- Nasional
64% Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau
20 Juli 2020 , 13:51

JAKARTA – Dari 342 daerah Zona Musim (ZOM) di Indonesia, 64% di antaranya telah memasuki musim kemarau. Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau akan berlangsung hingga Oktober 2020.
"Hal ini seiring dominannya sirkulasi angin Monsun Australia yang bersifat kering dan bertiup dari arah Timur-Tenggara," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal, Senin (20/7).
Sebagai informasi, Zona Musim adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas, antara musim kemarau dengan musim hujan. Wilayah ZOM sendiri tidak selalu sama dengan luas daerah administrasi pemerintahan.
Adapun daerah yang telah memasuk musim kemarau antara lain, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Timur, sebagian besar Jawa Tengah dan Jawa Barat, DKI Jakarta bagian barat dan timur, Pesisir utara Banten, Pesisir timur Jambi, Riau dan Aceh, Sumatra Utara bagian tengah, utara dan timur, Kalimantan Selatan bagian barat, Kalimantan Tengah bagian timur, Sulawesi Barat bagian selatan, Pesisir barat Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, Maluku bagian barat, Papua Barat bagian timur, serta Papua bagian tengah, selatan dan utara.
Kemudian, dari wilayah-wilayah yang telah memasuki musim kemarau tersebut, 30% ZOM telah mengalami kondisi kering berdasarkan indikator Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) atau deret hari kering bervariasi antara 21 sampai 30 hari, 31 sampai 60 hari, dan di atas 61 hari.
"HTH terpanjang terjadi di Oepoi, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur selama 70 hari," terangnya.
Meski demikian, daerah yang tidak atau belum mengalami kemarau diimbau waspada terhadap adanya potensi curah hujan dengan kriteria tinggi hingga sangat tinggi, dalam empat bulan ke depan.
Daerah tersebut meliputi sebagian Aceh, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggaran, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara. Papua Barat dan sebagian Papua (Juli 2020).
Kemudian Agustus 2020, sebagian Aceh, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat dan sebagian Papua. Lalu, September 2020 meliputi Aceh, sebagian Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kalimantan Barat dan utara, Sulawesi Barat, Papua Barat dan sebagian Papua.
Oktober 2020, meliputi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Papua Barat dan sebagian besar Papua.
Potensi itu, kata dia, didasarkan pada kondisi suhu muka air laut perairan Indonesia yang masih cukup hangat, sehingga menyuplai cukup uap air ke atmosfer akibat proses penguapan.
"Sementara itu, aktivitas gelombang ekuator tropis (Gelombang Kelvin dan Rossby) serta aliran massa udara Samudera Pasifik yang masuk ke Indonesia, berpotensi menimbulkan peningkatan aktivitas pembentukan awan konvektif di Indonesia sebelah utara ekuator, terutama di Indonesia bagian timur dan tengah," ujar dia. (Maidian Reviani)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN