- Ekonomi
Pemerintah Resmikan Operasional Jembatan TBB
04 Januari 2021 , 09:10

JAKARTA – Pemerintah telah meresmikan operasional Jembatan Terusan Bojonegoro–Blora yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah setelah melalui masa pembangunan selama enam bulan sejak Juni 2020.
Peresmian tersebut dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Minggu (3/1).
Melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengapresiasi pembangunan jembatan yang digagas oleh kedua kabupaten, yakni Bojonegoro dan Blora dengan nilai kontrak Rp92 miliar.
"Saya kira inisiatif seperti ini merupakan hal yang seharusnya kami dukung," kata Basuki, Minggu (3/1).
Menteri PUPR berharap kehadiran Jembatan Terusan Bojonegoro–Blora yang menghubungkan Desa Luwihaji, Bojonegoro dengan Desa Medalem, Blora akan meningkatkan kegiatan perekonomian di daerah sekitar untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat.
Pasalnya, menurut Basuki, pengembangan sebuah wilayah tidak akan terjadi tanpa adanya konektivitas antarkawasan. Meningkatnya konektivitas juga akan membuat sebuah kawasan keluar dari status terisolir.
"Kami percaya kawasan ini bisa menjadi kawasan yang tidak terisolir, dan bisa maju dengan sendirinya, terlebih dengan adanya kepala daerah yang aktif," ujar dia.
Sementara itu, Mensesneg Pratikno menyebut bahwa pembangunan Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora menjadi bukti pentingnya pelayanan antarlintas wilayah, khususnya Jatim dan Jateng.
Jembatan yang juga melintasi Sungai Bengawan Solo tersebut juga menjadi sebuah infrastruktur yang ditunggu dan direspons positif oleh masyarakat, baik dari Provinsi Jawa Timur maupun Jawa Tengah.
"Tentu karena akan mempermudah pergerakan masyarakat dari bagian barat Kabupaten Bojonegoro menuju bagian timur Kabupaten Blora atau sebaliknya sehingga masyarakat setempat sangat menyambut positif jembatan ini," sebut Pratikno.
Jembatan TBB sendiri memiliki bentang utama sepanjang 220 meter dan lebar lajur 7 meter dengan masing-masing sisi dilengkapi trotoar selebar 1 meter.
Selain itu, jembatan tersebut terdiri dari 5 bentang yang menggunakan rangka baja tipe A. Dari sisi produksi, keseluruhan proses menggunakan produk dalam negeri, mulai dari tenaga kerja hingga struktur baja.
"Kami akan uji loading dan tes sesuai prosedur karena sebelumnya pemda telah melakukan uji beban statik dan dinamik," tandas Basuki. (Yoseph Krishna)
Tulis Komentar
ATAU
MASUK DENGAN