• Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Kultura
  • Indeks
  • Kultura

Ada Batu Rusia di Natuna

Batu itu dimaknai sebagai hubungan Indonesia dan Rusia kala itu
16 Januari 2021 , 18:00
Batu Rusia yang terletak di Natuna, Riau. sumber foto: googlemaps/dok
Batu Rusia yang terletak di Natuna, Riau. sumber foto: googlemaps/dok

JAKARTA - Tak banyak yang menjejakkan kaki di Natuna. Wajar saja, gugusan kepulauan yang masuk ke dalam administratif Provinsi Kepulauan Riau itu berada di wilayah terluar Indonesia. Meski jauh, Natuna ternyata menyimpan daya tertarik tersendiri lho, apalagi kalau kamu penyuka segala hal tentang Rusia.

Cerita bermula dari tragedi yang terjadi pada 81 tahun silam pada 1941. Sebuah kapal milik Rusia yang berlayar dari Filipina melewati Laut China Selatan pecah dan tenggelam di Natuna. Sebanyak 40 penumpang kocar-kacir di atas ombak. Menggunakan tenaga sisa-sisa, mereka berusaha berenang ke daratan terdekat, Pantai di Pulau Senoa, Desa Sepempang.

Setelah sempat terombang-ambing, para penumpang itu selamat. Mereka mendarat dengan kuyup di Desa Sepempeng. Para penumpang kapal itu kemudian berduyun-duyun menuju Kota Ranai, sebuah kota di Kecamatan Banguran Timur, Natuna. Tujuannya hanya satu, meminta bantuan tokoh masyarakat.

Dikutip dari laman resmi Kabupaten Natuna, kala itu wilayah Natuna tengah berada di musim panen padi. Sawah-sawah milik seorang tokoh di Natuna waktu itu Tok Kaya A Rasid juga sedang panen. Beruntunglah orang-orang Rusia itu, sebab Tok Kaya A Rasid mau menampung dan memberikan mereka makanan.

Para penumpang kapal dan anak buah kapal  berbaur selama beberapa tahun di Natuna. Sebelum kembali ke Rusia, mereka mengukir beberapa kata di sebuah batu besar, beberapa di antaranya berbahasa Indonesia.

Mereka membuat kata-kata seperti 'Selamat Tinggal', dan beberapa kata berbahasa Rusia lainnya. Namun, yang membuat batu itu identik dengan Rusia adalah  ukiran lambang jangkar dan kata USSR akronim dari Union of Soviet Socialist Republics yang cukup besar. Bukan Rusia karena kala itu Rusia masih menjadi bagian dari USSR.

Menurut Nenggih Susilowati dalam Mozaik Arkeologi di Ujung Negeri, Potensi dan Prospek, meski sepintas ukiran itu hanya berupa keisengan para awak kapal. Namun, ada makna di dalamnya.

"Keberadaannya dapat dikaitkan dengan sejarah hubungan antara Rusia - Indonesia berkenaan dengan terjadinya perang dingin antara Rusia dengan Amerika," ujar Nenggih.

Hingga kini, ukiran USSR di batu Rusia masih terlihat jelas, meskipun ukiran-ukiran lain sudah terkikis zaman. Dari segi bentuk, batu Rusia mirip buritan kapal tanker yang membelakangi pantai. Saat ini batu itu menjadi alternatif destinasi wisata di Natuna.

Batu Rusia dikelilingi pagar besi bulat terbuat dari stainless anti karat. Keberadaanya diapit batu-batu besar lain yang juga berbentuk unik.

Bagi kamu yang tertarik melihat langsung Batu Rusia itu, kamu bisa datang ke Desa Sepempeng, kurang lebih tiga kilometer dari Kota Ranai. Membutuhkan waktu 15 menit jika ditempuh menggunakan sepeda motor atau mobil. Batu granit itu berada di Dusun Beringin Jaya, Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur. (Muhammad Fadli Rizal)

  • Share:

Baca Juga

Nasional

Penerima Bantuan Kuota di 2020 Otomatis Dapat Lagi

  • 01 Maret 2021 , 20:09
Ekonomi

Luas Panen Padi Naik Tahun Ini

  • 01 Maret 2021 , 17:52
Kultura

Unik, Musala Serba Batu di Kampus Unand

  • 26 Februari 2021 , 12:35

Tulis Komentar

Lupa Password?

ATAU

MASUK DENGAN

Facebook
Google+
Belum memiliki Akun? Daftar Sekarang

Belum ada komentar.

Vista

Si Kelinci Percobaan Vaksin


  • Terbaru

Bebas PPnBM, Harga Mobil Baru Dikorting Puluhan Juta
02 Maret 2021 , 15:15

Toyota Vios didiskon cukup tinggi, Rp59,5 juta hingga Rp62,2 juta, karena insentif saat ini memangkas biaya PPnBM sedan yang sebelumnya dipatok hingga 30%

Pemerintah Mesti Transparan Terkait Vaksin Mandiri
02 Maret 2021 , 15:13

Terkait sasaran penerima vaksin. Data dari pengusaha belum ada

Kementan Sambut Positif Proyeksi Produksi Padi Januari-April 2021
02 Maret 2021 , 14:25

BPS memproyeksi, potensi produksi beras selama Januari–April 2021 bakal mencapai 14,54 juta ton beras

Cerita Vaksinasi Lansia
01 Maret 2021 , 21:00

Banyak lansia yang tidak memahami cara pendaftaran vaksinasi covid-19 secara daring

Abai Terbuai Euforia Vaksin
27 Februari 2021 , 18:00

Vaksin bukanlah ramuan kebal yang paripurna memproteksi tubuh dari paparan virus corona. Protokol kesehatan tetap harus diterapkan meski sudah divaksin

Moncer Akibat Tren ‘Gandrung’ Interior
26 Februari 2021 , 21:00

Dari tumpukan limbah furnitur, Woodsluck memulai geliat usaha

Mendamba Panggung Di Depan Mata
25 Februari 2021 , 21:00

Memindahkan pertunjukan seni offline ke online tak mudah, Pelaku dan penonton merasa ada yang hilang

Bertaruh Tumbuh Pada Vaksin
23 Februari 2021 , 20:34

Tak meratanya ketersediaan vaksin bisa menjadi pengganjal pencapaian target pertumbuhan ekonomi

Jalan Sunyi Kusir Dokar
22 Februari 2021 , 21:00

Pembatasan membuat mereka terusir dari wilayah wisata dan pemukiman

Harap Tinggi Dari Subsidi Kian Mini
20 Februari 2021 , 18:00

Isu pendataan selalu menjadi penting dalam penyaluran bantuan

  • Fokus
  • Paradigma

Literasi, Jurus Ampuh Menangkal Hoaks
25 Februari 2021 , 11:24

Tingginya intensitas penggunaan internet tidak berjalan beriringan dengan tingginya indeks literasi digital

Perlunya Membangun Gerakan Moral Sadar Pandemi
24 Februari 2021 , 18:30

Manfaat yang diperoleh khalayak luas dari vaksinasi, harusnya menjadi pemikiran moral menepiskan ego menolak vaksin

Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksinasi Covid-19
18 Februari 2021 , 19:00

Persepsi masyarakat terhadap vaksinasi covid-19 penting guna menurunkan penyebaran penyakit

PSBB Total, MRT Lakukan Penyesuaian Operasional
14 September 2020 , 10:47

Ada pembatasan jumlah penumpang menjadi 62 -67 orang dalam satu kereta

BERSAMA BIJAK TANGGAPI BENCANA

Urgensi Ketegasan Dalam Penanganan Covid-19 di Indonesia
27 Maret 2020 , 20:00

Ada indikasi bahwa pemerintah seolah gamang, dalam mengambil tindakan tegas untuk penanganan Covid-19

MENYESAP BAHAGIA DENGAN BERDERMA

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati
03 Februari 2020 , 18:19

Tren Filantropi dan Potensi Kebaikan Hati

 
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer & Privacy Policy
  • Kontak
© Copyright validnews.co. All rights reserved.