• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Nasional

Alasan Komisi X Dukung Kebijakan Kembali ke Sekolah

Pihak sekolah harus menerapkan protokol kesehatan dan proses belajar yang disesuaikan dengan kondisi atau zona daerah
25 November 2020 , 08:20
Siswa mencuci tangan sebelum memasuki ruang kelas untuk mengikuti belajar tatap muka pertama di SDN-1 Lhokseumawe, Aceh, Senin (9/11/2020). ANTARAFOTO/Rahmad
Siswa mencuci tangan sebelum memasuki ruang kelas untuk mengikuti belajar tatap muka pertama di SDN-1 Lhokseumawe, Aceh, Senin (9/11/2020). ANTARAFOTO/Rahmad

MEDAN – Komisi X DPR RI mendukung rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk memulai kembali sekolah tatap muka di Januari 2020. Ada beberapa alasan Komisi X mendukung hal ini.

"Ada beberapa alasan yang membuat Komisi X menyetujui usulan Kemendikbud. Salah satunya, untuk mencegah banyaknya anak putus sekolah akibat tidak mampu mengikuti mata pelajaran karena sudah lama tidak sekolah," ujar anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan di Medan, Senin (25/11), seperti dilansir Antara.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, sebelumnya di Jakarta, menyebutkan akan mengizinkan sekolah untuk menggelar proses belajar tatap muka atau secara langsung, setelah sejak akhir Maret, aktivitas belajar dilakukan secara daring.

Sofyan Tan menegaskan jika ancaman putus sekolah dibiarkan, Indonesia akan kehilangan satu generasi. Hal itu tentu mengganggu proses pembangunan.

Selain itu, ujar politisi PDIP tersebut, aktivitas tatap muka juga diharapkan bisa menekan tingkat stres anak murid dan orang tua karena pembelajaran dari rumah. "Guru memiliki keahlian untuk mendidik siswa belajar, beda dengan orang tua," katanya.

Sofyan Tan menegaskan, dalam kebijakan itu, pihak sekolah harus tetap mendapatkan izin dari orang tua siswa dan menjamin penerapan protokol kesehatan. "Jika orang tua siswa tidak mengizinkan, siswa tetap dibolehkan ikut belajar secara daring,” ujar Sofyan Tan.

Pihak sekolah juga harus menerapkan protokol kesehatan dan proses belajar yang disesuaikan dengan kondisi atau zona daerah. Dia mengingatkan, harus ada perbedaan penerapan belajar di daerah kategori zona merah, kuning dan hijau.

"Untuk daerah yang berada di zona merah dan oranye, maka proses tatap muka hanya boleh dilakukan maksimal tiga kali seminggu dengan durasi paling lama dua jam. Sementara zona hijau bisa beraktivitas seperti biasa," katanya.

Dalam menerapkan protokol kesehatan, ujar Sofyan Tan, ada persyaratan lain yang juga harus dipenuhi pihak sekolah. Guru dan anak didik yang belajar dengan tatap muka misalnya, tidak boleh memiliki penyakit yang serius, seperti asma, bronchitis atau pun diabetes yang rentan dengan serangan covid-19. (Nofanolo Zagoto)

  • Share:

Baca Juga

Ekonomi

Dolar AS Menguat, Emas Kembali Melemah

  • 26 Januari 2021 , 11:23
Nasional

Polisi Sita 15 Burung Kasturi Kepala Hitam Di Mempawah

  • 20 Januari 2021 , 10:59
Kultura

Alasan Merasa Sedih Pasca Berhubungan Seks

  • 19 Januari 2021 , 17:31

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Tak Kandas Berteman Kanvas


  • Terbaru

Milenial Diharap Mampu jadi Pionir Pariwisata Berkelanjutan
26 Januari 2021 , 15:18

Menparekraf berharap anak muda menjadi pihak terdepan untuk menjalankan gerakan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas

Apa Itu Skizofrenia, Sentilan Deddy Corbuzier ke Mbak You
26 Januari 2021 , 15:10

69% penderita skizofrenia tidak mendapat perawatan tepat

AN Diterapkan, Ubah Kurikulum Kemudian
26 Januari 2021 , 14:48

Proses perubahan tidak mudah. Lahirkan siswa kompeten

Menyiasati Kesempatan Kala Pembatasan
25 Januari 2021 , 21:00

Kursus daring kian diminati. Biaya dan penyajian jadi perhatian

Menjaga Asa Tanpa Laga
23 Januari 2021 , 18:00

Pandemi membuat suporter tidak lagi bisa memenuhi tribun stadion. Hanya kecintaan terhadap tim kesayanganlah yang membuat mereka tetap bertahan, meski tanpa kepastian

PELUANG USAHA

Modal Minim Bisnis Reparasi Kereta Angin
22 Januari 2021 , 20:22

Peluang laba dari pengelolaan bengkel sepeda masih terbuka lebar meski tren kemudian turun

Buah Senarai Samar Kompetisi
21 Januari 2021 , 21:00

Kelanjutan kompetisi masih tanda tanya. Beban klub tak tersolusikan

Kandas Laba Dari Olahraga
19 Januari 2021 , 21:00

Tak semua cabor bisa diadakan online. Faktor sponsor tetap menentukan

Bertabur Teman Baru Di Tengah Pandemi
18 Januari 2021 , 21:00

Pembatasan selama pandemi ini rentan memunculkan perasaan keterisolasian

Mencari Pengganti Kedelai
16 Januari 2021 , 18:00

Protein nabati pada kedelai paling lengkap. Rasanya membuat sulit tergantikan

  • Fokus
  • Paradigma

Ragam Petaka Dan Citra Aviasi Indonesia
26 Januari 2021 , 13:00

Di Indonesia, tercatat ada 104 kecelakaan pesawat sipil dengan lebih dari 2.000 korban jiwa sejak 1945 .

Gaya Hidup Sehat Dan Bisnis Apparel Yang Melesat
21 Januari 2021 , 18:38

Pada masa pandemi, tampilan kasual yang dipengaruhi gaya sporty, akan tetap penting bagi pelanggan, khususnya Gen Z.

Menelisik Tren Mobil Listrik
18 Januari 2021 , 13:00

Mobil listrik mulai dilirik. Namun baru sebagian kelompok yang mampu menjamahnya. Selain faktor harga, ketersediaan fasilitas pendukung teknologi ini juga jadi pertimbangan calon konsumennya.

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.