- Nasional
16 Alat Penyebarluasan Informasi Gempa Terpasang di Jateng
15 Juli 2020 , 10:50

BANJARBARU – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa 16 alat penyebarluasan informasi gempa dan peringatan dini tsunami telah terpasang dan berfungsi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah.
"Pada hari ini 16 alat penyebarluasan informasi tersebut telah difungsikan," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Jawa Tengah, seperti dilansir Antara, Rabu (15/7).
Dia menjelaskan sebelumnya BMKG berencana memasang 14 alat, namun dalam perkembangannya ditambah menjadi 16 alat.
Pemasangan alat tersebut dilakukan di Kantor Stageof Banjarnegara, TVRI Semarang, RRI Purwokerto, BPBD Blora, BPBD Grobogan, BPBD Boyolali, BPBD Wonogiri, BPBD Klaten.
Selain itu, BPBD Pekalongan, BPBD Pemalang, BPBD Batang, BPBD Tegal, BPBD Banyumas, BPBD Cilacap, BPBD Provinsi Jateng dan Kantor Bupati Kebumen.
Dia menjelaskan alat penyebarluasan informasi gempa dan peringatan dini tsunami tersebut memiliki nama Warning Receiver System (WRS) NewGen yang merupakan teknologi terobosan baru.
"Alat ini memberikan informasi gempa secara lebih cepat karena bersifat aktual secara otomatis dari BMKG," katanya.
Percepatan penyebarluasan informasi gempa dan peringatan dini tsunami ini dapat membantu para pemangku kebijakan untuk mengambil langkah penting secara cepat dalam penanganan bencana. Dengan demikian, ada manfaat nyata dalam menyelamatkan masyarakat dari bencana.
"WRS NewGen dapat menyajikan informasi dalam waktu kurang dari tiga menit bahkan bisa dalam waktu dua menit setelah terjadi gempa, meskipun parameternya bersifat sementara," katanya.
Dia menambahkan dengan terpasangnya alat tersebut diharapkan meningkatkan performa penyebarluasan informasi gempa dan peringatan dini tsunami dari BMKG Pusat Jakarta ke kantor unit pelaksana teknis BMKG, pemerintah daerah, kementerian lembaga, media dan lembaga lain yang terkait penanganan bencana, khususnya di Provinsi Jawa Tengah.
"Harapan kami dengan adanya alat ini, maka akan dapat mempercepat respons dalam penanganan bencana, sehingga dapat memberikan manfaat nyata dalam menyelamatkan masyarakat Indonesia dari bencana," katanya.
Gempa Flores
Gempa tektonik berkekuatan magnitudo (M) 5,5 mengguncang wilayah Laut Flores, Nusa Tenggara Timur, pagi ini Rabu (15/7) pukul 06.33 WIB.
Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo 5,8.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, episenter gempa terletak pada koordinat 7,29 lintang selatan (LS) dan 120,43 bujur timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 130 kilometer arah Selatan Kota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan pada kedalaman 599 kilometer.
Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan turun atau normal fault.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas subduksi," kata Rahmat lewat keterangan tertulis, Rabu (15/7).
Lebih lanjut, Rahmat juga mengungkapkan bahwa gempa ini dirasakan hingga Denpasar II. Dimana beberapa warga merasakan getaran dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar dia.
Selain itu, terkait gempa bumi susulan, hasil monitoring BMKG hingga Rabu (15/7) pukul 07.00 WIB belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan atau aftershock.
Kendati demikian, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenerannya.
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda," tuturnya. (Nofanolo Zagoto, Maidian Reviani)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN