya indeks literasi digital

Perlunya Membangun Gerakan Moral Sadar Pandemi
24 Februari 2021 , 18:30

Manfaat yang diperoleh khalayak luas dari vaksinasi, harusnya menjadi pemikiran moral menepiskan ego menolak vaksin

Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksinasi Covid-19
18 Februari 2021 , 19:00

Persepsi masyarakat terhadap vaksinasi covid-19 penting guna menurunkan penyebaran penyakit

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.